HON 10: Kecelakaan

207 46 5
                                    

-

Calantha merasa seluruh tubuhnya rileks dan kepalanya sangat ringan. Seolah-oleh semua bebannya terlepas sempurna dari dirinya.

Ia mengerjapkan mata ketika sadar ternyata ia tertidur di sofa ruang tamu sendirian. Ingatannya membawa ia kepada kejadian semalam, mulai dari Jeffrey yang tak kunjung datang serta Barom -tetangga misteriusnya menemaninya karena mati listrik.

"Good morning sunshine! "

Sebuah sapaan khas yang selalu Calantha rindukan selama ini tiba-tiba terdengar. Dengan cepat ia melirik Jeffrey yang sudah nampak rapih dengan kaos oblong serta celana boxernya. Tanpa diberitahu Calantha pun tahu jika kekasihnya baru saja selesai mandi.

"Astaga Jeff! Aku sangat merindukanmu! Kemana saja kamu semalaman, aku sampai tidak bisa tidur tahu!" Omel Calantha sambil membenamkan wajahnya pada dada bidang Jeffrey.

"Ada kendala dengan taksiku kemarin, butuh waktu cukup lama untukku menunggunya. Akhirnya aku memutuskan untuk ke sini dengan angkutan lain, namun cukup sulit karena daerah ini cukup terpencil. Tapi ada seoarang tukang sayur baik hati yang kebetulan lewat dan tahu alamat ini. Jadi aku menumpang padanya." jelas Jeffrey, walaupun rute di sini cukup gelap dan menyeramkan tapi entah mengapa ia merasa tenang ketika melihat tukang sayur yang ia temui semalam.

Mungkin ia juga sudah terbiasa melewati hutan belantara karena tugasnya sebagai dokter sekaligis relawan membuatnya terbiasa dikirimkan ke penjuru daerah.

"Kau melihat seorang pria di sini ketika kau datang?" tanya Calantha memastikan keberadaan Baron.

"Tidak. Hanya kau sendiri dengan Adler di pangkuanmu."

■■■

"Kenapa kau tidak sekalian menyelamatkan mereka?!"

"Sabarlah sedikit tuan, yang kita hadapi ini bukan manusia biasa, bahkan mereka rela saling menipu, menyakiti, bahkan membunuh sekalipun untuk mendapatkan semua keinginannya."

"Begitulah manusia. Begitu serakah hingga tidak memikirkan siapa mereka dan dari mana mereka berasal."

"Lucas. Tolong terus jaga dan awasi mereka sementara aku mencari cara untuk melawan."

Pria yang dipanggil tuan itu akhirnya pergi bersama pria tua dengan penampilan kuno, mungkin orang lain lebih kerap memanggilnya 'dukun'.

"Kita harus bergerak lebih cepat, atau kita akan sangat terlambat."

•••

"Aku jadi memikirkan kondisi Calantha di sana. Apakah dia baik-baik saja, bagaimana jika mahluk itu mengganggunya?" tanya Calandra tiada henti, bagaimanapun juga instingnya sebagai saudara kembar Calantha sangat kuat. Ia merasa cemas sedari mereka pergi.

"Lo tenang, sekarang kita bakal balik ke sana. Brian biar stay di sini. Udah cukup, biar kita aja yang jadi korban jangan bawa orang lain." Jourell sebagai yang paling bijak di antara mereka mencoba menenangkan.

Mereka menatap ke arah Reagan, semenjak mereka kembali ke kota bukannya bahagia, adik bungsunya itu malah semakin murung. Mungkin karena ia juga merindukan kakak kesayangan serta peliharaan mereka.

"Jo! Ayo kita balik, urusan Brian udah selesai. Dia bakal di rawat beberapa hari. Sekarang kita bisa balik ke rumah." Eaddie tiba, ia baru saja mengurus administrasi Rumah Sakit.

HellO NeighbourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang