8.

42 3 0
                                    

Yn bangun dengan kepala pening, dia tak tau sejak kapan tertidur. Lengannya pegal karena tengkurap lama, lampu taman telah menyala. Wanita itu berjalan menuju kamar mandi, tanpa dia ketahui bahwa SeokJin masih menatap tablet memperhatikannya dari dalam kantor di rumah itu.

Pria itu begitu merasa bersalah karena telah membuat wanitanya ragu. SeokJin berjalan menuju kamar Yn. Tangganya mengetuk namun dia tak mau menunggu jawaban. SeokJin masuk kamar Yn, duduk ditepi ranjang menghadap pintu kamar mandi menunggu wanitanya selesai mandi.

Berbalut bathrope, Yn keluar kamar mandi dan terkejut melihat pemilik mansion duduk menunggunya. Wanita itu melewati SeokJin acuh, menuju ruang wardrope. SeokJin tentu tau apa yang akan Yn lakukan di ruang baju itu. Dia sengaja melepaskan sabuk dan meninggalkan di atas ranjang. Yn membelakangi pintu wardrope masih berbalut bathrope.

Tangan SeokJin merengkuh pinggang Yn. Dia terkejut kemudian berputar sambil mendorong tubuh SeokJin hingga membentur etalase aksesoris. Matanya menatap nyalang pria itu, SeokJin juga melihat sayu kearah wanita yang dikejarnya. 

"Yn, aku mencintaimu." Bibir mungil itu mengucap kalimat sumbang ditelinga Yn.

"Cinta? Bukankah otak mu sedang merancang cara untuk memperkosaku lagi?" Yn waspada.

"Aku hanya ingin memelukmu. Aku ingin minta maaf telah membuat mu menangis. Aku minta maaf." SeokJin mendekati Yn.

"Tetap disana!" Yn berteriak dengan telunjuk kearah SeokJin.

Kedua tangan SeokJin terangkat meminta Yn tenang. Pria itu sengaja mundur keluar dari ruang wardrobe. Yn mencengkeram bathrope yang dipakainya. Nafasnya terengah-engah ketakutan. Tangannya gemetaran karena cemas dan gelisah.

"Yn-ah, aku tak bermaksud melakukan apapun padamu. Aku minta maaf telah membuatmu menangis, juga ketakutan. Maafkan aku sayang." Suara SeokJin bergetar karena cemas dan sesal dari luar ruang ganti.

Yn masih berdiri kaku, dia tak begerak. Air matanya mengalir tanpa suara, getir dihatinya karena mengingat kejadian yang lalu kembali menoreh luka ditempat yang sama. Wanita muda itu menyesali lagi kebodohannya.

Dirinya akhirnya tersadar, dengan cekatan Yn menyambar celana dan kaos yang terlihat. Yn secepat kilat memakainya, dia juga mengenakan sepatu kets. Yn berjalan cepat dan terhenyak melihat SeokJin duduk di ranjang.

Dengan sangat ketakutan Yn menghindari pria yang menatapnya bingung. Wajah pucat Yn, tubuhnya yang gemetaran, dan gerakannya yang terburu-buru keluar kamar tidur hanya bisa ditatap SeokJin.

Yn berlari sekuat tenaga menuju pintu utama. Pergi dari tempat itu adalah rencana Yn. Pergi sejauh yang bisa dia capai. Wanita itu merasa harus untuk lari dan pergi dari jangkauan SeokJin. Berbeda dengan SeokJin yang malah berdiri di balkon menikmati kegelisahan Yn yang berlari menjauh.

Pria itu tidak mengejarnya, SeokJin memperhatikan Yn makin menjauh keluar area rumahnya. Melewati hiruk pikuk jalan kompleks yang cukup ramai petang itu. Sekretarisnya yang muncul dibelakangnya penasaran dengan perhatian sang bos pada jalanan.

"Tuan, nyonya Yn kabur." Ucap sekretarisnya panik.

"Biarkan saja, kita akan lihat seberapa jauh dia bisa lari." Jawab SeokJin santai.

"Tapi tuan, bagaimana jika tuan Jeon menangkapnya?" Wajah khawatir sekretarisnya tak membuat SeokJin gentar.

Tangan pria itu menepuk bahu sekretarisnya dengan senyum tipis penuh arti. Sekretarisnya malah makin panik.

"Dia pasti akan kembali. Tenang saja." SeokJin menenangkan sekretarisnya.

"Nde." Jawab singkat si sekretaris sekalipun tak yakin.

The CEO, Mafia And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang