4. Apskāvieni

11 8 0
                                    

Masih terhitung sangat gelap, ketika Tesla terjaga dari tidurnya. Ia tidak bisa tidur dengan tenang karena aroma papermint dan tanah basah yang menjadi ciri khas Slytherin. Tesla tidak ada masalah dengan papermint, hanya saja bau tanah basah benar benar mengganggunya. Padahal ia tinggal di Forks, yang terkenal dengan tempatnya yang lembab.

Tesla bangkit setelah melirik jam weker milik Pansy. Gadis itu terlihat sangat kelelahan karena seharian ini digoda oleh Zabini. Ya sudah biarkan saja.

Jam menunjukkan pukul 3 pagi saat ia sudah bersiap memakai jubahnya. Tesla tidak tahu kemana kakinya akan membimbingnya. Ia hanya melangkah tak tentu arah sembari mengendap endap keluar dari asrama Slytherin. Prefek tidak mungkin berjaga di jam seperti ini kan?

Bermodal nekat, Tesla memacu langkahnya menuju danau hitam. Disana memang sedikit memiliki aroma tanah basah, tapi baunya tidak sepekat ruang Slytherin.

Selangkah lebih dekat dengan danau hitam, Tesla dapat melihat sosok berperawakan tinggi dengan rambut sepanjang bahu. Terlihat tengah mengawasi Danau di tepi dengan wajahnya yang tak pernah ber-ekspresi.

"Severus." Panggilnya ketika berada tak jauh dari lelaki itu.

"Sudah kuperingatkan untuk memanggilku dengan sebutan professor." Ia tak berbalik dan tetap memandang danau hitam.

"Sedang galau huh? Mengenang cintamu?" Tesla tertawa halus lalu berdiri tepat di samping Snape. Lelaki itu melirik sekilas tak berusaha menanggapi.

"Kau seharusnya tak berada disini Ms.Grinheard."

"Begitupun kau. Dumbledore juga tak mengijinkan para professor untuk berkeliaran di malam--err pagi buta jika tidak ada keperluan. Kita impas Severus, jangan melaporkanku." Tesla mendudukkan dirinya di tepian kayu. Ia memejamkan matanya menikmati sapuan angin halus di wajahnya.

"Sudah cukup lama kita tidak mengobrol seperti ini, sejak aku pindah ke Forks. Kau tidak pernah mengunjungiku." Lanjut Tesla.

"Itu tidak penting Grinheard. Ada banyak hal yang aku urus disini."

"Tapi kau teman dekat ayahku Severus, kau tidak pernah mengunjunginya, aku juga ingin belajar denganmu lagi."

"Kamu bisa belajar sendiri Grinheard." Ia berujar datar. Matanya memicing saat mendapati derap langkah lainnya dari kejauhan. Buru buru ia meninggalkan danau hitam dengan Tesla yang hanya mengangkat sebelah sudut bibirnya.

"Severus masih saja menjadi introvert." Gumamnya.

"Menikmati kesendirianmu Grinheard?" Seseorang muncul dari balik punggungnya.

"Apakah ada yang salah Malfoy?"

"Anak perempuan tidak boleh berkeliaran di pagi buta seperti ini." Malfoy mendudukkan dirinya disebelah Tesla. Mengayunkan kakinya hingga menciptakan gelombang kecil karena kakinya menyentuh permukaan danau.

"Aku tidak betah berada di asrama."

"Kau tidak terlahir sebagai Slytherin." Ia mengejek dengan angkuh seperti biasanya.

"Ya, kau memang Slytherin sejati mengingat sifatmu yang angkuh itu."

"Kau tidak berbeda jauh Grinheard." Malfoy menatap hamparan air didepannya dengan raut teduh, tidak seperti sebelumnya.

"Aku tidak mengerti maksudmu Malfoy."

"Eh? Kau pikir aku tidak tahu kalau kemarin saat kelas Madam Hooch, kau menatap Granger seolah olah dia adalah orang paling menjijikkan diseluruh bumi." Tesla kalah telak.

Malfoy menyeringai saat ia bangkit dari duduknya.

"Mau kemana Grinheard?"

"Kembali ke asrama."

"Aku akan bersamamu nona." Malfoy mensejajarkan langkahnya dengan Tesla. Tak ada obrolan apapun diantara keduanya. Mereka hanya fokus berjalan kembali ke asrama sesekali melihat keadaan sekitar. Takut takut jika Filch dan peliharaannya muncul secara tiba tiba. Ewhh Tesla sangat membenci si tua Filch.

Sesampainya di depan asrama, Tesla mengucapkan mantra agar pintu asrama terbuka. Setelahnya, mereka berdua masuk. Disambut oleh common room Slytherin yang masih sangat sepi karena semua siswa belum bangun.

"Kupikir duduk sambil menghangatkan diri tidak buruk." Malfoy menarik pergelangan tangan Tesla menuju sofa yang paling dekat dengan perapian.

"Aku ingin kembali ke kamar Malfoy."

"Ayolah, kau pasti tidak akan tidur lagi kan? Itu akan membosankan." Malfoy masih memegangi pergelangan tangannya, jemari bocah itu turun dan mengamit jari jemari milik Tesla.

"Tanganmu kedinginan." Lanjutnya lalu menarik Tesla lebih dekat dengannya. Matanya bertemu dengan milik Tesla, ada senyum angkuh yang terbit disana saat Draco menatapnya.

"Tetaplah disini, aku tahu cara agar kau tidak mencium bau ruangan ini lagi." Mata Tesla berbinar, ia butuh itu! Sejujurnya, parfum dari Leah baunya memang cepat hilang. Sehingga tidak begitu efektif jika dipakai.

"Bagaimana caranya Malfoy?"

"Lakukan seperti ini." Mata Tesla melebar ketika Malfoy bergerak mendekat, terus mendekat hingga tidak ada jarak lagi diantara mereka berdua. Malfoy menarik Tesla kedalam pelukannya. Dan pada detik berikutnya, Tesla mencium aroma menenangkan yang keluar dari rambut milik Malfoy. Apel hijau dan papermint.

"Bagaimana?"

Jantung Tesla berdegup kencang. Ada rasa aneh yang menjalar didalam perutnya. Sesuatu yang menggelikan dan tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Rasa yang tidak pernah pikir bahwa itu akan ada...

"Aku--menyukainya."

Pain Of Slytherin-Draco MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang