Επτά

1K 92 14
                                    

• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...

···

"Hah.. hah.. hah.."

Sosok yang tak lain ialah Justin, Mafioso Park, kini terbangun dari alam bawah sadarnya.

Ia mengetahui hal apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu perihal sang ayah dengan salah satu musuh sekaligus sahabat lama yang sudah bertahun tahun kini menghianatinya.

Mimpi kelam itu berakhir ketika Mafioso terbesar di Asia, tertidur selamanya disamping sang putra kebanggaan.

Terbangun dengan keadaan keringat dingin bercucuran di sekitar dahinya, Justin menghela nafas.

"Ayah bilang padaku jika dilarang untuk memendam dendam pada seseorang. Tetapi maaf, kali ini Justin mengingkari janjiku terhadapmu, Ayah."

"Justin akan membuat mereka tunduk atas pengorbananmu terhadapnya."

"Maaf jika nanti Justin gagal dan mengecewakan Ayah. Tetapi Justin berusaha sebisa mungkin agar bisa membuat mereka tunduk padamu."





Pemakaman dilangsungkan pada pagi hari ini.

Seluruh kerabat berkumpul, tak lupa beberapa wawancara dari acara televisi mendatangi acara duka cita sang Mafioso.

Teman tak lupa sahabat dekat dari Mafioso terbesar itu turut serta dengan ungkapan bela sungkawa.

Terkecuali...

Sosok yang baru saja datang di acara pemakaman sang Mafioso Park, kini mengundang seluruh atensi mereka yang berada tepat di tempat peristirahatan terakhir sang Mafioso.

Justin, sosok yang dinaungi sebagai putra tunggal dari mediang Mafioso Park, kini ikut menoleh menatap sekumpulan pria yang baru saja tiba.

Hingga terpancar sirat kebencian dalam lubuk hati dari sang putra Mafioso.

"PERGILAH KAU DARI SINI!"

Justin berteriak histeris kala sekumpulan pria tersebut semakin mendekat ke arah gundukan tanah yang di tempati oleh mediang sang ayah.

"Tenanglah, nak.. dia hanya turut bela sungkawa, kau tak boleh seperti itu didepan makam ayahmu.." mungkin itu suara dari pembisnis terdekat Mafioso yang mencoba menenangkan Justin saat ini

"BAGAIMANA KU BISA TENANG JIKA MEREKA YANG MEMBUAT AYAHKU TIADA?!" Air mata tergantikan oleh tatapan benci dari sosok Justin

"SAYA BERSUMPAH TEPAT DISAMPING MAKAM MEDIANG AYAHKU. KELAK NANTI, SAYA BERSUMPAH AKAN MEMBALAS SELURUH PERBUATAN MEREKA TERHADAP AYAHKU, INGAT BAIK BAIK UCAPANKU!"

Seluruh manusia yang berada disana terdiam setelah mendengar apa yang sang putra mediang Masfioso lontarkan.

Bahkan mereka tak menyangka jika putra kecil dari ketua organisasi tersebut bersumpah tepat di samping makam sang ayah.

"Nak, apa yang kau ucapkan? Itu tidak baik. Apalagi kau berucap hal ini disamping makam ayahmu.."

"Biarkan. Biarkan saya bersumpah, karena hal ini tak sebanding dengan apa yang dilakukan mereka hingga membuat Ayahku tiada tanpa sepengetahuanku." Justin dengan lantang berucap tegas dihadapan seluruh tamu bela sungkawa





"ARGHHH!"

"Master, ada apa?"

Justin berteriak keras, hingga mengundang raut khawatir dari kedua tangan kanannya yang baru saja masuk ke dalam kamar milik sang Mafioso.

Apeilí Gia Sex | WoohwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang