Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tangerang, pukul 14:20.
Kana yang baru saja pulang dari kampus masuk ke dalam rumahnya, seperti biasa ia pulang tepat waktu untuk berganti pakaian dan kemudian bersiap pergi kembali untuk melakukan pekerjaan part timenya di restoran milik sang sahabat. Namun siapa sangka di saat kepulangannya hari ini ia di kejutkan dengan sebuah situasi yang sangat memuakkan yang membuatnya merasa jengah dan ingin secepatnya meninggalkan rumahnya tersebut.
"Kana tolong Papah Nak, tolong Papah. Papah mohon." mohon sang Papah memanggil sang putra yang tengah berjalan melewatinya begitu saja.
Namun bukannya mendapat jawaban atau pertolongan dari sang putra ia malah hanya mendapatkan lirikan cemooh dan senyuman sinis dari sang putra. Dan sang putra pun melenggang dengan santainya ke arah kamarnya mengacuhkan sang Papah yang sedang di siksa oleh sekumpulan pria hitam berbadan besar.
Bugh Bugh Bugh
Ke-lima pria yang sedari tadi memukuli Papah Kana pun melanjutkan tugasnya, ia mengeroyok Papah Kana dengan cara yang sangat membabi buta dan brutal sehingga membuat Papah Kana yang sudah tua itu banyak mengeluarkan darah segar dari beberapa bagian tubuhnya.
"Hentikan!" titah pria dingin yang sedari tadi duduk menyaksikan penyiksaan anak buahnya. Ia bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah Papah Kana yang sudah lemas dan hampir tak sadarkan diri.
"Siapa dia?" tanya pria dingin tersebut sambil melirik ke arah kamar Kana.
"Di-dia putraku satu-satunya, Tuan." jawab Papah dengan napasnya yang sudah tak beraturan.
Mendengar jawaban dari pria paruh baya tersebut Mew menyunggingkan senyumnya menyeringai. Dari awal kedatangan Kana dan melihat sikapnya sungguh membuat dirinya tertarik dan penasaran.
"Hmmm... Bagaimana jika kita barter dan membuat kesepakatan, semua hutangmu akan ku anggap lunas tapi ...." tawar Mew menggantung dengan senyum liciknya.
"Tapi apa, Tuan? Apakah Tuan menginginkan putraku? Jika memang iya silahkan kau ambil dia Tuan." tebak pria itu yang malah menawarkan putranya ke pria dingin tersebut yang tau jika pria dingin itu adalah gay.
"Baiklah, kita sepakat. Lepaskan dia!" titah pria dingin tersebut ke-lima anak buahnya.
Ke-lima anak buahnya menggangguk, lalu mereka melepaskan pria paruh baya tersebut hingga tersungkur ke atas lantainya.
Ohookk ohookk
Pria tua tersebut pun terbatuk-batuk karena perutnya terhantam oleh kakinya sendiri.
Setelah sepakat, tanpa berbasa basi pria dingin tersebut langsung berjalan ke arah kamar Kana lalu membuka pintu kamar tersebut membuat sang empu terkejut.
"Ada apa ini?" tanya Kana yang bingung dan terkejut.
"Kau ikut dengan ku sekarang, kau adalah milikku." tegas pria dingin tersebut lalu menarik paksa lengan Kana.
"Lepas! Apa maksudmu milikmu?" tanya Kana memberontak.
"Ayahmu sudah menukarkan dirimu dengan hutangnya. Maka dari itu kau menjadi milikku sekarang!" tegas pria dingin tersebut menjelaskan tanpa menoleh ke arahnya dan terus menarik Kana hingga ke luar dari dalam kamarnya.
"Lepas! Aku tidak ada urusan dengan dia. Jika kau mau bunuh lah dia dan jangan menggangguku, bajingan!" Kana menarik tangannya sekuat tenaga hingga akhirnya terlepas dari cengkeraman pria dingin tersebut.
Pria dingin pun menggangguk dan mengedipkan satu kali matanya ke-lima anak buahnya itu. Dan anak buahnya yang sudah paham pun langsung berjalan ke arah Kana lalu menangkapnya kemudian bergegas membawanya ke luar dari rumah tersebut.
"Lepas kau brengsek! Lepaskan aku!" Kana terus memberontak menggerakkan tubuhnya berusaha melepaskan dirinya namun sia-sia.
Kekuatannya kalah dari ke-lima pria hitam berbadan besar yang tengah mencengkeram dan menyeretnya ke luar. Sementara sang Papah yang melihatnya di perlakukan seperti itu pun hanya diam dan menatapnya datar.
"Arghhh.... Kalian mau bawa aku kemana? LEPAS!" teriak Kana yang memberontak menolak masuk ke dalam mobil pria dingin tersebut. Namun lagi-lagi usahanya hanya sia-sia, kekuatannya kalah dengan lima pria hitam tersebut.
Dengan secara paksa dan kasar akhirnya ke-lima pria bertubuh hitam itu berhasil memasukkan Kana ke dalam mobil Bosnya.
Dan di saat sudah masuk ke dalam mobil Kana menoleh dan menatap nanar pria dingin yang tadi menyeretnya ke luar dari kamarnya.
"Diam dan jadilah anak yang manis. Jika kalau tidak, kau akan merasakan akibatnya sekarang juga!" ancam pria dingin tersebut dengan santainya tanpa menoleh ke arah Kana yang berada di sebelahnya.
"Arghh...." murka Kana melayangkan satu tinjuannya ke arah wajah pria dingin tersebut namun dengan sangat cekatan, hanya satu gerakan tangannya pria dingin tersebut mampu menahan tangan kecil milik Kana.
Pria dingin tersebut pun bangkit lalu menindih dan mengunci tubuh Kana yang lebih kecil darinya.
Mmmhhh....
Kana membelalakkan matanya terkejut di saat pria dingin itu melumat bibirnya dengan lembut. Sontak saja hal itu membuat Kana terdiam dan mematung.
"Semakin kau memberontak maka semakin penasaran lah diriku terhadapmu. Sayang." bisik pria dingin tersebut lalu kembali membenarkan posisi duduknya.
"Sayang? Hah? Menjijikkan, jangan katakan bahwa dirimu itu gay dan kau ingin memilikiku sebagai...." kaget Kana yang refleks menebak pria dingin yang berada di hadapannya.
"Good boy," bisik pria dingin itu lagi sambil mengusap lembut pipi Kana dengan ke-lima jarinya.
"Arghhhh...."
BughBughBugh!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jika ingin kelanjutan cerita ini, maka kalian bisa mengikuti popdfnyayagesya.. Harga pdf untuk cerita ini adalah 50rb saja...
Dan aku akan lanjut pdf ini jika pembeli mencapai 20 orang ...
Po pdf berjalan selama 12 hari yagesya... Pokoknya mah kalian bisa baca cerita ini di malam takbiran/ di saat setelah sholat idul fitri. .
Dan isi dari pdf ini
Chapter 1. Awal pertemuan Chapter 2. Rumah baru Chapter 3. Memberontak Chapter 4. Menikah Chapter 5. Mencoba kabur Chapter 6. Sah Chapter 7. Malam pertama Chapter 8. Kamu desah juga Chapter 9. Desah kesekian kali Chapter 10. Mencoba kabur part 2 Chapter 11. Pilihan Chapter 12. Pasrah Chapter 13. Perhatian Chapter 14. Rasa aneh Chapter 15. 24 jam yang panas Chapter 16. Dipaksa dan mulai terbiasa.