07

8 1 0
                                    

Happy Reading

mohon koreksi jika ada typo

Setengah dari gerakan berlalu, namun Starla dkk masih terlihat energik. Sungguh saat ini penampilan Starla sangat memukau, ekspresi wajahnya yang sangat menjiwai membuatnya semakin terlihat cantik dan seksi dalam satu waktu.

Orang-orang di sana sampai melongo melihat penampilan Starla, kecuali satu orang laki-laki, siapa lagi kalau bukan Rafa.

Lelaki itu malah menundukkan kepalanya dan memilih untuk memainkan ponselnya.

Beberapa menit kemudian Starla dkk. menyelesaikan gerakan dance mereka. Orang-orang di aula seketika bertepuk tangan riuh.

"Kak Starla Log-in yuk kak entar aku yang imamin kakak," teriak seorang anak laki-laki ketika suasana hening sesaat.

Starla tercengang mendengar lontaran mubar tersebut.

"Huuuuu...." sorak para mubar yang lain.

"Hahaha...bercanda aja kamu dek," Starla tertawa.

"Ya gimana ya, cinta terhalang Rosario dan arah kiblat itu sulit kak," jawabnya.

"Sad boy....hahaha," gelak tawa terdengar riuh di aula SMA Nusantara, tanpa tahu bahwa seseorang tengah memikirkan ucapan dari murid baru tadi yang membuat otak dan hatinya kembali tak selaras.

***

Tak terasa kini sudah hari minggu, saat ini Starla masih asyik bergelung dengan kasurnya padahal jam sudah menunjukkan pukul 09.00.

Semalam ia pergi night ride dengan Rendi hingga menjelang pagi.

Fyi sebenarnya Starla mengajak Rendi untuk ke bar seperti yang ia katakan di ruang OSIS, namun karena Rendi takut Starla mabuk dan kecanduan karena ini pertama kali bagi Starla mengajaknya minum, maka Rendi mengadakan negosiasi kepadanya. Dan alhasil Starla mengajak Rendi untuk night ride seraya berburu jajanan yang tentunya ditraktir oleh Rendi.

Kringg....kringg....kringg...

Bunyi ponsel miliknya membuat Starla terbangun.

"Hmm..siapa sih?" monolognya. Tangannya meraih ponsel yang ia letakkan di atas nakas tempat tidur.

"Oh..umi ngapain dia?" Starla lalu menekan ikon hijau di layar ponselnya.

"Halo mi...kenapa?"

"Kamu baru bangun tidur?" tanya Arumi ketika mendengar suara serak milik Starla.

"Iya kenapa, udah biasa juga," balas Starla setenang mungkin.

Arumi terlihat menghela napasnya di seberang telepon.

"Kamu nggak ke gereja apa? inikan hari minggu," kata Arumi.

"Ngapain?"

"Lho kok ngapain ya buat ibadah dong Starla, berdoa sama Tuhanmu," balas Arumi.

"Emang kalau gue ke gereja, Tuhan bakalan kabulin semua permintaan gue?"

"Ya.."

"Udahlah Rum, nggak usah bahas hal ini, lo juga tahu kan gue gimana," balas Starla. Jika Starla sudah memanggilnya seperti itu maka tandanya ia sedang tidak ingin memperpanjang masalah.

"Yaudah, maaf ya...kalau gitu kita jalan-jalan mau nggak ke taman?" tawar Arumi. Ia tahu sahabatnya ini sedang badmood.

Starla nampak berpikir sejenak, "Boleh deh, gue mandi dulu, entar gue jemput lo,"

"Oke Star, aku tutup ya telepon,"

"Iya.." balas Starla kemudian mematikan sambungan teleponnya dan segera beranjak dari kasur untuk mandi.

Jilbab Untuk StarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang