[28] Misunderstanding

1.3K 208 69
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sakit.

Pergelangan tanganku terasa sangat sakit karena cengkeraman laki-laki berambut putih yang membawaku saat ini. Penuh paksaan, tapi kondisinya tetap terlihat tenang dari luar dan tidak ada suara yang ke luar dari mulutnya. Dia menjadi dingin, dan aku mampu merasakannya dengan sangat jelas.

Kucoba untuk menggerakkan tangan karena guna melepaskan cengkeramannya tetapi upaya itu tidak membuahkan hasil yang bagus sama sekali karena kekuatannya masih sama walau dia terlihat tenang dari luar.

Aku menghentikan langkah, merasa kami sudah begitu jauh meninggalkan orang-orang. Mungkin di sini aku bisa membicarakan sedikit kesalahpahaman yang terjadi di antara kami. "Seishiro, ini sakit, lepaskan..." pintaku sambil mencoba melepaskan tanganku darinya. "Kau menyakitiku...."

Mungkin setelah mendengar kata-kata terakhirku membuatnya sadar dan kurasakan cengkeramannya pada tanganku mulai mengendur. Hanya mengendur, dan tentu saja tidak lepas sama sekali. Setelah mengendurkan cengkeraman, tidak ada satu pun di antara kami yang mengeluarkan suara sehingga keheningan datang menyapa.

Aku memejamkan mata, berusaha menenangkan diri agar emosi tetap stabil karena salah satu di antara kami harus ada yang mengalah dan orang itu adalah aku. Dia mungkin sedang marah dan cemburu, jadi aku harus menjelaskan kesalahpahaman ini. Menarik napas dalam, aku kemudian mengangkat suara, "Kau hanya salah paham..."

Dia melihatku.

Aku memberanikan diri untuk menatap mata kelabunya. "Kau hanya salah paham... aku dan Karasu tidak seperti yang kau bayangkan. Aku juga sudah mengirim pesan untuk memberi tahumu tentangku yang ikut bersamanya, kupikir kau akan mengerti...."

Dia melepaskan genggaman dari tanganku dan beralih bersandar pada dinding sambil bersedekap. "Aku sudah berpesan kepadamu agar tidak pergi terlalu jauh. Dan aku menemukanmu berdua bersama pria lain. Ah, tidak... bertiga atau berempat? Ada Hiori dan si mata hilang juga di sana."

"I-Itu karena aku tidak melihatmu... kau dan yang lain tidak ada di saat aku mencari kalian. Aku terus-terusan diintai oleh Kuon sehingga membuatku merasa risih. Lalu setelah itu Hiori dan Karasu mengajakku untuk pergi. Kupikir dengan ikut bersama mereka akan membuatku merasa aman darinya tapi dia justru tetap mendatangi kami...."

"Kenapa kau tidak ikut bersama teman-teman perempuan yang lain? Atau, kau bisa ikut dengan Bu Anri untuk meminta perlindungan. Kenapa harus bersama laki-laki lain?" tanyanya.

"Itu... aku merasa tidak aman jika ikut bersama mereka. Orang itu terus mengintaiku dan membuatku merasa sangat risih. Kupikir, kau tidak akan marah dan mengerti jika aku ikut bersama Hiori karena dia teman sekelas kita..." jawabku.

Dia tidak menjawab dan hanya memejamkan mata. Mungkin sedang berusaha menetralkan amarah.

"Aku... aku tidak ingin mengganggu kesenangan dan kebersamaanmu bersama teman-temanmu," lirihku. "Lagi pula, tadi kalian pergi ke mana?" tanyaku.

𝗛𝗘𝗔𝗟𝗘𝗥 || 𝐍𝐚𝐠𝐢 𝐒𝐞𝐢𝐬𝐡𝐢𝐫𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang