Siang hari yang seharusnya tenang dan damai tersebut pecah karena perkelahian Jonggun dan Jihoon, yang mengharuskan pak Jinyoung dan pak Dodo keluar dari rumah untuk melerai keduanya. Jihoon yang sudah mencengkram kursi kayu sedangkan Jonggun yang tangan kosong terkena beberapa luka terutama di tangannya.
“LO KALAU EMANG MAU AJAK GUE BERANTEM MAJU SEKARANG!!” Teriak Jihoon. Urat nadinya sampai terbentuk saking marahnya dia. “BARU TAHUN LALU GUE MAAFIN LO. SEKARANG MALAH BUAT MASALAH LO.”
“Hoon, istighfar Hoon. Batal puasamu nanti,” ucap mas Jichang yang berusaha menenangkan Jihoon
“Abang, sudah. Tadi itu gak sengaja,” tambah Hyungseok yang berdiri di depan Jonggun, dia berusaha melindunginya
“Gak sengaja gimana?!” Tanya Jihoon dengan tatapan marah pada Jonggun. “Kamu gak liat leher kamu hampir putus gara-gara dia!”
“Luka kecil, bang. Ini bisa di perban,” ucap Hyungseok menahan lehernya yang memang mengeluarkan darah yang beruntung tidak cukup banyak.
Pak Jinyoung dan pak Dodo baru sampai. Mata pak Jinyoung melebar melihat leher putra kesayangannya berdarah, dia segera menghampiri Hyungseok.
“Mbak, mobil ayah.” Perintah pak Dodo dan Soojung langsung paham, mengambil kunci mobil dan segera membawa Hyungseok juga Jonggun ke dalam mobil untuk dibawa ke rumah sakit.
Mas Jichang, Jihan, Jungoo, pak Jinyoung dan Yoojin berusaha menenangkan Jihoon. Mereka membawa Jihoon ke dalam kamar dan mengintrogasinya
“Kamu tenang dulu, oke?”
Jihoon mengangguk dan berusaha menenangkan dirinya. Tadi itu benar-benar membuatnya hampir melemparkan kursi pada wajah Jonggun jika bukan karena ada Hyungseok yang melindunginya.
“Mas, gimana ceritanya tadi?” Tanya pak Jinyoung dengan lembut pada mas Jinyoung yang duduk di samping Jihoon
“Jadi ceritanya tuh …”
Jonggun dan Jihoon baru pulang dari sekolahnya, sedikit terlambat karena terjadi masalah. Sebelum sampai di Kos, ada beberapa orang yang berusaha mengajak Jonggun tawuran. Walaupun Jonggun sudah menolak tapi mereka tetap saja memaksa, jadi terpaksa keduanya diam-diam pergi dari hadapan mereka.
Jihoon tahu kalau Jonggun pemarah, jadi dia berusaha menenangkan Jonggun saat sampai di Kos.
“Abang sudah pulang?” Tanya Hyungseok menyambut keduanya dengan senyuman
“Kamu buta atau gimana?” Tanya Jonggun kembali. Mendorong Hyungseok. Kebetulan Jichang melihat hal tersebut
“Maaf ya dek, abang kamu lagi gak pengen ngomong dulu,” jelas Jihoon mengelus kepala Hyungseok dan masuk kedalam kamarnya.
Setelah beberapa jam dari kejadian tersebut. jonggun keluar dari kamar dan berjalan ke dapur, karena di dapur ada wc juga. Belum dirinya melangkah ke dalam WC, dia sudah melihat dapur yang berantakan. Pasti ada yang mokel, batinnya.
Jonggun merapikan dapur dan meletakkan peralatan pada tempatnya. Saat itu dia menggenggam pisau dan akan menaruhnya di tempat asalnya ketika tiba-tiba Hyungseok muncul mengejutkannya
“Abang-”
Jonggun yang terkejut, melayangkan pisau tersebut sebagai pertahanan diri. Hal tersebut menyebabkan sisi leher Hyungseok tersayat pisau hingga mengeluarkan darah, tidak banyak.
Jonggun panik dan langsung mengambil kain, dia tidak bisa berkata-kata lagi. Matanya melebar, dahinya mengeluarkan keringat keringat, dia tiba-tiba ketakutan. Jihoon yang keluar dari WC, melihat Jonggun yang menahan kain di leher Hyungseok yang berdarah, dia naik pitam dan langsung menendang Jonggun
“LO APAIN DIA BANGSAT?!”
Jichang yang mendengarkan kegaduhan tersebut bergegas ke dapur dan sudah melihat Jonggun yang dipukul Jihoon, Hyungseok yang menahan darah di lehernya. Dia segera memanggil Ryuhei dan Yoojin, untuk menahan Jihoon dan membawa pergi Jonggun.
Sayangnya, hal tersebut sia-sia karena walaupun Jonggun sudah di luar kamar. Jihoon tetap mengejarnya dengan membawa kursi kayu dan akan menghantamnya jika tidak Hyungseok yang tiba-tiba di depannya.
“Setelah itu, pak Jinyoung tau sendiri kelanjutnya,” ucap Jichang mengakhiri penjelasannya.
Jinyoung mengangguk paham dengan penjelasan Jichang.
“Yaudah, Jihoon kamu tenangkan diri dulu, soal Jonggun sama Hyungseok biar saya sama pak Dodo yang tangani.”
Di sisi lain
“Bagus ya akting kalian berdua, cocok kalian berdua jadi aktris,” puji pak Dodo memberikan dua jempol untuk Jonggun dan Hyungseok
“Jihoon sih sebenarnya yang pintar,” ucap Jonggun membersihkan
tinta merah di tangannya, “nih, kebanyakan si Jichang kasi kamu tinta merahnya”
Hyungseok hanya bisa terkekeh.
“Dek, kalau kamu gak bilang hari ini ulang tahunnya ayah kamu, pasti kakak sama ayah gak tahu,” ucap Soojung mengelus kepala Hyungseok
“Adek aja baru tau, pas cek hp.”
“Kuenya beli dimana?” Tanya Soojung pada ayahnya
“Tenang, ayah tau toko kue favorit Jinyoung,” jawab pak Dodo dengan bangga, “tunggu buka puasa.”
Berbuka
Jihoon dan Jonggun duduk berjauhan. Hal tersebut diminta oleh pak Jinyoung untuk menghindari keduanya baku hantam lagi, padahal keduanya hanya sok cool di depan Jinyoung agar tidak membuat rencana mereka berantakan.
Setelah beberapa menit menunggu. Suara bedug dan adzan berkumandang. Hyungseok akhirnya yang memimpin doa saat itu sedangkan pak Dodo yang biasanya memimpin doa tidak ada di sana, dengan alasan ‘mengurus sesuatu’ di dapur.
“Dek, leher kamu udah gak apa-apa?” Tanya Jihoon menunjukkan tatapan khawatir
“Udah. Kata dokter jangan melakukan hal yang membuat lukanya terbuka lagi,” jawab Hyungseok memakan gorengan yang di beli oleh oleh Seongeun
“Dek, saya minta maaf ….”
“Gak usah, gak pantas lu minta maaf sama dia!” Bentak Jihoon yang membuat suasana tersebut langsung hening
“Cok, ini kenapa?” Tanya Gimyung berbisik pada Seongeun
“Mana aku tau. Kita berdua baru balik dari rumah paman Dogyu,” jawab Seongeun yang ikut tegang karena suasana yang mencekam.
“Udah, udah. Kalian berdua jangan berantem terus, kasian yang lain.” Pak Jinyoung melerai keduanya sebelum terjadinya perang dunia ke-4 terjadi.
Pak Dodo muncul dari dapur dan duduk di samping Jinyoung, mengeluarkan kue berwarna biru langit yang dilapisi cream putih dan dekorasi dengan indah.
“Ini kenapa?” Tanya Jinyoung yang bingung karena kue tersebut diletakkan tepat di depannya
“Selamat ulang tahun, Cantik.” Setelah pak Dodomengatakan hal tersebut, serempak Jihoon, Jonggun, Jichang, Soojung dan Hyungseok ikut mengucapkan hal yang sama
“Selamat ulang tahun!!
Jinyoung yang masih belum connect dengan apa yang terjadi hanya bisa diam memproses. Hyungseok yang sadar segera mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan tanggal hari ini dan barulah Jinyoung paham, dia terharu.
“pak, kami mau minta soal tadi. Sebenarnya cuman akting,” ucap Jihoon langsung sungkem minta maaf karena merasa bersalah
“Hah?” Pak Jinyoung kaget. “cuman bercanda?”
“Iya, ide mas Jichang tadi.”
Jinyoung menggeleng tidak percaya, dia segera memukul kepala anak-anak yang menjahilinya kecuali Hyungseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan pak Dodo
FanfictionDi siang hari yang terik ketika di hari pertama puasa, Pak Dodo yang merupakan bapak kost di kost khusus putra. Kos milik Pak Dodo merupakan kos elit yang di mana satu kamar dapat diisi sampai 6 orang. Menjadi kebiasaan Pak Dodo setiap siang untuk m...