[26] My Boyfriend

1.2K 183 114
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sejujurnya aku sedikit bingung dengan diriku sendiri.

Aku pernah hampir mendapat pelecehan fisik dan berusaha ditelanjangi sehingga seharusnya tubuhku bereaksi waspada saat ini seperti waktu itu.

Namun, aku menerima dengan sepenuh hati bagaimana lelaki bersurai putih ini menyentuh dan menciumku. Tidak ada rasa takut sedikit pun yang kurasakan, hanya rasa malulah yang menyelimuti.

Dia tidak membiarkanku pergi. Aku dikurung olehnya dan dia menyerangku habis-habisan dengan ciumannya. Pada bibir, hidung, pipi, dagu, mata, kening, telinga, leher, semua itu menjadi sasaran empuk baginya. Dia tampak menikmati ini, sedangkan aku sendiri dihantui perasaan khawatir jika tiba-tiba ada seseorang yang datang.

Ini terlalu lama. Akupun mendorongnya sekuat tenaga sehingga ciuman kami terlepas. Dia memandangku dengan pandangan aneh seperti tidak terima.

"Hei——"

"Tidak, ini sudah cukup... jangan lagi..." selaku. "Aku ingin kembali ke kamar." Aku kemudian berdiri.

Belum sempat mengambil posisi tegak yang sempurna, tangannya lebih dulu menahanku. "Kau tidak boleh pergi."

Aku melihatnya. "Seishiro, aku——"

"Aku ingin bersamamu," Dia menyela.

"Aku paham, tapi tidak untuk sekarang. Kita sudah bersama selama beberapa menit, bagaimana jika tiba-tiba ada seseorang yang datang? Dia akan berpikir yang tidak-tidak dan akan melaporkan kepada Bu Anri. Jadi... biarkan aku pergi, ya?" balasku pelan agar dia mau mengerti.

"Kalau begitu, setelah acara ini selesai, menginaplah di rumahku. Ini bukan permohonan melainkan pemaksaan."

Aku sedikit terperangah mendengarnya. Jika tidak kuturuti, maka dia akan melakukan berbagai cara agar keinginannya itu terwujud. Mengingat dia adalah seorang pemaksa, dia pasti akan datang ke apartemenku untuk menginap jika aku tidak datang.

"Baiklah, aku akan menginap di rumahmu setelah acara ini selesai," putusku menyetujui.

Dia tersenyum tipis kemudian mencium pipiku dalam waktu lama.

"Umhh... Sei——akh!" Aku berjengit kaget karena dia tiba-tiba menggigit pipiku. "Seishiro, itu sakit..." Aku memberi tahu.

Dia sedikit tersentak dan langsung melepaskan gigitannya. "Oh, maaf. Kau seperti mochi, aku tidak sadar sehingga ingin memakanmu." Dia kemudian memiringkan kepala ke kiri dan membuatku tahu jika dia akan menggigit pipi kananku juga.

Dengan cepat, aku langsung menaruh tangan pada mulutnya selama beberapa saat untuk menghalangi itu terjadi. "Jangan gigit," larangku sehingga membuatnya menatapku.

𝗛𝗘𝗔𝗟𝗘𝗥 || 𝐍𝐚𝐠𝐢 𝐒𝐞𝐢𝐬𝐡𝐢𝐫𝐨Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang