17.

20 2 0
                                    

Hari berganti, Ji Kyung tetap bekerja dalam diam dan kali ini mata dinginnya bertambah berkali-kali lipat. Bibirnya mengatup erat tak sepatah katapun keluar dari sana. Semua orang yang selama ini maklum dibuat keheranan dengan sikap beku Ji Kyung.

"Ada apa dengannya?" tanya polos Jaehyun pada dirinya sendiri, satu waktu ketika berpapasan dengan Ji Kyung yang berjalan bak robot tanpa tata krama.

Pria yang telah lama mengenal wanita itu juga kebingungan dengan sikapnya. Bahkan Jaehyun sekarang duduk memikirkan sikap wanita yang pernah menjadi ratu di ranjangnya dalam waktu yang cukup lama itu.

"Dia marah padaku? Hah! Apa salah ku? Aku juga menidurinya Minggu lalu? Bukan! Dua Minggu lalu? Ahh, bulan lalu!" jawabnya antusias sendirian.

Tangannya mengangkat gagang telepon kemudian memberikan perintah. Tak lama Ji Kyung masuk kantornya. Matanya tetap dingin menusuk, sikapnya juga tak peduli. Berbeda disisi Jaehyun, dia tersenyum sumringah melihat kedatangan Ji Kyung. Isi celananya seperti mulai membesar ketika menatap bulatan dada dibalik seragam Ji Kyung.

Otaknya sudah melanglang buana hingga telinganya terngiang suara erangan nikmat Ji Kyung yang acap kali membuatnya teringat. Menurutnya Ji Kyung masih enak hingga sekarang, tak pernah berubah. Tak seperti wanita yang pernah dia tiduri sebelumnya.

Ujung penisnya bisa mendeteksi bahwa vagina wanita telah berapa lama tak perawan. Jaehyun tersenyum licik sambil beranjak dari kursinya menuju pinggiran meja kerjanya. Tangannya membuka ikat pinggang dan menurunkan resleting celananya. Dikeluarkannya daging yang pura-pura menjadi tulang itu. Mengacung gagah tepat didepan Ji Kyung.

Ji Kyung tetap berdiri didepan sang boss. Matanya menatap tajam mata Jaehyun yang menyipit menikmati gerakan tangannya sendiri pada aset miliknya. Lidahnya menyeka bibir berkali-kali. Menciptakan kesan erotis bak pria hidung belang biasanya.

Wanita itu tetap berdiri tak gentar. Tak juga menatap aksi juga bereaksi atas intimidasi pria yang merajai hatinya hingga detik ini. Biasanya, dia patuh dan menurut untuk merentangkan kedua pahanya sekalipun dia tau, bahwa sebenarnya bukan hanya dia yang merasakan kejantanan penis Jaehyun.

Tapi karena dia mencintainya, dia memilih pasrah untuk kebahagiaan pria itu. Kali ini, Ji Kyung tegar berdiri tak bergeming sekalipun dalam lubuk hatinya dia rindu belaiannya. Jaehyun tau dia diabaikan. Pria itu berdiri mendekati Ji Kyung. Tangannya mencengkram keras tangan Ji Kyung mengarahkan pada penisnya.

Jaehyun memaksa wanita itu untuk melayaninya dengan tangan. Ji Kyung tetap diam mematung. Jaehyun tanpa kata, menggendong Ji Kyung tiba-tiba menuju ranjang nistanya. Tubuh Ji Kyung dilemparkannya begitu saja. Wanita itu tetap tak bereaksi. Dia duduk seperti menantang sang boss yang sudah birahi.

Jaehyun membuka sendiri semua pakaiannya. Matanya telah gelap tak ingin menilai apapun dan siapapun lagi. Keinginannya untuk menyalurkan hasrat sudah di ubun-ubun. Jaehyun menerkam Ji Kyung tanpa basa-basi. Wanita itu tetap diam seperti manekin, membiarkan ulah Jaehyun merajai tubuhnya. Ji Kyung tak menolak juga tak menerima perlakuan Jaehyun.

Hatinya terkoyak, setelah sekian lama membiarkan hal buruk terjadi pada dirinya, setelah dia menutup rapat rahasianya, setelah dia bisa mengikhlaskan hati dan matanya melihat kelakuan bejat pria yang sangat dia cintai, hari ini dia tau jika dia sebenarnya tak terima dengan semua hal itu.

Penetrasi Jaehyun makin menjadi dalam vaginanya. Ji Kyung yang tak bergeming akhirnya luluh dengan desah dan perbuatan Jaehyun sedari tadi. Tangannya memeluk tubuh Jaehyun yang berkeringat menikmati kenikmatan duniawi. Air mata mengalir deras disudut mata Ji Kyung yang menahan desah nikmatnya juga.

Ada rasa malu karena dirinya sama bejatnya dengan pria yang sedang berkonsentrasi untuk mendapatkan klimaks itu. Ya! Ji Kyung merasa dirinya tak ubahnya wanita dibawah sana yang menjajakan diri. Dia sama hina dan berdosanya. Hatinya tak benar-benar kukuh untuk sakit hati dan dingin pada pria diatas tubuhnya itu. Ji Kyung tak bisa menafikan kenikmatan yang juga dia inginkan.

The CEO, Mafia And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang