• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...···
"Sir, your plan worked. However, he had been taken in by someone unknown." sosok itu terus mengawasi sang pemuda manis dari jauh
"Continue. Make that bastard mad that his slave went away from him." Di sebrang sana sosok yang disebut, Tuan, terkekeh serak
Sosok serba hitam yang sedari tadi berdiam diri di dalam kendaraan beroda empat, akhirnya pergi begitu saja setelah mengawasi bocah malang yang terlantar, mungkin.
"Apakah kau ingin tinggal ditempatku untuk sementara ini? Tenang saja, disana ada kekasihku. Jadi, kau tak perlu khawatir akan terjadi hal yang buruk." Pria tersebut membantu Junghwan karena ia melihat tubuh ringkih yang terduduk dipinggir jalan seorang diri
Sampailah mereka berdua di sebuah Apartemen dengan bernuansa putih abu.
Pria itu mebawa Junghwan masuk kedalam, hingga di sambut dengan sosok lain yang baru saja muncul dari arah dapur.
Mendapatkan tatapan tanya dari sosoknya, Junghwan menunduk, merasa tak enak karena sudah merepotkan kedua sosok di hadapannya saat ini.
"Lebih baik kita duduk terlebih dulu, dan kau, tenangkan dirimu. Kami tak akan menyakitimu sama sekali." Ujarnya memecah keheningan
Mereka bertiga memutuskan untuk duduk diruang tengah dengan Junghwan yang terus terdiam, bahkan enggan guna membuka suara sedikitpun.
"Hei, kita belum berkenalan. Baiklah, nama ku Yedam, dan di sampingku ini adalah kekasihku yang sudah menolongmu, Sam." Junghwan perlahan mendongak menatap keduanya dengan lamat
"A-aku, Junghwan.. iya, aku J-Junghwan." Merasa gugup, padahal dirinya hanya memperkenalkan nama pada sepasang kekasih itu
Junghwan merasa canggung. Dalam benaknya, ternyata masih banyak manusia yang perduli dengannya, setelah yang ia alami beberapa bulan ini.
"Junghwan, mengapa kau berdiam diri di jalanan sepi? Maksudku, apakah kau tidak takut?" Merasa tak dapat jawaban, Sam menghela nafasnya maklum. Mungkin Junghwan belum terbiasa karena baru pertama kalinya mereka bertemu
"Apakah mencintai seseorang itu adalah kesalahan, ya?" Junghwan berucap tiba tiba
Sepasang kekasih itu terdiam, sepertinya mereka tahu akan hal dimaksud dengan Junghwan.
Mereka berdua mencari jawaban yang tepat guna Junghwan akan paham maksudnya.
"Tidak, itu bukanlah sebuah kesahalan. Cinta tumbuh dari hati seseorang dengan jangka waktu yang berbeda. Lalu, jika kau merasa jatuh cinta dengan nya, maka kau harus melakukan yang terbaik untuknya. Kau mengerti, Junghwan?" Pemuda manis yang mencoba memahami ucapan dari salah satu sepasang kekasih itu, perlahan mengangguk
"BAJINGAN! CEPAT CARI JUNGHWAN DAN MASUKAN DIA KE RUANG BAWAH TANAH!" Kawahan Nevanzo kalang kabut dibuatnya
Pasalnya, sudah satu hari satu malam ini, Junghwan belum saja kembali. Yang ada pada benak mereka, mengapa sang Master selalu meluapkan amarah jika hal tersebut mengenai Junghwan?
Di tengah otak yang terus berfikir, sang Master kembali membuat keributan didalam, dengan melempar seluruh berkas yang berada pada meja kerja pribadinya.
"Bawa jalang itu kehadapanku. Jika kalian tak bisa menemukan nya, maka benda ini yang akan menggantikan." Berucap tegas dengan pistol berada ditangan nya
KAMU SEDANG MEMBACA
Apeilí Gia Sex | Woohwan
Ficción GeneralHe was too innocent for a world that was so cruel to him. They are not going to let his life in peace. Warn!: Sexual violence, dirty talk, BxB booth, m-preg, 18 to 21+ nsfw © trvarthxcyno