1: Siswa Baru, Hari Baru

2.4K 184 15
                                    

Wangi kopi yang bercampur dengan bumbu nasi goreng menguar. Jam baru saja menunjukkan pukul setengah enam pagi namun orang-orang sudah sibuk untuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Maven sibuk memasak untuk sarapan Kakak dan Adiknya, sedangkan Yoel sibuk menggulir tabnya bersama secangkir kopi di atas meja makan. Hari Senin yang biasanya tenang sekarang sudah kembali kepada rutinitas biasa. Atha dan Hiresh sudah mulai kembali bersekolah setelah 1 bulan lamanya mendapat jatah libur semester.

"MAS TOPI HIRESH DIMANA?"

Hampir saja Yoel menyemburkan kopinya akibat terkejut saat mendengar suara teriakan sang Adik. Dia menyimpan tabnya kemudian pergi ke kamar anak bungsu di rumahnya untuk membantu mencari barang-barang yang mungkin saja hilang tanpa sebab. Padahal Atha sudah mengingatkan Hiresh agar menyiapkan keperluannya dari jauh-jauh hari.

"Ya Tuhan Dek..." Yoel menggelengkan kepalanya saat dia membuka pintu kamar Hiresh, "Kamu ini mau kemana? Kok buru-buru banget?"

"Aku telat Mas."

Yoel mengernyit heran. "Telat? MPLS kamu udah selesai. Kamu gak harus berangkat jam 6 lagi."

"Eh?" Hiresh yang sedang menyimpulkan dasinya terdiam. Kepalanya menoleh ke sebelah kiri dimana jam dindingnya tergantung disana, "Ini udah jam 7 kan Mas?"

"Jam kamu mati." Kakak pertamanya tertawa saat dia meraih jam dinding milik Hiresh.

"Yaahhh!!!!! Aku pikir aku udah telat banget loh Mas." Hiresh langsung duduk di atas kasurnya bersama helaan nafas lega.

"Makanya jangan panik. Udah siap-siap yang bener. Topinya cari yang bener juga."

"Iya Mas."

"Mas tunggu di meja makan."

Setelah Yoel pergi Hiresh melanjutkan kegiatannya. Dia memang gampang panik jika sesuatu terjadi di luar kendalinya. Untung saja Yoel menghampirinya tadi. Jika sang Kakak tidak memberi taunya, sudah di pastikan Hiresh akan menggila sendirian. Sekarang dia bisa kembali bersiap-siap dengan tenang tanpa khawatir akan terlambat. Tentu Harish tidak mau di hari pertamanya sekolah dia sudah terlambat. Apalagi Kakaknya berperan penting di sekolah. Dia tidak mau mempermalukan nama sang Kakak.

"Dek udah siap?"

"YA TUHAN... ABANG!!!!" Hiresh hampir saja terjungkal saat pintu yang akan dia buka tiba-tiba terdorong begitu saja, "Aku kaget!!"

"Maaf...maaf... Abang enggak tau kamu mau buka pintu."

"Lain kali ketuk pintu dulu."

Atha si pelaku pembukaan pintu dadakan tertawa seraya merangkul pundak Hiresh. "Iya.. maaf, ayo sarapan dulu."

Keduanya segera pergi ke meja makan setelah Maven memanggil. Selama kurang lebih 3 bulan ke depan, Maven akan menjadi pengangguran karena perkuliahannya di liburkan. Meskipun libur, Maven bisa setiap hari pergi ke kampus karena dia termasuk salah satu mahasiswa yang mengikuti berbagai organisasi. Kalau kata Yoel, Maven itu jika diam cacing di perutnya bisa meronta-ronta untuk segera di gerakan.

"Enaakkk..." Mata Hiresh seolah berbinar saat sesuap nasi goreng buatan Kakak keduanya masuk ke dalam mulut.

"Mau bekel?" Maven bertanya.

"Enggak ah, nanti aja. Sekarang aku mau jajan-jajan aja."

"Jangan jajan sembarangan Hiresh." Yoel yang semula anteng memakan nasinya mulai bersuara, "Kamu kalo jajan sembarangan suka tiba-tiba bengkak kelenjarnya. Makan makanan yang udah Mas daftarin aja kemarin. Awas kalo ada laporan kamu jajan anaeh-aneh. Nanti kalo belakang telinganya sakit, kamu juga yang repot."

"Iya Mas. Tapi sesekali boleh ya?"

"Tanya Abangmu."

Hiresh langsung melongos saat mendengar jawaban Yoel. Atha itu meskipun lebih banyak diam, tapi jika dia sudah berpetuah, Hiresh tidak berani melawan apa-apa. Pernah suatu hari Hiresh nekat membeli cilor di depan SMP nya tanpa memberi tau siapapun. Namun Atha yang melihat Adiknya sedang asik memakan jajanan berbentuk bulat itu langsung merampasnya begitu saja. Atha tidak memarahi Hiresh, tetapi tindakannya sudah cukup membuat Hiresh terdiam seribu bahasa. Sejak saat itu Hiresh tidak berani lagi melawan Atha, orang diam itu jika sudah marah seramnya bukan main.

4 BROTHERS || J-Line TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang