O9

78 13 8
                                    

Bagian 9 ||
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
- s i n g g a h -

             JIYEON menatap lurus benda putih di atas meja—yang ia ketahui bukan miliknya—saat ditinggal sebentar untuk pergi ke toilet

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

             JIYEON menatap lurus benda putih di atas meja—yang ia ketahui bukan miliknya—saat ditinggal sebentar untuk pergi ke toilet. Kelopak matanya mengedip beberapa kali dalam satu waktu sebelum menarik tote bag-nya yang terjatuh dan melangkah keluar kelas.

             Tepat ketika memasuki selasar, suara moderator yang sedang membaca profil pengisi materi terdengar. Jiyeon menoleh sebentar melihat kegiatan yang salah satu ormawa kampusnya jalankan di bulan baru ini.

             Dan untuk menghindari perkataan-perkataan tidak mengenakan dari orang-orang yang berlalu-lalang, Jiyeon memakai airpods yang ia temukan di atas mejanya tadi. Suara dari salah satu penyanyi yang berada paling atas di playlist-nya terputar. Membungkam mengenai cara pandang serta bagaimana cara orang membicarakannya secara terang-terangan.

             Mungkin begitu cara ia dan Juyeon bersinggung satu sama lain. Airpods putih yang kini wadahnya menjadi hiasan yang menggantung di kaca mobil sebab sudah tidak berfungsi lagi Jiyeon ketahui sesaat si lelaki mengajaknya berbicara saat ia hampir saja keluar dari gedung fakultas, dan celetukan dari salah satu teman Juyeon berhasil memberitahunya; bahwa Juyeon-lah yang menyimpan airpods tersebut.

             Dengan sengaja.

             Lalu, seseorang yang sedang Jiyeon pikirkan itu kini tengah berbincang bersama teman-temannya di depan sana. Kemeja kotak-kotak hitam tersampir di bahu kanan dengan tas hitam gendong, sementara bahu kirinya terdapat tabung silinder berisi tugas proyek yang Jiyeon ketahui itu yang sedang Juyeon kerjakan.

             “Lo yang gue hajar duluan!”

             Percakapan itu menusuk telinga, diikuti tawa berat dari beberapa orang. Terlihat Juyeon sekarang sedang tertawa, kemudian memukul bahu temannya menggunakan kertas yang laki-laki itu gulung menjadi bentuk silinder.

             “Yaudah, nanti chat gue aja, cewek gue udah nungguin tuh. Makin cemberut aja nanti muka dia.”

             “Sinting!” Laki-laki yang tidak berbeda jauh tingginya dengan Juyeon menendang kaki si lelaki. “Emang lo dia anggep cowoknya?”

             “Babu bangsat si Juyeon.”

             “Sehat ngga pacaran lo pada?”

             “Udah dikasih apa, Ju, sama tuh cewek?”

             “Betah anjir si Juyeon dikelonin.”

singgah, eunbo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang