Magrib
"Hyungseok beneran gak mau pulang sama ayah?" Tanya pak Jinyoung memakai sandalnya untuk kembali sebentar ke rumah pak Dodo mengambil sesuatunya
"Gak ayah, Hyungseok ikut bang jonggun sama bang Jihoon," jawab Hyungseok tersenyum dan ayahnya langsung berlari secepat kilat pulang kerumah.
Hyungseok menunggu selama hampir 5 menit, kepalanya di elus oleh seseorang dari belakang. Menoleh, Hyungseok mendapati Jonggun yang mengelus kepalanya. Dia mengira bahwa yang mengelus kepalanya adalah Jihoon.
"Gak biasa ya?" Tanya Jonggu mendapati ekspresi Hyungseok yang terkejut. "Jihoon lagi di WC, kebelet kata dia," ucapnya duduk di samping Hyungseok.
"Oh ..." Hyungseok mengangguk dan hanya diam memainkan ponselnya. Dia canggung dengan Jonggun
"Tumben diam? Saya dengar kamu kalau sama Jihoon hiperaktif," ucap Jonggun, tidak ada senyuman di wajahnya. Hal tersebut tidak bisa dikendalikan karena wajah datarnya ini sudah ada sejak dia kecil, "kenapa dengan saya diam banget?"
Hyungseok bingung untuk menjawab pertanyaan Jonggun. Ada perasaan takut di dalam dirinya, dia takut pada Jonggun.
"Saya mau minta maaf."
"Soal apa?" Tanya Hyungseok yang heran dengan permintaan maaf Jonggun yang tiba-tiba. "Hyungseok gak tahu bang Jonggun salah apa tapi Hyungseok maafkan," ucap Hyungseok tidak ingin berlama-lama dengan Jonggun
"Ayo pulang, gue urusan gue udah selesai." Jihoon akhirnya keluar dari WC dan mengajak Hyungseok pulang. "Soojung, ada masak nasi goreng untuk kita," lanjutnya dengan senyuman mengelus kepala Hyungseok.
"Ayo!" Balas Hyungseok mengikuti Jihoon dari belakang. Meninggalkan Jonggun di belakang mengikuti keduanya.
Ini akan susah, batinnya.
Besoknya
Jonggun sudah stand by di depan kamar Jungoo karena ingin menyidang nya. Dia tahu temannya itu sedang sakit, jadi tidak puasa.
"Goo, keluar." Perintah Jonggun mengetuk pintu agak kencang, "woy, lu mau sembuh gak? Obat gak diminum, diem kamar mulu."
"Ogah!!"
"Oh ... nantangin ni anak." Jonggun menendang pintu kamar membuat pintu tersebut terbuka lebar.
"JONGGUN ANJING LU. GUE BILANG KAGAK MAU ANJING!!" Jungoo panik, dirinya memeluk tiang kasur dengan erat. Jonggun menggulung lengan kemejanya dan langsung menarik kaki Jonggun untuk keluar kamar. "PAK DODO TOLONGIN SAYA PAK. PAK DODO TOLONGGGGG!!!"
Hyungseok yang mendengar teriakan Jungoo langsung keluar dari rumah Soojung dengan wajah panik, diikuti oleh pak Dodo dan bang Shin
"ini ada apa?" tanyanya dengan heran melihat kedua abangnya tersebut
"Hyungseok, tolongin abang. Jonggun mau suntik abang pakai jarum sapi," ucap Jungoo, mengadu pada Hyungseok. Dia memeluk pinggang Hyungseok dan merengek-rengek
Jonggun yang melihat hal tersebut langsung menggenggam erat kaki Jungoo, hampir seperti ingin mematahkannya.
"JONGGUN BANGSAT! LU MAU MATAHIN KAKI GUE?!"
"lu mau sehat, gak?" Tanya Jonggun berusaha sabar
"mau lah, tapi gak di bawa kerumah sakit juga ege," jawab Jungoo stay memeluk Hyungseok yang bingung harus ngapain.
Bang Shin yang sudah lelah akhirnya memutuskan untuk ikut menarik Jungoo
"Seongeun, paksa tangan Jungoo lepas dari pinggang Hyungseok. Remuk tu pinggang lama-lama sama ni anak."
"Oke, bang," ucap Seongeun berusaha sekuat tenaga melepaskan lengan Jungoo yang melingkar di pinggang Hyungseok. "Gak bisa, bang."
"PAK JINYOUNG, ANAK ANDA DI GREPE-GREPE SAMA JUNGOO."
"FITNAH SI ANJING!"
Jinyoung yang mendengar nama kata-kata tersebut langsung berjalan membawa karpet masjid yang digulung sempurna, diletakkan di pundaknya
"Kalian bisa diam?" Tanya Pak Jinyoung dengan tenang tapi wajahnya tidak menunjukkan ketenangan sama sekali. "Mau saya lempar dengan ini? Kalian tahu ini masih siang dan banyak orang-orang yang puasa, kenapa berisik?"
"Jin-"
"Kau diam." Pak Dodo langsung kicep mendengar perintah Jinyoung. "Lepas." Perintahnya menatap lengan Jungoo yang memeluk pinggang putranya.
Jonggun, Jungoo bahkan bang Shin langsung bersimpuh di depan Jinyoung sedangkan Hyungseok dan Seongeun duduk di kursi, Jinyoung diam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya.
"Kau mau sembuh apa mau langsung meet n greet dengan pencipta?" Tanya Jinyoung ke arah Jungoo yang bersimpuh.
"M-Mau ..."
"Elite, antar."
Pak Dodo segera mengambil kunci mobilnya dan mengantar Jungoo ke rumah sakit untuk diperiksa kesehatannya.
"Ayah," panggil Hyungseok dengan lembut ke arah ayahnya, "tenang dulu yuk," ajaknya menenangkan Jinyoung ke dalam rumah kembali.
"Nanti, kamu bilang sama Jungoo. Ayah minta maaf karena mara-marah," ucap Jinyoung memasuki kamarnya dan berbaring
"Iya, nanti Hyungseok sampaikan. Ayah tidur aja dulu." Hyungseok menutup pintu kamar dan berjalan ke ruang tamu, "mbak, nanti sore mau beli takjil, adek ikut ya," pinta Hyungseok pada Soojung yang berbaring di sofa. Soojung memberikan jempol pada Hyungseok.
Sepulang rumah sakit
Jungoo dibawa pulang dengan keadaan pingsan. Vivi bersama Sharoung heran melihat fenomena tersebut
"Tumben." Serempak keduanya berkata seperti itu.
Pak Dodo tidak menceritakan banyak hal, hanya mengatakan beberapa kata yaitu ...
"jarum suntik."
"Pantesan," ucap Vivi tertawa lepas dengan tangannya yang menjambak rambut tunangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan pak Dodo
FanfictionDi siang hari yang terik ketika di hari pertama puasa, Pak Dodo yang merupakan bapak kost di kost khusus putra. Kos milik Pak Dodo merupakan kos elit yang di mana satu kamar dapat diisi sampai 6 orang. Menjadi kebiasaan Pak Dodo setiap siang untuk m...