[Chapter 13] Cinta Platonik, Dendam & Orang Ketiga -1

1.8K 180 25
                                    

Raut wajahnya serius dengan mata hitam tetap tertuju pada sketsa diatas lembaran kertas gambar berwarna putih. Arsiran pensil membentuk wajah seseorang, pahatan wajah yang dibentuk sesuai dengan imajinasinya. Tentu ia sudah sangat ahli dalam hal ini, karyanya sudah banyak ia ciptakan. Tak sedikit lukisan berharga fantastis terjual, baik di Jepang atau di Perancis.

Bibirnya mengembang membentuk seulas senyuman. Kegiatannya ia hentikan seketika saat ada seseorang mengetuk pintu.

"Sai." ucap seorang pria saat membuka pintu ruang kerja Sai.

"Iya, ayah. Ada apa ayah kemari?" tanya Sai sambil merapikan barang-barang yang berserakan.

"Bagaimana dengan gadis itu?" tanpa basa-basi ayah Sai melontarkan pertanyaan yang tentu saja anaknya mengetahui maksud dari pertanyaan itu.

"Sakura? Kami akan bertemu."

"Hm, begitu." lanjut Danzo --ayah Sai, dia berjalan ke arah jendela besar, kepalanya menengadah keatas melihat pemandangan langit pagi yang cerah. "Ayah berharap kau dapat menikah dengannya, sehingga bisnis keluarga kita dapat berjalan lancar."

"Aku tak ingin memanfaatkan Sakura, biarkan ini urusan keluarga kita. Ayah tak perlu berkata seperti itu."

"Kau ingin membangkang?"

Sai terdiam. Dia memikirkan hubungannya dengan Sakura bilamana perempuan itu hanya diperalat sebagai ladang bisnis keluarganya. Sai tulus dengan perasaannya, dia tak mungkin akan mencelakakan Sakura, namun di satu sisi ia tahu betul watak ayahnya yang keras dan berambisi, segala sesuatu yang diinginkannya harus terpenuhi.

"Akan aku pikirkan, ayah tak perlu ragu untuk mempercayaiku." Sai memberi ketegasan pada ucapannya.

"Jangan buat ayah kecewa." kata Danzo seraya pergi dari ruangan itu.

.

.

.

"Oh, you sweet like fanta, fanta...uwo..wo..wo..wo.."

"Hentikan, Dobe. Suaramu jelek."

"Kau sarkas seperti biasa."

"Akan lebih baik jika bekerja dengan keadaan hening."

"Kalau begitu kau ke kuburan saja, Teme. Tidak akan ada yang mengganggumu." Naruto menggerutu, dia melangkah keluar dari ruangan Sasuke.

Tak selang berapa lama ada suara ketukan pintu, Sasuke mengijinkannya masuk ke ruangan. Ternyata Shion, dia membawa dua bendel berkas laporan untuk Sasuke periksa. Perempuan itu berdiri disamping Sasuke, begitu dekat hingga dia ingin memeluk erat tubuh Sasuke.

"Tolong menjauhlah dariku." kata Sasuke tanpa menatap Shion.

"Ba-baiklah," balas Shion dengan terbata, hatinya sedih. Andai saja waktu bisa diputar, maka ia tak ingin melepaskan Sasuke kala itu. Ingin sekali merasakan cinta dari pria yang sedang ia perhatikan saat ini, apapun akan ia lakukan agar Sasuke dapat kembali pada dirinya termasuk menggunakan hal-hal ekstrem sekalipun.

'Kalau diperhatikan, beberapa hari terakhir ini Sasuke selalu bersama nona Sakura, tatapan matanya lebih dari sekedar rekan kerja. Mungkin aku bisa meniru dengan mewarnai rambutku menjadi merah muda.' Shion berpikir, mencari celah agar Sasuke menjadi tertarik padanya.

"Ng, Sasuke-kun. Bolehkah aku bertanya?"

Sasuke tak lekas menjawab, dia masih membaca satu persatu tulisan yang tertera.

"Ehem, Sasuke-kun. Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" Shion mengulangi pertanyaannya, kali ini suaranya lebih keras

"Apa?" jawab Sasuke datar tanpa melihat Shion.

My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang