Dua tahun berlalu sejak pernikahan mereka, Yang Shuoyi, nama putra yang dipilihkan dengan susah payah oleh semua orang, telah tumbuh menjadi seorang bocah tampan yang cerdas, dan tentunya sangat penurut.
Hubungan antara Yang Lin dan Ji Yan tidak pernah terdengar adanya masalah. Mereka hidup harmonis, keluarga kecil bahagia yang hangat.
Yang Lin berada di tahun terakhir seniornya, sebentar lagi akan lulus. Niatnya adalah untuk mendirikan perusahaan miliknya sendiri.
Ide itu hampir terlaksana, semua berkat bantuan He Zhengshen. Yang Lin tidak tahu bagaimana Ji Yan mengenal Presiden HTech itu, namun dia percaya, Ji Yan hanya memilih orang-orang terbaik dan terpercaya. Pasangan He Zhengshen, Fang Yuan, terkadang berkunjung ke rumah baru mereka, menemani Ji Yan.
Jujur saja, dia sangat terbantu. Presiden Utama Grup H, He Gu juga pernah datang bersama mereka, memamerkan dua putra kembarnya yang tampan, ini merangsang ide Yang Lin untuk membuat bayi kedua mereka. Tapi sebelum itu, dia harus mempertimbangkan keputusan Ji Yan terlebih dulu.
Mereka semua adalah orang-orang yang baik dan ramah. Jadi setidaknya, biarkan dia mencontoh kebajikan mereka.
Yang Lin sedang makan malam bersama Ji Yan, membantu memangku Yang Shuoyi kecil yang patuh. Lihat anak ini, dia terlihat kesepian, bukan? Akan lebih baik jika mereka bisa memberinya adik laki-laki ataupun perempuan untuk menemaninya bermain.
Sepertinya ide yang bagus.
Yang Lin memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. "Baobei, ya. Apakah kamu ingin punya adik?"
Ekspresi bocah kecil yang biasanya patuh dan kalem itu berubah drastis. "Apa? Adik kecil? ShuoShuo mau, ayah, papa... bisakah aku mempunyai adik bayi?" Mata phoenix familiar memandang Ji Yan dengan cara yang sama seperti Yang Lin.
Ughh... Serangan ganda, ya.
Tapi, tidakkah ini terlalu cepat untuk mereka? Shuoyi masi terlalu kecil, setidaknya biarkan dia berumur lima tahun, selagi ia mempersiapkan mental. Asal Yang Lin tahu, mengandung dan melahirkan itu tidak mudah.
"Tidak mungkin, tunggu sampai xiao Yi berumur lima tahun, oke. Papa akan memberimu seorang adik, apakah ini baik-baik saja?" Dia mengusap pipi bulat putranya, menyakinkan.
Sedikit kecewa, namun itu tidak masalah. Yang Shuoyi tahu untuk menahan diri, mengangguk. "En. Shuoyi harus cepat besar, kan. He he." Ji Yan tidak tahu bagaimana harus menanggapi, tersenyum canggung.
Dan yang lebih penting, Ji Yan merasa ini sudah waktunya untuk kembali bersekolah. Shuoyi sudah besar, pengasuh bisa saja merawatnya selama ia absen. Membesarkan Shuoyi penting, namun melanjutkan sekolah itu juga penting, dia masih punya cita-cita yang belum tercapai.
Malam itu, Ji Yan mendiskusikan hal itu bersama Yang Lin. Tentu saja pemuda itu tak keberatan, dia sendiri merasa bersalah mengurung Ji Yan di rumah sendirian merawat Shuoyi.
Tidak secara harfiah sendiri.
Namun segera Yang Lin menyesalk keputusan itu. Ji Yan memilih untuk memasuki Berklee College of Music alih-alih Universitas Massachusetts tempatnya belajar.
Hanya ada satu penjelasan, karena MIT(Massachusetts Institute of Technology) tak menyediakan jurusan yang Ji Yan inginkan. Berbeda dengan Yang Lin yang berbakat dalam study pembelajaran, dari dulu, Ji Yan selalu menonjol dalam hal senin, terutama musik. Senang rasanya melihat pemuda itu menekuni hal yang dia sukai, tetapi di satu sisi Yang Lin kecewa karena tak dapat bertemu selama belajar.
Tentu saja, itu tak sepenuhnya mengecewakan. Hanya butuh waktu 5-7 menit untuk sampai ke sana dari MIT. Kemudahan ini membuat Yang Lin bersemangat berkunjung ke Berklee College of Music disetiap kesempatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Pregnant With My Childhood Friend
FanficJi Yan dan Yang Lin sama-sama berasal dari keluarga kaya terkenal di kota Y. Keduanya merupakan teman masa kecil sejak mereka lahir. Siapa sangka ketika mereka dewasa dan menjadi pemuda yang tampan dan tinggi, mereka akan bertengkar setiap hari, me...