Di suatu hari, jam 09.00 pagi.
"Asyik, jam istirahat pertama!" Kata semuanya.
"Hei, Banteng. Ayo kita ke kantin, Farhan mau traktir kita makan bakso." Kata Gilang.
"Eh, benarkah? Gas lah kalau begitu!" Kata Ahmad.
Setelah itu, mereka berdua pergi ke kantin. Sesampainya di kantin, mereka melihat Tara, Anto, dan Farhan yang sedang duduk sambil menunggu mereka.
"Hei, semuanya!" Kata Gilang.
"Hei, Kambing!" Kata mereka.
"Ayo duduk sini, kita makan bakso bareng-bareng!" Kata Farhan.
"Wih, banyak duit kau." Kata Ahmad.
"Hah, biasalah. Bisnis pizza memang selalu menghasilkan uang." Kata Farhan.
"Yang namanya bisnis, pasti menghasilkan uang. Bagaimana kau ini?" Kata Tara.
Mereka pun tertawa.
Tiba-tiba Aurel datang sambil marah-marah.
"Heh, kalian! Bisa diam gak, sih!? Berisik mulu dari tadi, dasar murid-murid sampah! Beban sekolah!" Kata Aurel.
"Apaan sih? Ketua OSIS kok belagu? Itu ketua OSIS atau bangunan tingkat tinggi? Belagunya tinggi sekali." Kata Anto.
Mereka pun menertawakan Aurel, membuat nya menjadi kesal.
"Oh, jadi kalian berani melawan ketua OSIS, ya!? Kalau begitu, aku tantang kalian untuk bertarung dengan ku di tengah lapangan sekolah! Yang kalah harus berlutut dihadapan yang menang!" Kata Aurel.
"Ok, kami terima tantangan mu, anak belagu! Ibu kantin, baksonya nanti dulu, ya! Kami mau pergi sebentar!" Kata Farhan.
"Ya, nak Farhan." Kata ibu kantin.
Lalu mereka pergi ke lapangan sekolah, dan para OSIS melihat mereka dari kantor guru.
"Kamu, maju ke depan!" Kata Aurel sambil menunjuk Farhan.
"Aku? Ok, boleh juga!" Kata Farhan.
"Ingat, ya! Kalau kau kalah, kau dan teman-teman bodoh mu harus berlutut dihadapan ku!" Kata Aurel sambil meregangkan otot tangan nya.
"Ya, banyak bacot kau, bocah! Cepatlah, kami mau makan bakso!" Kata Farhan.
Kemudian mereka berdua bertarung, dan para OSIS berusaha melerai mereka.
"Jangan dilerai! Aurel yang meminta teman kami untuk bertarung!" Kata Ahmad.
"Hah? Benarkah?" Kata para OSIS.
"Rasakan ini! Mati kau, setan! Musnah saja kau, babi! Beban sekolah!" Kata Aurel sambil menyerang Farhan.
"Ketua OSIS belagu, harus diberi pelajaran!" Kata Farhan sambil menahan serangan Aurel.
"Tapi, bagaimana jika teman kalian terluka?" Kata salah satu anggota OSIS.
"UKS masih buka, tenang saja." Kata Tara.
Beberapa saat kemudian, akhirnya mereka berdua kalah.
"Cewek itu kuat juga, ya?" Kata Farhan.
"Padahal dia cuma murid biasa, tapi kekuatan nya boleh juga!" Kata Aurel.
"Nah, jadi kalian berdua sama-sama kalah, itu artinya seri! Maka dari itu, kita adakan babak penentuan dengan melakukan suit!" Kata Ahmad.
"Setuju!" Kata Farhan dan Aurel.
"Baiklah, bersiap!" Kata Ahmad.
"Aku akan mengalahkan mu, murid biasa beban sekolah!" Kata Aurel.
"Bacot, bocah baru lahir kemarin!" Kata Farhan.
"1, 2, 3, suit!" Kata Ahmad.
Aurel pun mengeluarkan batu, sedangkan Farhan mengeluarkan kertas.
"Kertas melawan batu! Jadi pemenangnya adalah Farhan!" Kata Ahmad.
"Farhan menang??? Hore!!!" Teriak Tara, Gilang, dan Anto.
"Hei, curang! Mana bisa seperti itu!? Kalau kau melempar batu ke kertas itu, kertas nya akan robek, jadi aku yang menang! Makanya belajar tentang suit, jangan cuma merokok dan mabuk saja, dasar semua cowok sama saja!" Kata Aurel.
"Eh, anak kecil! Kalah ya kalah, kok gak terima?" Kata Farhan sambil mendorong kepala Aurel dengan telunjuk nya.
"Sialan!" Kata Aurel sambil memukul pipi Farhan.
"Farhan!!!" Teriak mereka.
"Hahahaha, cowok kok kalah sama pukulan? Mendingan pakai rok sana, kalau sama pukulan saja masih kesakitan!" Kata Aurel.
"Kau tidak apa-apa?" Kata Ahmad.
"Ah, rasanya mulut bagian dalam ku berdarah." Kata Farhan.
"Ketua, sebaiknya jangan diteruskan masalah ini. Ayo kita selesaikan secara baik-baik." Kata salah satu anggota OSIS.
"Sudah, tidak apa-apa. Anggap saja semuanya sudah selesai. Aduh, pipi ku." Kata Farhan.
"Beraninya ketua, memukul cowok kesayangan ku!!!" Teriak Rara dari lantai 2 sekolah.
"Oh tidak, itu si psikopat!" Kata anggota OSIS yang lain.
"Hah? Si psikopat?" Kata Gilang.
"Ya, dia bersumpah akan menyiksa siapapun yang menyakiti orang yang dia sayangi! Ketua, sepertinya kau salah target! Cowok ini pasti orang yang dia sayangi!" Kata anggota OSIS itu.
"Hah, benarkah? B... Bagaimana ini?" Kata Aurel sambil ketakutan.
"Ya, nggak tahu. Jangan tanya saya!" Kata Ahmad.
"Selamat menikmati penyiksaan mu, ya! Kami pergi dulu, bye bye!" Kata Tara, Gilang, dan Anto.
"Hei, jangan tinggalkan aku sendiri!" Kata Aurel.
Rara pun datang, dan langsung memegang pundak Aurel.
"Kenapa ketua menyakiti kak Farhan? Ketua ingin disiksa, kah? Kalau begitu, ikut aku ke gudang sekolah, yuk! Aku akan menghukum mu, dengan cubitan dan tamparan ku! Hahahaha!" Kata Rara.
"Siapapun, tolong aku!!!" Teriak Aurel.
Akhirnya Aurel pun disekap di gudang sekolah oleh Rara. Tenang saja, Aurel masih hidup dan sudah melalui masa penyiksaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Banteng & Friends
Ficción GeneralKisah keseharian dari seorang murid SMA bernama Ahmad alias Si Banteng, dan teman-teman nya yang juga punya julukan masing-masing. Seperti Gilang Si Kambing karena mandi seminggu sekali, Anto Si Ikan karena mudah lupa, dan lain-lain. Tak lupa juga...