06

5 1 0
                                    

Happy Reading

Mohon koreksi jika ada typo

"Cek..cek..Selamat pagi warga SMA Nusantara, diumumkan kepada seluruh ketua ekskul SMA Nusantara dan anggota yang sudah ditunjuk untuk mengisi sosialisasi di aula harap segera berkumpul di ruang OSIS, sekali lagi kepada ketua ekskul SMA Nusantara dan anggota yang sudah ditunjuk untuk mengisi sosialisasi di aula harap segera berkumpul di ruang OSIS, terimakasih," suara Rendi, a.k.a ketua OSIS SMA Nusantara terdengar melalui pengeras suara di ruang kelas.

"Eh udah disuruh kumpul tuh, ke sana yuk!" ajak Arumi yang diangguki oleh Starla.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju ruang OSIS.

"Ehh bentar..." ucap Starla ketika mereka hampir sampai di ruang OSIS.

"Mi itu mi yang nabrak gue kemarin wahh awas aja tuh orang ya," Starla meremas-remas tangannya karena kesal.

"Mana-mana?" Arumi mengedarkan pandangannya.

Starla menunjuk seorang lelaki berperawakan tinggi tegap yang terlihat akan memasuki ruang OSIS.

"Itu tuh yang sama Bilal....hah dia kenal Bilal?" kata Starla.

"Lohh itu sih Rafa, ketua rohis yang aku bicarain ke kamu tadi," balas Arumi.

Starla membelalakkan matanya, "Hah ketua rohis, yang bener aja? tampangnya nggak mendukung buat jadi seorang ketua rohis,"

"Kata siapa dia orangnya aja alim banget," sanggah Arumi.

"Mukanya datar kek dewa kematian, ketua rohis kan biasanya tuh bawaannya adem, lah dia bikin panas aja,"

"Nggak boleh gitu ah, udah yuk masuk udah mau mulai itu," ajak Arumi.

"Ahh..jadi males gue, kalau harus ketemu dia, masih dendam ini gue," ketus Starla.

"Nggak baik dendam-dendam, udah ayok," Arumi menarik tangan Starla agar berjalan.

"Yaila mi...iya santai aja napa sih, kagak usah tarik-tarik," protes Starla. Akhirnya mereka pun berjalan memasuki ruang OSIS

"Assalamu'alaikum..." ucap Arumi ketika membuka pintu ruang OSIS.

"Wa'alaikumsalam..." balas orang-orang di dalamnya.

Starla dan Arumi segera mendudukkan diri mereka di kursi yang masih kosong.

"Oke berhubung udah lengkap semua, kita langsung mulai aja,  btw gue ngomong informal aja ya biar nggak ribet," kata Rendi yang diangguki oleh anak-anak yang lain.

"Jadi setelah ini, kalian bakalan diminta buat ngasih sosialisasi ke adek-adek kelas 10, intinya dari sosialisasi ini adalah pengenalan ekstrakurikulernya itu kayak gimana, terus waktu dan tempatnya di mana, kalian juga bisa ngasih tau prestasi-prestasi yang udah didapat anak-anak yang ikut ekskul tersebut," jelas Rendi.

Di sisi lain...

Starla saat ini tengah menatap tajam seseorang yang duduk di samping Bilal seraya mengepalkan tangannya. Ia bahkan mengabaikan Rendi yang tengah berbicara panjang kali lebar.

Hatinya mendumel untuk laki-laki itu, siapa lagi kalau bukan Rafa.

'ihhh...pen gue tonjok mukanya Ya Tuhan...' batin Starla ketika melihat raut Rafa yang hanya datar-datar saja.

kembali ke Rendi

"Pokoknya kalian buat suasananya se-interaktif mungkin, buat kata-kata persuasif biar adek kelas kita banyak yang ikut ekskul yang kalian ampu...paham," kata Rendi.

Jilbab Untuk StarlaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang