6: Hilang

1.2K 139 19
                                    

Suara ribut di hari Sabtu pagi membuat Yoel terganggu. Padahal semalam dia sudah berniat akan bangun lebih siang dari biasanya. Sayang suara-suara berisik dari bawah mau tidak mau membangunkannya secara paksa. Tangannya meraba nakas samping tempat tidurnya, dengan mata setengah terpejam Yoel memakai kacamata miliknya lalu dia segera turun untuk memeriksa suara ribut yang berasal dari dapur. Jika itu hanya suara kucing atau tikus, Yoel pastikan dia akan mengamuk.

Alih-alih menemukan kucing atau tikus, Yoel malah menemukan seonggok manusia lucu yang sedang sibuk membuka tutup lemari di atas kompor. Belum lagi laci-laci yang terbuka membuat kening Yoel mengernyit. Apa yang Hiresh cari sepagi ini? Pikirnya. Biasanya saat hari libur anak itu akan bangun siang sampai Maven menyuruhnya untuk bangun.

"Adik lagi apa?"

DUK!

"ADUH!!"

"Ya Tuhan, Mas ngagetin kamu ya? Maaf...maaf..." Yoel mengelus kepala Hiresh yang baru saja terantuk ujung lemari, "Sakit yaaa? Maaf... maafin Mas."

"Enggak apa-apa kok Mas, ini cuma kejeduk biasa." Ucap Hiresh berusaha menenangkan Yoel yang sedang panik.

"Kamu lagi nyari apa? Biasanya juga masih tidur kalo libur."

"Susu, susu aku dimana ya Mas?"

Kerutan di dahi Yoel kembali muncul. "Emangnya susu kamu abis?"

"Aku gak tau susu aku dimana."

Setelah memastikan kepala Hiresh baik-baik saja. Yoel berdiri untuk memeriksa kulkas. Stock susu Hiresh biasanya memang ada disana, jadi dia merasa heran saat mendengar Hiresh berkata bahwa dia tidak tau susunya ada dimana. Padahal saat Yoel membuka kulkas, susu yang biasa di minum Hiresh di pagi hari terletak di tempat biasa bersama jejeran susu kotak milik Hiresh.

"Ini susu kamu ada disini loh Dek."

Hiresh yang sedang mengubek-ubek isi laci membalikan tubuhnya. "Masa?"

"Biasanya emang ada di kulksa, Maven kan suka nyimpen disini."

"Aku lupa!" Hiresh menepuk dahinya, "Makasih ya Mas..."

"Sama-sama, mau di seduh sekarang? Perlu Mas bantu?"

"Enggak usah, aku bisa sendiri kok. Mas lanjut tidur lagi aja."

"Yaudah Mas di kamar ya kalo kamu butuh apa-apa."

Hiresh mengangkat ibu jarinya sebagai jawaban. Dia sedang sibuk mencari gelas miliknya. Sedangkan Kakak sulungnya benar-benar kembali ke kamar. Awalnya Yoel akan kembali tidur. Tapi matanya mendadak terbuka lebar begitu dia mengingat apa yang baru saja terjadi. Ini bukan kali pertama Hiresh sering melupakan sesuatu. Yoel pikir Hiresh memang menuruni sifat Bundanya yang sering melupakan sesuatu. Serta sifat cerobohnya yang menurun dari sang Ayah, namun nyatanya gelagat Hiresh terlampau asing untuk seseorang yang mudah lupa.

Pernah suatu hari dia mengeluh karena secara tiba-tiba lupa bagaimana cara mengancingkan seragamnya, Hiresh juga pernah lupa dimana letak kamar Yoel. Hal-hal yang sangat tidak wajar untuk ukuran seseorang yang memang mudah lupa. Kali ini hal yang janggal kembali terjadi, Hiresh tiba-tiba melupakan letak susu yang biasa dia minum. Padahal kemarin dia masih menyeduh susunya seperti biasa. Sebagai seorang Kakak tentu Yoel merasa khawatir. Dia takut sang Adik mengalami masalah yang serius.

Meninggalkan sang Kakak yang masih memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi, Hiresh di dapur masih sibuk berkutat bersama susu yang menjadi favoritnya. Gelas, sendok dan susu yang berhasil ditemukan sudah tersimpan rapih di depannya. Namun masalah lain muncul, Hiresh tidak tau bagaimana cara menyeduh susu sehingga dia hanya terdiam menatap kosong gelas beserta susu yang ada di hadapannya.

4 BROTHERS || J-Line TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang