R.L | Mistake 🔞

3.8K 183 22
                                    


Part ini sudah diedit, dan memuat unsur 🔞
Untuk versi au-nya, adegan 18+ itu aku sematkan di privatter. Tapi untuk di Wattpad, kuputuskan untuk menampilkannya utuh di sini.

Jadi, bagi yang nggak berkenan boleh diskip, jangan lancang mereport story maupun akun ini untuk alasan apa pun.

Aku sudah memberi warning dari awal, jadi tolong dibaca baik-baik ntar.
Mohon pengertiannya, ya. 🙇🏻‍♀️

11.7k Words

. . .

Kala memandu tubuh Wilka memasuki unit apartemennya. Berada di kawasan elit dan menduduki jabatan tinggi di sebuah perusahaan ternama, tentu membuat Wilka memiliki hunian dengan interior mewah. Kala memindai sejenak isi apartemen Wilka, sebelum kembali fokus pada sang CEO muda, yang terdengar meringis kecil.

Dengan cepat Kala kembali memandu tubuh Wilka, beranjak menuju pintu yang ia yakini sebagai kamar utama.

"Di sana aja."

Wilka berujar lirih, sambil bergerak pelan menuju sofa ruang tengah yang empuk. Ia mengangkat wajah, menatap netra sang sekretaris kesayangannya dengan sorot matanya yang lembut, berusaha menyakinkan Kala, bahwa ia sudah dalam kondisi baik-baik saja.

"Aku males ke kamar. Biar di sini aja," tandasnya kemudian. Pandangannya tak beralih, masih mengunci paras Kala ke dalam netranya.

"Badan kamu bakalan sakit kalau tidur di sini, Wil," jawab Kala yang juga balas menatapnya. Namun, ia memilih membiarkan saja, ketika Wilka menyandar pada bantal sofa.

"Lagian, kamu tuh ngapain, sih? Baru juga nyampe, udah langsung ke kantor aja. Udah tahu abis nempuh perjalanan jauh. Harusnya istirahat dulu," sungutnya kemudian, yang ditanggapi Wilka dengan senyum tertahan.

"Wahh. Sekarang kamu udah berani marahin aku, ya? Udah nggak canggung lagi, hum?" ledeknya lagi, meski kemudian ia meringis, sebab denyut nyeri kembali terasa di kepalanya. Wilka jelas menggunakan nada bercanda dan juga bersahabat, tetapi Kala tetap saja tersentak.

H-hah! Gue ngapain barusan?
Marahin Wilka?

Perempuan itu mengerjap. Ia seakan disadarkan sesuatu. Dalam hati ia mengumpat dan mengutuk dirinya sendiri, yang sepertinya terlalu terbawa perasaan dan lupa tentang statusnya yang hanya seorang staf di perusahaan Wilka. Raut wajahnya pun mengguratkan sesal yang begitu kentara. Bagaimana mungkin, sikap Wilka yang begitu lembut dan hangat padanya di dua hari kemarin, membuatnya berani bertingkah selancang tadi?

"I'm Sorry," cicitnya dengan raut wajah pias. Sang sekretaris bahkan tak berani lagi mengangkat wajah. Kala memilih menunduk diam, memandang lantai marmer di apartemen Wilka, dengan perasaan menyesal yang merebak di dada.

"Huh? Sorry for what?"

Dan Wilka yang tentu saja tak mengerti, bahkan menyadari, betapa gadis dengan nama belakang Maheswari itu sedang berperang batin. Ia tak akan tahu, betapa saat ini Kala ingin membawa tubuhnya berlari menjauh, sebab ia terlalu malu berhadapan dengan Wilka.

Benar. Bagaimana mungkin ia berani memarahi Wilka? Siapa dia? Siapa gadis di hadapannya? Bagaimana mungkin ia bisa berucap selancang tadi? Mereka bahkan masih mengenakan seragam kantor, Demi Tuhan. Saat ini ia adalah Yerisa Jikala, sekretaris dari Kaleia Mawilka. Berani-beraninya ia menggerutu seperti tadi!

"Maafkan saya, karena sudah berani memarahi Bu Wilka," lanjutnya kemudian yang tentu membuat Wilka mengeryit. Ia yang semula mengusap pelipisnya yang berdenyut, kini sepenuhnya memandang wajah Kala.

Restless Love  ( 𝘈𝘭𝘵𝘦𝘳𝘯𝘢𝘵𝘦 𝘜𝘯𝘪𝘷𝘦𝘳𝘴𝘦)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang