Keesokan harinya, ketika Ji Yan terbangun. Dia merasa kepalanya berat begitupula rasa sakit di bagian yang tak bisa terkatakan. Samar-samar ia mengingat sebelum pingsan.
Guo Yingxue itu, beraninya memberiku obat, gah!
"Kamu sudah bangun, ah? Bagaimana perasaanmu?" Suara rendah dan seksi Yang Lin datang dari samping. Baru saat itu Ji Yan sadar, masih ada lagi tentang bagian dia dan Yang Lin bergumul.
"Yang Lin! Kenapa kamu tidak membawaku ke rumah sakit saja? Melakukan ini..." Matanya memerah sisa tangisnya semalam, agak bengkak.
Pemuda yang lebih tinggi itu bangun, terkekeh dua kali. "Apa masalahnya, ba. Kamu bisa tidur dengan siapapun, bisakah aku tidak? Ini tidak seperti kita tidak pernah tidur bersama. Dan siapa yang memohon-mohon tadi malam, hah?"
Dia berjalan santai ke kamar mandi, menyalakan shower.
"Tapi aku tidak akan tidur dengan laki-laki, ba!" Amuk Ji Yan tiba-tiba kesal. Kecuali dengan pria yang dia suka.
Ada tawa nakal terdengar di kamar mandi, "tidak masalah ah, ini masalah mendesak, apa yang bisa terjadi?"
Jadi bagaimana jika itu laki-laki, mereka tidak bisa membuat bayi pun.
Yang Lin mandi dengan cepat, mereka harus pergi sekolah. Sementara dia sudah selesai, di atas tempat tidur ada gundukan kecil tertutup selimut yang entah bagaimana terlihat menggemaskan. Dia duduk di samping Ji Yan, membawa handuk untuk menyeka rambutnya. "Bangun, tidak sekolah? Paman Ji akan memarahi mu."
Ada dengungan samar darinya, pemuda yang sehat itu tertawa pelan, menggoyangkan tubuh Ji Yan lagi dan lagi, membangunkan.
"Aaahh! Kenapa sih, biarkan aku tidur lebih lama, seluruh tubuhku sakit!" Keluhannya mencapai telinga Yang Lin.
Dia membuka selimut Ji Yan, tubuh pemuda itu di tutupi jejak keunguan jelas di kulitnya yang putih, membentuk kontras mengerikan. Dan jejak itu banyak lagi terkonsentrasi di paha dalam. Selain itu, cairan putih yang di yakini sebagai spermanya, masih mengalir dengan cabul dari lubang Ji Yan. Mereka melakukannya terlalu kasar, sedikit noda darah ikut keluar bersama cairan putih dan lengket.
"Ayo bangun, bersihkan dirimu, atau kamu mungkin sakit." Dia masih mendesak. Menyelipkan tangan di ketiak Ji Yan, mengangkatnya. Wajah pemuda itu berubah pucat.
"Ini sakit, ba! Lakukan lebih ringan!" Dia memprotes. Sudut matanya memerah, menangis. Air mata menggantung di bulu mata yang panjang, seperti embun pagi yang menodai, Yang Lin mengusap mereka dengan lembut menggunakan ibu jari.
Ji Yan memang kesakitan, enggan bergerak. Jika Yang Lin melepasnya, dipastikan dia akan jatuh. Tubuhnya benar-benar sakit, terutama bagian bawah dan pinggang.
Tidak peduli apakah akan membasahi tubuhnya lagi dan lagi, dia membawa Ji Yan sendiri ke kamar mandi. Menghujani dengan air dingin. Bagaikan kucing kecil yang ditakuti air, dia tersentak dengan mata menatap tajam ke arah Yang Lin. "Aku akan melakukannya sendiri!" Usirnya mendorong lutut Yang Lin.
"Baik, baik. Aku akan menyiapkan mobil."
"Tidak. Aku membawa mobilku sendiri. Jangan pedulikan aku, pergilah."
Setelah itu, tidak ada lagi tanggapan di luar. Ji Yan mulai membersihkan diri. Dia mengerang kala memasukkan jari-jarinya guna mengeluarkan sisa-sisa sperma Yang Lin. Percayalah, itu membutuhkan perjuangan yang sangat besar. Meskipun dia sudah melakukan dengan keras, masih ada sedikit ketidaknyamanan di perutnya. Berapa banyak pemuda itu menembak, dia bahkan tidak menghitungnya lagi.
-
Yang Lin sampai di sekolah. Dia mendatangi Lu Wen yang sudah menunggu. "Bagaimana?""Ini sangat mengejutkan. Niat awal gadis ini sebenarnya adalah kamu, tapi Ji Yan datang dan mengambil anggurnya. Lihat, sesuatu terjadi dan dia buru-buru melarikan diri. Apa yang akan kamu lakukan?" Yang Lin meminta salinan rekaman CCTV itu untuk dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Pregnant With My Childhood Friend
FanficJi Yan dan Yang Lin sama-sama berasal dari keluarga kaya terkenal di kota Y. Keduanya merupakan teman masa kecil sejak mereka lahir. Siapa sangka ketika mereka dewasa dan menjadi pemuda yang tampan dan tinggi, mereka akan bertengkar setiap hari, me...