[20] Bullying

751 134 23
                                    

NOTE: Chapter ini memuat kekerasan (Pembullyan) serta kata-kata kasar sehingga akan menimbulkan kesan tidak nyaman. Mohon untuk berhati-hati.

_________________________________________

_________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jujur saja, meskipun merasa puas, aku tetap tidak bisa berhenti membayangkan kejadian di toilet tadi. Selama tujuh belas tahun hidup, baru kali ini aku melayangkan tangan ke wajah orang lain sebagai bentuk pelampiasan amarah karena muak dihina.

Aku tidak habis pikir dengan mereka. Baru empat orang yang kuketahui membenciku, sedangkan penggemar Mikage Reo mungkin berjumlah puluhan bahkan ratusan gadis di sekolah ini. Belum lagi, para siswa juga pasti tidak memihakku secara keseluruhan.

Dengan begini, aku tidak mampu berbuat apa pun. Kuakui diriku sudah tidak takut lagi untuk memberi perlawanan, tapi itu hanya terjadi jika satu lawan satu seperti tadi. Apabila hanya sendiri akan sulit karena mereka pasti akan menahan tubuhku dan sisanya melakukan penyiksaan.

Rupanya yang kukhawatirkan tiga bulan lalu menjadi kenyataan. Ada murid yang beranggapan jika dirikulah yang menggoda guru mesum itu, dan mereka bahkan hampir menjadikanku sebagai bahan bully. Jika saja tidak memberi tamparan, aku pasti akan merasakan kejadian buruk lagi seperti dulu.

Sebenarnya aku juga khawatir jika mereka melapor kepada Kepala Sekolah mengenai apa yang telah kuperbuat. Mengingat berasal dari kalangan elit, pasti mudah bagi mereka mendapat simpati banyak orang. Dengan menyebarkan kejadian tadi, sebagian besar murid pasti akan berpihak kepadanya, dan aku akan dibenci.

Gadis lemah dari kalangan biasa sepertiku mudah menjadi target perundungan apabila sudah dibenci. Jika itu sampai terjadi, maka tamatlah riwayatku.

Namun, mengingat seperti apa Kepala Sekolah, sepertinya beliau akan melakukan penyelidikan berdasarkan laporan dari siswa. Hanya pengaduan saja tidak akan bisa membuatnya percaya. Jika tidak ada bukti, maka pihak sekolah sendiri yang akan menyelidiki hingga sampai ke akar-akar.

Dengan begitu, kemungkinan besar aku bisa menang melawan gadis-gadis tadi. Merekalah yang akan dikeluarkan dari sekolah karena sudah melakukan perundungan dan membuat laporan palsu.

Kuharap, Tuhan berpihak kepadaku.

Aku masih bisa menerima jika banyak yang membenciku karena dekat dengan idola mereka. Namun, aku tidak bisa diam saja saat mereka menghinaku serta orang-orang terdekatku.

Aku benci disebut sebagai gadis murahan karena menyangkut harga diri. Mereka bicara seolah telah mengenalku sejak lama, padahal tidak tahu apa-apa. Aku benci jika mereka membawa kekayaan keluarga. Ibuku memang seorang pedagang di kantin, tapi derajatnya lebih tinggi dari pada orang kaya yang seperti sampah. Dan aku benci saat mereka ikut menyeret orang-orang terdekatku. Menyebutku sebagai penggoda Reo dan Nagi, sama saja dengan menuduh mereka berdua.

𝗛𝗘𝗔𝗟𝗘𝗥 || 𝐍𝐚𝐠𝐢 𝐒𝐞𝐢𝐬𝐡𝐢𝐫𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang