HON 11: Lucas

251 46 11
                                    

-

Sore ini keluarga Parker sudah kembali dengan formasi lengkap. Meskipun sebagian dari mereka mengalami luka-luka. Terutama Calandra yang sebelah matanya cidera, gadis itu nyaris tidak bisa melihat lagi. Tak jauh berbeda dengan si bungsu yang mengalami pendarahan pada kedua telinganya.

Jourell dan Eeddie mengalami patah tulang, Jourell pada kakinya serta Eaddie pada tangannya. Terlepas dari semua itu Calantha merasa sedikit lega karena mereka semua selamat. Ia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika mereka berempat kehilangan nyawa menyisakan dirinya sendirian di rumah yang penuh teror ini.

Jeffrey yang memang berprofesi sebagai dokter langsung sigap melayani mereka. Lelaki itu bahkan tidak memiliki waktu untuk beristirahat karena kondisi serius para calon iparnya.

Oh iya, mereka bisa datang ke sini karena di antar Lucas. Si tukang sayur yang beberapa hari lalu Calantha dan Calandra temui.

"Bang Lucas kok bisa ketemu sama saudara-saudara saya?" tanya Calantha setelah meletakan teh hangat di hadapan Lucas.

"Kebetulan saya waktu itu sedang mencari sayur neng. Terus saya kaget ngelihat ada mobil berasap. Cepat-cepat saya tolongin. Untung semuanya selamat. Terus saya ingat, yang cewek itu saudara neng makanya saya langsung datang ke sini." ucap Lucas tidak sepenuhnya jujur. Tidak mungkin ia menceritakan semuanya sekarang.

"Bang! Nginep di sini saja ya, temani kami, kebetulan saya juga baru datang, bang Lucas bisa tidur bareng di kamar saya." Jeffrey yang baru selesai memeriksa kondisi Reagan langsung menghampiri keduanya. Duduk disebelah Calantha sambil merangkul pundak gadisnya.

Lucas mengangguk senang. "Boleh mas! Perkenalkan nama saya Lucas! Tukang sayur paling ganteng di komplek ini!", seru Lucas memperkenalkan dirinya.

"Saya Jeffrey, pacarnya Calantha."

Calantha langsung tersipu malu, kenapa Jeffrey harus memperkenalkan dirinya seperti itu sih!

"Bang, saya boleh nanya gak? Abang kan sering keliling komplek ini, emang komplek inituh sepi terus ya bang? Saya jarang lihat orang-orang sini. Paling kalau lihat, cuma tetangga depan rumah." tanya Calantha.

Lucas yang baru menyeruput tehnya langsung menyembur. "Pfttttt- aduh panas! Hehe, maaf neng abang kaget. Kamu ketemu sama yang mana?"

"Hah? Yang mana gimana bang? Kan rumah depan penghuninya cuma satu orang."

Lucas buru-buru menyadari kesalahannya, "Maksud saya tuh, neng ketemunya sama siapa? Kan rumah depan tuh banyak."

"Cowok besar bertato, Barom namanya."

Dan untuk kedua kalinya Lucas menyemburkan tehnya.

Duh kalau sudah seperti ini pasti akan sulit ke depannya.

"Emang dia kenapa bang?", kali ini Jeffrey yang bertanya.

Lucas menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, apakah ia harus menceritakan semuanya sekarang?

"ARGHHHHHHHHHHHHH!!!"

Mereka bertiga langsung terlonjak kaget mendengar suara yang sangat keras itu. Suara seperti orang kesakitan yang meminta tolong.

Jourell dan Eaddie yang berada di dalam kamar mereka langsung berlari ke ruang tamu. Meskipun Jourell harus tertatih-tatih.

"Suara siapa itu? Kalian gak apa-apa kan?" tanya Eaddie panik. Ia kira ada sesuatu yang terjadi pada mereka bertiga di ruang tamu.

"Bukan dari sini asal suaranya!" Reagan berucap dari atas.

"Adek! Kamu kenapa bangun, kan masih sakit?!" Tanya Calantha khawatir.

"Suaranya, suaranya makin kenceng! Kak suaranya makin kenceng! BERISIKKKKKK!!!"

Calandra langsung keluar dari kamarnya saat mendengar teriakan Reagan. Dirinya hendak menarik Reagan ke dalam pelukannya, namun tiba-tiba matanya berdenyut perih.

"Akhhhh! Mata gueee!"

Keadaan rumah keluarga Parker menjadi semakin kacau, ditambah dengan lolongan Adler yang tiada henti ke arah rumah Barom.

Pada saat itulah Lucas sadar. Bahwa kecelakaan keluarga Parker bukanlah suatu kebetulan. Ini memang di rencanakan.

"Neng, mulai sekarang kita semua harus bersiap-siap."

Calantha menatap Lucas dengan penuh tanda tanya. Siapa sebenarnya Lucas ini?

-
-
-


"Saya tidak mau menyakiti dia."

"Tapi kamu saya hidupi selama ini untuk mematuhi saya!"

"Tapi kali ini saya tidak mau, mereka bukan orang jahat."

"Peduli apa kamu selama ini tentang jahat sama baik? Sudah banyak orang yang kamu habisi. Kamu itu monster."

Pria yang disebut monster itu hanya terdiam. Tangannya terkepal kuat, bahkan bahunya sudah bergetar hebat.

Dengan amarah yang memuncah pria itu melemparkan alat komunikasinya dengan Tuannya. Telepon kuno itu langsung terpecah menjadi puluhan bagian. Tapi itu tidak separah dengan keadaan yang dialaminya.

Benar, dia hanyalah seorang monster. Bertahun-tahun di pasung dalam rumah ini bersama dengan roh-roh jahat.

"Kamu itu gak lebih hebat dari saya!"

Bisikan itu lagi! Sialan.

"Kamu gak akan bisa mendapatkan cinta. Kamu hidup karena saya. Kamu bukan siapa-siapa."

"Setidaknya saya masih hidup tidak mati seperti kamu!"

"Kamu yang harusnya mati waktu itu! Kamu cuma manusia gagal! Saya lebih berhak hidup dari pada kamu!"

"Iblis seperti kamu memang lebih pantas mati. Meresahkan."

Bolehkan untuk sekali ini saja dia berharap agar cahaya menjemput dirinya yang sudah terjatuh terlalu dalam di kegelapan. Bisakah ia merasakan hidup yang sesungguhnya. Ia sungguh ingin bebas.

"ARGHHHHHHHHHHHHH!!!!"

Hayo Lucas itu siapa sebenarnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hayo Lucas itu siapa sebenarnya?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HellO NeighbourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang