HON 01: Jalan Sepi

994 120 19
                                    

-



Pagi ini suasana di rumah keluarga Parker nampak berbeda dari hari-hari biasanya. Rumah kontrakan bergaya Belanda kuno itu kini nampak kosong karena seluruh perabotannya sudah dipindahkan oleh sang pemilik. Setelah menghabiskan waktu sekitar dua tahun lamanya untuk bekerja serabutan, akhirnya mereka bisa membeli rumah pribadi. Tidak akan ada lagi ibu kontrakan yang memarahi mereka.

"Kakak! Sepatu adek mana?!" teriakan si bungsu Parker menggelegar ke seluruh penjuru rumah. Ia nampak mencari-cari sesuatu di sekitar ruang tamu yang sudah mulai kosong.

Membuat Jourell yang awalnya sedang memanaskan mobil lantas langsung berlari menghampiri, "Kenpa sih dek?" tanyanya panik, lalu menunduk dan tersenyum kecut. "Kan sepatu adek udah dipakai."

Reagan ikut menunduk melihat bahwa memang benar sepatu bergambar Anna kesayangannya sudah terpasang dengan rapi. "Eh iya kak. Adek lupa udah pakai sepatu."

Jourell menggeleng pelan lalu mengacak surai adik polosnya gemas. "Ada-ada aja. Sana masuk mobil duluan."

"Ok kak!"

"Ead! Angkatin koper gue dong. Berat banget." Calandra turun dari tangga dengan susah payah, tangan kecilnya berusaha menarik koper merah yang ukurannya lebih besar dari pada tubuhnya itu.

Eaddie mendengus malas, ia baru saja selesai memasukan koper milik Reagan, sekarang adik perempuannya ini memberinya tugas yang lebih berat lagi. "Lo masukin apa aja sih? Koper udah kayak ikan buntal gini gendutnya."

"Jangan body shaming bodoh! Nanti dia insecure."

"Who cares?"
"AKH- anjing! You're such a damn asshole!" umpatan keluar dari mulut Eaddie karena mendapat toyoran cukup keras dari Calandra.

"Why are you guys even fighting here! Cepetan lo pada mau telat?" Jourell menatap malas kakak tertuanya dan adik kembar pertamanya bergantian. Keduanya memang tidak pernah bisa diajak bekerja sama. Niat ingin sampai di rumah baru dengan segera, namun jika memiliki saudara yang tingkat kemalasannya setara dengan sloth, maka hal itu sangatlah mustahil untuk dicapai.

"Whooff! Whoofff!"

"Adler! Stop it! Sit down!" gadis bersurai blonde berlarian cepat dari kamarnya, mengejar anak anjing yang sudah berlari masuk lebih dulu ke dalam mobil.

"Calm down Tha. Lu bisa jatuh nanti." peringat Calandra kepada kembarannya, ia takut gadis itu akan jatuh karena berlari menuruni tangga dengan sepatu boots berhak kesayangannya.

Calantha menurut dan mengurangi kecepatanya, "Sorry sis, Adler dari tadi pagi rewel terus gak mau diem. Aneh banget." ucapnya sambil mengusap peluh, kemudian mengatur napasnya agar kembali beraturan.

"Udah beres semua kan?" tanya Eaddie menatap adiknya satu per satu memastikan mereka tidak meninggalkan suatu apapun yang penting. Karena akan merepotkan jika mereka kembali lagi ke sini.

"Done!"

"Kakak! Cepetan masuk mobil! Adler pipis!"

"Gosh! Dasar anjing nakal!"

▪▪▪

▪▪▪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HellO NeighbourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang