Di suatu hari, jam 10.30 pagi.
"Saatnya istirahat kedua!" Kata semuanya.
"Ah, aku bosan." Kata Ahmad.
"Aku juga." Kata Tara.
"Kita semua juga bosan." Kata Gilang dan Anto.
"Hei, lemas sekali. Bagaimana kalau aku belikan minuman?" Kata Farhan.
"Boleh! Belikan kopi botol!" Kata mereka.
"Ok, segera datang!" Kata Farhan.
Kemudian Farhan pergi ke kantin.
"Farhan baik sekali, ya? Dia selalu traktir kita makan, dan sekarang dia membelikan kita minuman dengan uang nya." Kata Ahmad.
"Ya, dia baik sekali." Kata Gilang.
"Tunggu, Farhan siapa?" Kata Anto.
"Aduh, ini anak!" Kata mereka.
Sementara itu, di kantin.
"Terima kasih, ibu kantin." Kata Farhan.
"Sama-sama, nak Farhan." Kata ibu kantin.
Saat melewati lorong sekolah, tiba-tiba Farhan merasa tidak enak, dan berhenti berjalan.
"Eh? Rasanya seperti ada yang mengikuti ku, dan dia ada di belakang sana." Kata Farhan.
Saat Farhan menoleh ke belakang, dia tidak melihat siapa-siapa.
"Halo!!! Apa ada orang di sana??? Jangan melakukan hal yang mencurigakan, aku tidak suka itu!!!" Teriak Farhan.
Namun tetap saja, tidak ada siapa-siapa di sana.
"Hmmm... Mungkin hanya perasaan ku saja." Kata Farhan.
Farhan pun lanjut berjalan ke kelas. Tanpa disadari, ada yang mengintip dari belakang.
"Kak Farhan..." Kata orang itu.
Di kelas.
"Terima kasih, Penjilat." Kata mereka.
"Dih, kalian ini! Mau aku jilati satu-persatu?" Kata Farhan.
"Hei!!!" Teriak mereka dengan jijik.
"Hahahaha, aku hanya bercanda, teman-teman. Ya sudah, ayo kita mabuk kopi!" Kata Farhan.
"Mabuk kopi!" Kata mereka.
Dari luar kelas, seseorang mengintip mereka yang sedang minum kopi.
"Kak Farhan... Kak Farhan..." Kata orang itu.
"Hei, ada kepala dibalik pintu kelas!" Kata Ahmad.
"Benarkah?" Kata mereka.
Lalu orang itu menghilang dengan cepat.
"Eh, sudah hilang? Cepat sekali." Kata Tara.
"Kau melihat nya, kan?" Kata Ahmad.
"Ya, aku melihat kepala berambut panjang itu. Jangan-jangan, itu adalah..." Kata Tara.
"Hantu!!!" Teriak mereka sambil berlari meninggalkan Ahmad.
"Woy, tunggu aku!!!" Teriak Ahmad.
Saat jam pulang.
"Sampai jumpa." Kata mereka.
"Sampai jumpa." Kata Farhan.
Lalu Farhan kembali ke kontrakan nya. Ditengah perjalanan, Farhan merasa tidak enak lagi.
"Sepertinya, ada yang mengikuti ku lagi. Halo! Siapapun itu, tunjukkan saja dirimu! Aku tidak keberatan dengan fisik, mental, ekonomi, nilai ujian, atau apapun yang kau punya! Aku bersumpah akan berlaku baik pada mu, jika kau mau menunjukkan dirimu!" Kata Farhan.
Dan benar saja, seseorang dengan membawa pisau keluar dari semak-semak, dan dia adalah Rara.
"Kak Farhan!!!" Teriak Rara sambil tersenyum, dan mengejar Farhan.
"Sial, aku akan dibunuh!" Kata Farhan.
Dengan cepat, Farhan berlari ke kontrakan nya. Lalu dia mengunci pintu.
"Kak Farhan, buka pintunya!!!" Teriak Rara dari luar kontrakan.
"Aduh, mana kontrakan sepi pula!" Kata Farhan.
Tiba-tiba Rara membuka jendela kontrakan, dan masuk ke dalam.
"Aduh, dia masuk!" Kata Farhan sambil ketakutan.
"Kak Farhan, kenapa kakak menjauh dari ku? Kak Farhan sudah berjanji untuk berlaku baik pada ku, jika aku mau menunjukkan diriku! Tapi kenyataannya..." Kata Rara.
"Maafkan aku, aku hanya takut dengan pisau! Dan tadi aku terkejut, karena kau tiba-tiba mengejar ku! Maafkan aku!" Kata Farhan sambil berlutut.
Rara pun menjatuhkan pisau nya.
"Eh?" Kata Farhan.
"Kak Farhan tidak perlu takut, aku tidak berniat untuk membunuh kakak. Pisau itu baru aku beli dari toko peralatan dapur, karena disuruh oleh kepsek." Kata Rara.
"Eh, apa? Jadi kau tidak akan membunuh ku?" Kata Farhan.
"Untuk apa aku membunuh orang yang aku cintai? Ahh, kak Farhan." Kata Rara sambil memeluk Farhan.
"Hei, jangan terlalu erat! Hei, lepaskan aku!" Kata Farhan.
"Tidak mau, karena aku tidak sanggup melepaskan kak Farhan." Kata Rara sambil mempererat pelukan nya.
"Aduh, pipi ku!" Kata Farhan.
"Oh iya, kak Farhan sudah makan?" Kata Rara.
"T... Tadi aku sudah... makan dengan teman-teman, sebelum... pulang sekolah..." Kata Farhan yang sudah sesak napas karena dipeluk oleh Rara.
"Oh, syukurlah. Baiklah, aku ke sekolah dulu ya, kakak sayang. Sampai jumpa besok, i love you so much." Kata Rara sambil melepaskan pelukan nya.
"Sampai... jumpa..." Kata Farhan.
Rara pun mengambil pisau nya, dan kembali ke sekolah.
"Ah, untung sudah berakhir." Kata Farhan.
"Farhan, bayar kontrakan!!!" Teriak pemilik kontrakan dari luar.
"Ah, sial! Lagi-lagi ketenangan ku rusak!" Kata Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Banteng & Friends
General FictionKisah keseharian dari seorang murid SMA bernama Ahmad alias Si Banteng, dan teman-teman nya yang juga punya julukan masing-masing. Seperti Gilang Si Kambing karena mandi seminggu sekali, Anto Si Ikan karena mudah lupa, dan lain-lain. Tak lupa juga...