4

237 19 1
                                    

Happy reading

Hello

Janlup votment

Maaf typo

..................

Dipagi harinya, Jendra terbangun lebih dulu, ia masih berada di dekapan Arta, ia merasa nyaman, ia memperhatikan Arta yang tengah tertidur.

Cukup lama.

"Gue tau gue ganteng, jangan dipandang segitunya, ntar lo suka," ucap Arta, ternyata ia sudah bangun sejak tadi.

"A-apasih."

Pipi Jendra memerah seperti kepiting rebus.

"Ciee salting ni ye," ucap Arta dengan sedikit kekehan.

"Ih, udah diem," balas Jendra, ia menutup wajahnya menggunakan tangan mungilnya.

"Jangan ditutupin gitu mukanya," ucap Arta dengan menyingkirkan tangan Jendra.

"Lucu banget sih," ucap Arta saat melihat wajah Jendra.

"Gue ke kamar mandi bentar," pamit Arta.

Arta berlalu ke kamar mandi.

"Apaan dih, jantung baperan," ucap Jendra dalam hati.

"Permisi," ucap seorang suster yang baru datang dengan membawakan makanan.

"Ini makanan untuk anda."

"Taruh situ dulu ya," ucap Jendra dengan menunjuk meja di sampingnya.

"Suster," panggil Jendra kepada suster yang masih menata makanan.

"Iya?"

"Kapan Jendra boleh pulang?" tanyanya.

"Imut banget sih, pengen gue semein," ucap suster itu dalam hati.

"Jendra bisa pulang kalau Jendra sudah benar-benar pulih."

"Bosen."

"Jendra sendirian?"

"Nggak, sama temen, dia ditoilet."

"Jendra harus minum obat tepat waktu ya kalau mau cepet pulang."

"Gimana mau minum obat kalau dianya aja males makan sus," ucap Arta yang baru keluar dari toilet.

"Ini pasti semenya," ucap suster itu dalam hati.

"Jendra nggak boleh gitu, harus tepat waktu ya kalau makan, kalau gitu kakak tinggal ya," ucap suster itu lalu pergi.

"Ayok makan," ucap Arta.

"Nggak mau, nggak laper."

"Makan atau nggak pulang?"

"Makan, bantuin duduk."

Arta membantu Jendra untuk duduk, lalu ia mulai menyuapi Jendra.

𝐑𝐀𝐉𝐄𝐍𝐃𝐑𝐀 𝐅𝐀𝐇𝐋𝐄𝐕𝐈-[𝐎𝐍-𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang