Jonggun membopong tubuh Janghyun pulang ke kos untuk di obati. Hyungseok sangat khawatir dengan teman barunya tersebut, dia mengira Janghyun pingsan karena dirinya.
“Hei, tenanglah. Dia akan baik-baik saja,” ucap Yoojin, dirinya sedari tadi terus memperhatikan fitur wajah Hyungseok yang kelewat sempurna. “Jangan menangis.” Yoojin terkekeh melihat anak manis di sampingnya ini terisak. Lemah juga hatinya
“Janghyun beneran gak apa-apa, kan?” tanya Hyungseok masih tidak percaya.
“Gak apa-apa, kuat itu anaknya cuman mungkin lagi kurang bisa ular,” jawab Shinwoo tiba-tiba merangkul Hyungseok. “Hai manis,” sapa Shinwo sebelum dirinya terjungkal ke depan karena tendangan sayang istri tercintanya
“Pulang gak lo!”
“Iya sayang, iya,” Shinwoo segera berlari keluar pagar kos-kosan menuju rumahnya. Melawan istrinya sama saja dengan mendekatkan diri pada kematian.
“Kakak itu siapa?” Tanya Hyungseok menatap istri Shinwoo
“Istri bang Shin. Kak Yeonhee, kalau biasanya anak-anak sekitar sini manggilnya kakak galak atau gak kak Yeni,” jelas Yoojin. Ni anak sebenarnya dari tadi nempel mulu sama Hyungseok. “Namaku yoojin, kau keponakannya pak Dodo ya?”
“Iya, ayah sama om Dodo udah sahabatan dari SMA.”
“Ayah kamu seangkatan sama pak Dodo?” Tanya Yoojin lagi duduk bersila di atas kursi panjang sedangkan Hyungseok duduk di bawah
“Iy-”
“Maaf, interupsi. Jin, lu napa duduk di atas, tamu duduk di bawah?” Tanya Yohan ikut duduk di bawah membawakan teh buatannya di tengah. “Monggo,” ucapnya tersenyum kearah Hyungseok dan dibalas oleh Hyungseok dengan senyuman yang manis lagi.
“Iya, emang. Wahai para rakyat jelata-”
“Turun”
“Siap.”
Mampus, disuruh Jonggun duduk di bawah gara-gara banyak tingkah.
Yoojin langsung meminum teh buatan Yohan, ini wuenak sekali. Gak sia-sia bang Jichang ajarin Yohan buat teh pas acara hajatan tahun lalu.
5 menit kemudian
“Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam.” Serempak semua orang yang ada di dalam kamar menjawab. Jonggun berjalan membuka pintu dan mendapati Soojung dan ayahnya yaitu pak Dodo berdiri dengan wajah khawatir “pak Dodo?” Jonggun menyalim tangan orang tua tersebut
“Saya dengar Janghyun pingsan, gara-gara apa?”
Jonggun tidak menjawab tapi matanya memberikan kode ke arah Hyungseok yang dengan wajah imut dan wajah merasa bersalah
“Pantesan. Ayah kamu dimana, dek?” Tanya pak Dodo masuk bersama putrinya dan duduk di samping Hyungseok.
“Udah, jangan nangis,” ucap Soojung lembut mengelus kepala Hyungseok
“Tapi, mbak …” Hyungseok udah sesegukan ditambah kepalanya dielus soojung apa gak lepas itu air mata yang udah dibendung “lah pak, nangis dia”
“Mau Cookies?” Tawar Yoosung, biasa dipanggil Yudha
“Mau,” jawab Hyungseok mengangguk dan mengambil cookies dari tangan yudha “terima kasih,” ucapnya tersenyum senang.
“Sama-Sama.”
Udah gitu doang?, batin lainnya yang udah panik liat calon kembang desa nangis. Pantesan aja gak pernah dengar cerita Yoojin nangis gara-gara Yoosung pas kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan pak Dodo
FanfictionDi siang hari yang terik ketika di hari pertama puasa, Pak Dodo yang merupakan bapak kost di kost khusus putra. Kos milik Pak Dodo merupakan kos elit yang di mana satu kamar dapat diisi sampai 6 orang. Menjadi kebiasaan Pak Dodo setiap siang untuk m...