bang Jonggun

248 44 2
                                    

“Nih, dapat adek kalian bertiga,” ucap pak Dodo memberikan Hyungseok dengan lembut ke hadapan Jihoon, Jonggun, Jungoo dan Jichang. “Jonggun udah kenal sama Hyungseok, kan? Kamu yang jaga dia ya. Bapak masih ada hal yang diurus.”

“Pak, si Janghyun udah sadar?”

“Udah, itu lagi jadi reog cari Hyungseok.” Setelah mengatakan itu, pak Dodo pergi menjauh dari kamar Jihoon.

“Masuk dulu, mandi. Kamu sekamar sama saya dan Jihoon,” ucap Jonggun mengambil barang-barang Hyungseok dan menentengnya ke dalam kamar.

Hyungseok mengangguk paham lalu menatap ketiga laki-laki di depannya ini, “kamar mandinya dimana?” Tanya Hyungseok dengan wajah bingung. Ini pertama kalinya dia masuk kamar kos anak-anak kesayangan om nya.

“Di sebelah kanan,” jawab Jichang mengarahkan, “oh ya, saya sama Jihoon yang paling tua di sini jadi kamu bisa panggil ‘Mas’ atau 'abang', nah kalau Jonggun sama Jungoo panggil ‘abang’. Ngerti?”

“Mengerti,” jawab Hyungseok dengan anggukan dan segera berjalan ke arah kamar mandi.

Jihoon dan Jungoo sedari tadi hanya diam menatap kedua orang yang berinteraksi dengan Hyungseok.

“Goo.” Bisik Jihoon ke arah Jungoo

“Hm?”

“Jonggun lagi PMS atau apaan? Marah-Marah mulu perasaan.”

“Tau. Tuh anak emang kang marah-marah. Satu hari gak marah, gak afdol buat dia,” balas Jungoo duduk di kursi panjang

“Oy, mau pahala berkurang kalian berdua?” Tanya Jichang mendengarkan gibahan kedua pria tersebut.

“Siap, salah,” jawab keduanya langsung menghadap dinding.

23:40

Perutnya mengeluarkan bunyi tanda bahwa Hyungseok mendapatkan masalah yang mana semua orang juga mendapatkan masalah yang sama. Pasti. Masalahnya apa? Ya, benar, lapar di tengah malam.

“Mau makan tapi nanti pasti sahur juga,” Hyungseok bimbang. Dia saat ini hanya seorang diri di kamar dikarenakan Jonggun menginap di kamar Janghyun dan Jichang di kamar Jungoo, lagi hapalan sedangkan Jihoon lagi pergi.

Hyungseok mendengar suara motor yang diparkir tidak jauh dari kamar. Bang Jihoon udah pulang?, batinnya. Beberapa menit kemudian, Hyungseok mendengar seseorang masuk ke dalam kos lalu mengetuk pintu kamar.

“Assalamualaikum,” salam Jihoon dan membuka pintu kamar. “Kamu mau mie ayam?”

“Waalaikumsalam. Mau, bang,” jawab Hyungseok dengan mengangguk lalu turun dari kasur mengikuti jihoon ke dapur.

Jihoon mengambil dua mangkok dan meletakkan masing-masing bungkus mie ayam ke dalam mangkok, Hyungseok mengambil sendok dan garpu. Keduanya duduk di meja makan, membuka bungkus, membaca doa dan mulai memakan mie ayam yang sudah di tuangkan.

“Bang Jihoon,” panggil Hyungseok menelan makanannya

“Hm?”

“Pandangan abang soal aku-”

“Jangan di bahas, Jonggun gak bermaksud buat jarak antara kamu dan dia. Dia itu emang pemarah tapi tetap ada sisi penyayang nya juga,” jelas Jihoon, “jangan diambil hati,” lanjutnya mengelus kepala Hyungseok. Kalau sudah masalah perpecahan itu Jihoon yang paling peka, dia juga sebenarnya kesal sama Jonggun yang langsung menginap di kamar Janghyun dengan alasan jagain sepupunya tersebut.

“Assalamualaikum.”

Hyungseok langsung kaget dan menoleh kebelakang. Penerangan saat itu masih cukup gelap karena sebagian lampu dimatikan, jadi saat Jonggun berdiri menjulang dengan pupil matanya yang putih membuatnya terlihat seperti kuntilanak. Hyungseok berlari dan menabrak Jungoo yang bangun karena lapar dan ingin mengambil kue ulang tahun milik sepupunya di kulkas.

“Kenapa? Ada apa?” Tanya Jichang yang terbangun karena suara kursi kayu yang jatuh ke lantai. Dia langsung keluar dari kamar, mendapati Hyungseok yang memeluk Jungoo, Jonggun yang berdiri tegap, Jihoon yang tersedak kuah mie ayam. 

Hyungseok mengintip dan melihat pundak Jonggun, dia langsung menangis kencang.

“Gak gua apa-apain, sumpah.”

“Hyungseok kenapa?” Tanya Jichang yang khawatir. Dia melihat pandangan Hyungseok tadi dan dirinya juga ikut terdiam.

“Nah, ikut diam pula ni orang,” ucap Jungoo heran, “mas, lu kenapa?” Tanya Jungoo lalu ikut melihat pundak jonggun dan berteriak. “GUN, DI PUNDAK LO ADA KECOA!”

Jihoon yang mendengar kata ‘kecoa’ langsung melihat pundak Jonggun. Dia dengan tenang mengambil mie ayam nya dan Hyungseok lalu berlari ke dalam kamar, menyelamatkan diri.

“kecoak pun,” ucap Jonggun menepuk pundaknya membuat kecoak tersebut terjatuh dari pundaknya ke lantai dan langsung mode terbang “ALLAHUAKBAR MODE TERBANG DIA”

Yah sekarang sudah ada 5 orang pria. Tiga tidur di kasur dan dua lainnya tidur di sofa. Jungoo dan Jichang juga Hyungseok tidur di kasur, kedua pria yang lebih tua dari Hyungseok tersebut memeluknya erat seperti adik kandung mereka.

“Gun, bisa gak sih lo berhenti marah-marah?” Tanya Jihoon menggenggam baygon

“Alasan?”

“Hyungseok tadi tanya gimana pandangan gua soal dia,” jawab Jihoon menghela nafas, “gua udah tau tu anak bakal tanya soal sikap lo tadi.”

“Bodo amat.”

Jihoon yang mendapati jawaban tersebut menatap tajam Jonggun yang menutup matanya, tidak peduli. Bantai orang pas bulan puasa dosa gak sih?, batin Jihoon. Dia mendengus dan mencoba tidur.

Kos-Kosan pak DodoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang