"Jaga dirimu, dan yakinlah bahwa kau akan masuk Gryffindor!" Ayah berujar dengan antusias ketika uap kereta berderung kencang--pertanda bahwa kereta menuju hogwarts akan segera berangkat.
Di sebelahnya, Ibu menggeleng tak terima saat ayah menyebut asrama Gryffindor.
"Kau pasti masuk Ravenclaw!"
"Aku berharap di sortir ke Hufflepuff." Kataku dengan malas. Ayah dan Ibu berpandangan kala mendengar ucapanku, mereka hendak memprotes ketika uap kereta berbunyi sekali lagi.
"Aku pergi, jangan lupa rawat tanamanku."
"Jika kau kekurangan asupan pergilah ke Hogsmeade diam diam!" Pesan ayahku yang tentu saja aku abaikan. Orang tua itu memang suka mengajarkan sesuatu yang tak baik padaku. Jadi lebih baik diabaikan atau dia semakin menjadi jadi.
Aku memasuki kereta membawa barang barangku sekaligus seekor burung hantu yang sepertinya memang sudah menjadi tradisi Hogwarts. Burung hantu ini sebenarnya cukup keren karena warnanya abu abu bersih. Namanya adalah Jeff, aku tidak tahu umurnya berapa. Tapi dia terlihat tampan sedikit.
Aku memasuki salah satu kompartmen kosong, tempatnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Tapi sejujurnya aku engap berada di dalamnya, jadi kuputuskan membuka jendelanya sedikit.
"Ehm permisi." Mataku melirik sekilas pada pintu kompartmen yang diketuk dua kali. Dari baliknya, sosok anak laki laki berkulit hitam nampak berdiri ragu ragu masuk ke dalam.
"Boleh aku bergabung disini? Kompartmen lainnya penuh." Aku sebenarnya malas berbagi dengan orang lain, tapi mengingat ini bukan milik nenek moyangku jadi mau bagaimana lagi?
"Ya, duduk saja."
Bocah itu tersenyum senang lalu duduk di hadapanku.
"Namaku Blaise Zabini, dan kau?"
"Tesla Grinheard."
"Kau dari keluarga Grinheard?"
"Apa kau tidak dengar?"
"Sorry. Hanya tidak menyangka bahwa bisa satu kompartmen dengan keturunan Grinheard." Aku menaikkan sebelah alisku. Rumor apalagi ini?
"Kudengar keluarga Grinheard adalah keluarga yang dihormati di dunia sihir. Sebagian dari mereka tinggal di Forks dan tidak menampakkan eksistensi mereka di depan publik." Katanya dengan raut wajah serius. Aku terdiam selama beberapa saat, setuju dengan ucapannya
Lalu aku hanya mengendikkan bahu dan setelahnya kami tidak mengobrol lagi. Aku memilih tidur dan Zabini menatap kagum keluar jendela kompartmen. Sepertinya aku cukup yakin bahwa dia akan masuk asrama Slytherin. Mengingat hampir semua keturunan Zabini adalah Slytherin juga.
🦋🦋🦋
Turun dari kereta, kami semua menyebrang dari danau ke Hogwarts menggunakan sampan, eh atau perahu ya? Entah aku tidak tahu perbedaannya. Sayang sekali perahu yang aku naiki diisi oleh 3 laki laki dan satu perempuan--aku. Tentunya aku masih bersama Zabini.
Kami melakukan perjalanan yang cukup memakan waktu karena mendayung perahu jelek ini, tanganku rasanya kebas sekali.
"Well, cukup menyenangkan." Ujar Zabini setelah turun dari perahu. Kami para murid tahun pertama digiring menuju tangga kastil yang sangat besar. Disana sudah berdiri wanita paruh baya yang kuyakini adalah Mcgonagall.
"Selamat datang di Hogwarts!" Ia memberi sambutan dengan wajah datar.
"Beberapa saat lagi, kalian akan melalui pintu ini dan bergabung dengan siswa siswa lainnya. Tapi sebelum kalian boleh duduk, kalian akan diseleksi masuk asrama. Asramanya adalah Gryffindor, Hufflepuff, Ravenclaw dan Slytherin." Terangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain Of Slytherin-Draco Malfoy
FanficTesla mencintai Draco, dan mereka membalas perasaan satu sama lain sebagaimana seharusnya. Namun, Tesla tidak mengetahui fakta. Bahwa Draco sudah terikat dengan seseorang tanpa sepengetahuannya . . . . . . . . 🐍Fanfic High rank #4 in astoriagreengr...