18.

18 2 2
                                    

"Apa kau tau jika aku juga sedang berusaha keras mengambil Yn lagi dari si brengsek itu!" teriak Jae Hyun melalui panggilan telpon.

Pria itu sedang marah. Wajahnya kesal dan umpatan tersisip dalam tiap kalimatnya.

"Bukan hanya kau hyung yang ingin Yn kembali, aku juga. Tapi apa kau tau sesuatu? Maksudku mengapa Yn tak mengenali ku?" Jae Hyun bertanya dengan nada melunak.

Entah apa yang dijawab oleh lawan bicaranya, kepala Jae Hyun mengangguk-angguk. Pria itu menutup panggilan. Matanya masih nampak kesal setelah menerima panggilan itu.

Telunjuknya memencet sebuah nomor ketika dia bicara. Jae Hyun memerintahkan untuk tetap mencari tahu dimana Yn berada saat ini. Punggungnya berangsur surut, menempel pada dinding kursi yang dia duduki.

Telunjuknya mengusap dagu dengan senyum smirk yang mengerikan. Tatap matanya licik seperti menemukan ide luar biasa yang telah lama dia inginkan.

Pria pemilik hotel esek-esek itu pergi bersama supirnya. Menuju ke suatu tempat yang entah kemana. Ternyata Ji Kyung melihat Jae Hyun menuju parkiran belakang. Wanita itu tau sesuatu akan terjadi.

"Tuan Kim, entah kemana perginya, tapi dia meninggalkan sarang sendirian." begitu Ji Kyung memberi informasi pada SeokJin.

Pria tampan yang sekarang sedang sibuk lagi di pasar raya setelah mengurusi In Soo. Hati dan pikirannya tak tenang. Otaknya tertuju pada Yn yang sendirian dirumah.

Dirumah, Yn baru saja selesai mandi dan berganti baju. Sekarang dia sedang sibuk memasan makan malam di dapur bersama maid. Pintu depan yang selalu tertutup membuat Yn tak tau jika saat ini diluar para bodyguard SeokJin berjaga dengan level siaga.

Wanita muda itu dengan riang bercerita segala hal pada para maid yang membantunya. Sesekali gelak tawa terdengar disela-sela acara masak memasak mereka.

Bibi Ma juga ada di sana, bersiaga menjaga Yn setelah mendengar arahan dari kepala keamanan mansion. Wanita paruh baya yang tak tau menahu itu hanya menjalankan perintah. Seandainya benar akan ada penculikan terhadap nyonya rumahnya, dia juga tak bisa berbuat banyak selain menyembunyikan sang nyonya.

Wajah bibi Ma tegang dalam senyum menyembunyikan takut. Dia tetap membantu Yn menyiapkan meja makan. Makanan demi makan telah tersaji diatas meja, tepat ketika SeokJin masuk kedalam area mansion.

Yn nampak bingung dengan jam kepulangan tuan rumah hari ini. Dahinya berkerut ketika melihat SeokJin berjalan cepat menuju kearahnya.

"Yn-aa berkemaslah, kita akan berlibur sebentar." Yn menatap SeokJin bingung.

"Berlibur? Dalam rangka apa?" Yn yang tangannya sedikit diseret oleh SeokJin menuju kamarnya bertanya heran.

"Aku hanya lelah bekerja, kau juga pasti bosan dirumah terus kan?" SeokJin membuka koper kecil yang dia ambil dari dalam ruang wardrobe.

"Bawa yang perlu, yang lainnya gampang."

SeokJin duduk dengan gusar melihat Yn yang kebingungan. Wanita muda itu bingung tentang barang yang perlu menurut SeokJin. Bagi dirinya semua barangnya perlu.

"Apa yang harus aku bawa?" Yn memutar tubuhnya kearah SeokJin sambil bertanya.

"Sudahlah, ayo! Kita bisa menyuruh orang membeli nanti." SeokJin terlihat tergesa-gesa.

"Oppa, apa yang terjadi?" Yn menahan tangan SeokJin.

Pria itu terkejut dengan keberanian wanita yang dia cintai itu.

"Tak ada yang spesial, aku hanya ingin anak dari mu. Ayo! Aku sudah tak tahan lagi." jawaban itu membuat Yn terdiam dan pasrah mengikuti gerak dan langkah SeokJin.

The CEO, Mafia And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang