Ενας

3.8K 173 2
                                    

• Don't forget to vote for this book.
Happy reading...

···

PLAK!

"Hiks.. sakit, M-Master." Terdengar suara begitu memilukan hingga rintihan rintihan meminta maaf dari salah satu ruangan

Tak ada yang berani menguping walaupun membuat seluruh penghuni disana merasa penasaran dibuatnya.

"Tak seharusnya kau berani melawan ucapanku, Junghwan." Nada penekanan itu membuat pemuda bernama Junghwan terdiam beberapa saat

CTAS!

CTAS!

"Akhhh! Ku m-mohon, hiks.. sakit.." seluruh area tubuhnya mendapatkan cambukan hingga membuat ruam merah, bahkan sudah kesekian kalinya luka tersebut mengalami pendarahan

"Berani mengulangi nya kembali, hm? Saya tak akan segan membunuhmu kapan saja." Ucapannya mendapat gelengan dari Junghwan

Tubuhnya semakin lemas, Junghwan tak sanggup mengimbangi tubuhnya jika terus berdiri dengan kedua tangan dan kaki yang di ikat pada penyangga disana.

Luka cambukan dari sang Master membuat seluruh tubuhnya menjadi sakit yang teramat dalam.

Saat setelahnya, sang Master pergi begitu saja meninggalkan Junghwan dengan keadaan yang masih terikat. Bahkan dengan rela, sang Master tak mengizinkan siapapun untuk memberinya sesuatu, termasuk makanan dan minuman untuk dirinya konsumsi.

"Awasi dia. Siapapun yang berani melawan ucapan saya, maka peluru panas ini akan menembus otak kalian." Perintah mutlak tersebut dibalas dengan membungkuknya setengah tubuh mereka guna menuruti ucapannya

Dalam ruangan khusus penyiksaan, tepat berada diruang bawah tanah, keadaan pemuda bernama Junghwan tersebut begitu memilukan.

Terlalu banyak ruam merah yang tercetak jelas akibat cambukan dari sang Master, bahkan ruam merah pekat disekitar area lehernya yang disebabkan oleh keganasan dari sosoknya.

Seluruh bagian tubuhnya tak tertutup oleh sehelai benang apapun, hingga membuatnya kedinginan dan tak ada yang berani membantunya, lantaran mereka semua telah diperintah oleh sang Master.

Junghwan kembali menangis lirih, setelahnya ia benar benar tak sadarkan diri dengan keadaan tubuhnya yang masih terikat erat.

Sedangkan ditempat lain, tepatnya sebuah gedung pencakar langit yang dinaungi oleh seorang CEO, ralat, seorang Mafioso terhormat di negri nya. Justin park, dialah sosok tersebut.

Mafioso Park berjalan dengan arogan nya dan di kelilingi oleh kawahan Nevanzo, membuat para karyawan disana dengan segera menundukkan setengah tubuhnya guna menghormati sosok nya.

Terus melangkah hingga sampai pada sebuah ruang pribadi mafioso Park. Membiarkan sang Master masuk, lalu kawahan Nevanzo mengawasi ruangan tersebut dari luar.

Sang Master duduk pada kursi kebesarannya, lalu menyalakan komputer disana. Netranya melihat pada layar, jika pemuda yang menjadi budaknya, Junghwan, kini tengah tak sadarkan diri dalam ruang penyiksaan.

Ia terkekeh serak, tak disangka pemuda tersebut menolak dirinya untuk bersenang senang sepanjang malam bersama. Hingga pemuda tersebut mendapatkan siksaan dari sosoknya.

Dalam batinnya, seharusnya pemuda yang menjadi budaknya tersebut, harus mematuhi perintahnya. Lihat, akibat tak menurutinya, pemuda bernama Junghwan dengan rela mendapatkan kekerasan oleh sang Master.

Junghwan, hidupmu sungguh malang. Hanya karena dirinya tak memiliki status keluarga diluar sana, ia bahkan dengan rela menjadikan dirinya sebagai budak dari mafioso Park.

Apeilí Gia Sex | WoohwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang