17:47, bersamaan dengan bedug masjid Dan adzan berkumandang seluruh penghuni kos-kosan pak Dodo keluar dari kamar dan habitatnya. Buka puasa tersebut terasa ramai dan hangat oleh para anak-anak lelaki yang menyantap makanan.
"Seo, Gimyung kemana?" Tanya Shinwoo tidak melihat jamet premium tersebut di sekeliling Seongeun yang merupakan pawang alaminya
"dia bilangnya mau beli takjil, tapi dari 10 menit yang lalu gak ada balik-balik. Udah gue telpon, nggak diangkat" jawab Seongeun memakan bakwan. Dia pun heran dengan jamet satu itu, entah apa yang dia lakukan di pasar
"ABAAAAAAAAANG"
"BANG SHINWOO"
"ZINNNNN"
"GUE ADA BERITA BARU-anying"
Bisa-bisanya dia kesandung sama kaki abangnya sendiri. Mana di depan Seongeun yang lagi makan jatuhnya, untung si ayang kagak peduli. Gimyung dibantu berdiri oleh Seoungun dan duduk di sampingnya
"Jihan minta." setelah membaca doa berbuka puasa Gimyung langsung meminum habis es cendol milik Jihan
"punya gw, asu-"
"Jihan." ini pak Agus-maksudnya bang Jichang yang lagi negur adik keduanya. Sayang adek dia tuh, gak mau pahala adeknya berkurang.
"Asu lama suka dia~" jihan dengan cepat mengganti kosa katanya menjadi nyanyian sambil menatap tajam Gimyung yang nyengir tidak merasa bersalah. Pengen tak geplak, batinnya kesal anying. Itu cendol belum setengah di minum udah di ambil ama jamet kagak tahu malu, untung anak pejabat. "Nyanyi bang." tawar Jihan dengan memberikan jempol dan hanya dijawab anggukan oleh Jichang
"Jadi, kenapa lo tadi lari sambil teriak kek orang gila gitu?" tanya yohan memakan nasi goreng bersama dengan Zin sahabat sekaligus kesayangannya walaupun kelakuan seperti Chihuahua
"Tadi pas di pasar tuh udah menjadi rutinitas gw menggoda janda-janda di sana yang sedang berbelanja. Tenang Seongeun, aku tetap menyayangi mu kok-"
"Terserah." Ucap Seongeun dengan mulut penuh mengunyah nasi goreng buatan Soojung
"Nah saat gw lagi melakukan aktivitas tersebut, ni beberapa rombongan ibu-ibu ngumpul di satu tempat. Gw orangnya kan suka kepo jadi gw juga ikut ngumpul dan di sana gw melihat pemandangan yang membuat gua tersadar akan indahnya ciptaan yang maha kuasa-" jelas Gimyung setelah itu tidak dilanjutkan olehnya lagi karena dia lupa dengan kata-kata selanjutnya
"Pulang tarawih gw kejar lu pakai karpet masjid," ucap yohan karena kesal dengan cerita Gimyung yang setengah-setengah.
Tarawih, Janghyun yang lebih dulu mengambil air wudhu sedari tadi merasakan aura positif melewatinya. Saat salat Isya dia melirik ke arah dua laki-laki yang sedang bersiap juga untuk tarawih tapi Janghyun tidak bisa melihat wajahnya. Imam sudah meminta makmum dan mukmin untuk merapatkan shaf.
Salat Isya aman terkendali sampai witir, imamnya malah baca doa yang panjang kali lebar kali tinggi. Janghyun rasanya mau menangis tapi harus tetap khusyuk. Masa kalah sama Jichang dan Yohan yang tetap Khusyuk.
"Gimyung lu ikut gw, bang Jungoo tolong bawakan karpet masjid" ucap Yohan langsung menarik kerah Gimyung keluar masjid dengan Jungoo yang sudah menyediakan alat penyiksaan setelah selesai tarawih
Janghyun langsung tepar setelah tarawih. Gila kaki dia sampai bergetar. Baru juga puasa hari pertama jang, udah bendera putih aja lu.
"Maaf, kamu gak apa-apa?" Suara lembut seseorang membuat Janghyun membuka matanya lalu menatap ke arah samping dan mendapati seorang pria yang sepertinya lebih muda darinya. "Mau minum?" Tawar Hyungseok mengambil air AP gelas sekaligus sedotan untuk di berikan pada Janghyun
"Te-Terima kasih ..." ucap Janghyun tetap menerima walaupun bingung
"Nama saya Hyungseok, namamu?"
"Janghyun, panggil saja Hyun. Kau sepertinya bukan orang kampung sini," ucap Janghyun menatap penampilan bocah di depannya yang sederhana tapi ada kesan mahal
"Sebenarnya sudah beberapa kali ke kampung ini sama ayah, mungkin kamu nya saja yang belum pernah lihat saya," jawab Hyungseok dengan senyuman. Ramah sekali anak ini.
"Mungkin saja," balas Janghyun dengan tertawa renyah menanggapi perkataan Hyungseok "oh iya, ayahmu kemana?" Tanya Janghyun masih meminum air gelas di tangannya
"Lagi ngambil kotak mineral. Itu dia," tunjuk Hyungseok menggunakan jari jempol. Ya Allah. Sopan sekali manusia ini. Kearah seorang pria yang tinggi dan tampan yang kini duduk di sampingnya
"adek mau minum gak? Nanti ayah ambilin"
"Gak apa-apa, yah. Hyungseok minumnya nanti aja kalau sudah sampai di rumah om Dodo," jawab Hyungseok lembut dengan senyuman. "oh iya ayah, ini Janghyun dan Janghyun, ini ayahku Jinyoung" ucap Hyungseok memperkenalkan ayahnya pada Janghyun
"Jin ... young" minuman yang dipegang Janghyun jatuh ke karpet masjid, mulutnya terbuka dan matanya melebar. Tolong dong, putarkan musik india yang Aaaaa~~ sama den tarara den tarara den. Oke lanjut.
"..."
"Janghyun?"
"..."
"Jang-loh kamu kenapa?!" Tanya Hyungseok panik ketika tubuh Janghyun ambruk dan matanya tertutup. Yah malah pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kos-Kosan pak Dodo
FanfictionDi siang hari yang terik ketika di hari pertama puasa, Pak Dodo yang merupakan bapak kost di kost khusus putra. Kos milik Pak Dodo merupakan kos elit yang di mana satu kamar dapat diisi sampai 6 orang. Menjadi kebiasaan Pak Dodo setiap siang untuk m...