19

48 5 0
                                    

Happy reading

Janlup votment

Maaf typo
..............

Hari ini Jendra berangkat sekolah sendiri, tidak bersama sang kekasih, karena tadi pagi kekasihnya tiba-tiba saja mengatakan bahwa ia tidak bisa menjemput Jendra.

Saat berjalan menuju kelasnya, banyak sekali pasang mata yang menatapnya dengan lirikan sinis, dan gunjingan yang mereka lontarkan kepada Jendra membuat Jendra bingung.

"Jalang kecil."

"Dasar pelacur."

"Nggak nyangka disekolah ini ada jalang."

"Katanya anak orang kaya, kok masih jadi simpenan om-om."

Jendra yakin semua kata-kata itu dilontarkan untuknya, saat memasuki kelas tiba-tiba Niel dan Argya menyeret Jendra ke toilet.

"Dimana Arta?" Tanya Argya.

"Nggak tau, tadi Arta bilang kalau dia nggak bisa jemput aku," jawab Jendra dengan heran.

Niel menghela napas.

"Nih ya, tadi pagi ada yang ngirim video sama foto syur, om-om sama orang yang mirip banget sama lo," ucap Niel dengan membuka hp nya lalu menunjukkan video itu kepada Jendra.

"Itu bukan aku," ucap Jendra.

"Gue tau itu pasti bukan lo, masalahnya orang-orang disini ngiranya itu lo, dan bisa jadi Arta juga sama kayak gitu," balas Niel.

"Tapi itu bukan aku," ucap Jendra dengan terisak, Niel langsung saja memeluk temannya itu.

"Udah-udah, mending sekarang lo telpon Arta, tanyain dia ada dimana," ucap Niel yang dilakukan oleh Jendra.

"Nggak diangkat," ucap Jendra dengan lesu setelah beberapa kali mencoba menelpon Arta.

"Apart dia, gimana kalau kita ke apart Arta aja?" Usul Argya.

"Ide bagus, kita kesana sekarang, bolos sehari doang nggak ngaruh," ucap Niel

•••

Mereka bertiga sudah sampai di apart Arta, pintu dibuka oleh Jendra yang memang sudah tau password pintu apart itu, saat membuka pintu terlihat Arta yang sedang duduk di sofa dengan memangku sebuah laptop, jangan lupakan kaca mata yang bertenggernya di hidungnya.

Arta menoleh.

"Kalian bolos juga?" Tanya Arta dengan santainya.

"Lo nanya sesantai itu? Lo nggak lihat pacar lo matanya sembab abis nangis?" Tanya Niel bertubi-tubi.

"Arta," panggil Jendra dengan lirih.

"Iya sayang, kenapa nangis? hm," ucap Arta dengan memeluk Jendra yang sudah duduk disampingnya.

Arta menaruh laptop pada meja, ia terus mengusap lembut punggung kekasihnya yang sedang menangis itu.

"Kenapa nangis sayang? Ada yang sakit? Atau kamu lagi ada masalah?" Tanya Arta.

"Kamu percaya aku kan?" Tanya balik Jendra.

"Iya dong sayang, kenapa nanya gitu?"

"Tadi pagi ada yang ngirim video syur dan orang-orang disekolah ngiranya itu aku karena mirip banget, aku kira kamu juga berpikir kayak gitu," jelas Jendra masih dengan isakan.

"Owh masalah itu, kamu tenang aja, aku udah nyari bukti kalau itu bukan kamu, aku tadi nggak jadi jemput kamu itu karena perut aku sakit, dan tadi malem aku lupa ngecas hp aku, maaf ya jadi bikin kamu overthinking," balas Arta yang membuat Jendra merasa tenang.

"Lo nggak tau aja gimana tadi mereka ngehina Jendra," ucap Niel.

"Gapapa, nanti biar aku yang balas mereka ya sayang," ucap Arta kepada Jendra.

"Terus yang di video itu aslinya siapa?" Tanya Argya.

"Itu adek kelas kita, emang jalang dia, suka nyari om-om di club, terus itu yang nyebarin si Julio sama Lovelyn, mereka ternyata masih punya hubungan saudara, terus si adek kelas yang ada di video itu emang pernah ngelakuin gituan sama Julio juga," balas Arta.

"Udah nggak usah nangis," ucap Arta dengan memberikan kecupan singkat kepada Jendra.

"Gue dichat ketua kelas, katanya Jendra disuruh nemuin kepala sekolah," ucap Niel.

"Kamu istirahat disini aja, biar aku yang ketemu kepala sekolah," ucap Arta yang mendapat gelengan kepala oleh Jendra.

"Nggak, aku ikut," balas Jendra.

"Yaudah aku siap-siap dulu," ucap Arta.

•••

Mereka berempat sampai disekolah tepat di jam istirahat, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, mereka hanya acuh dan terus berjalan keruang kepala sekolah, sedangkan Niel dan Argya pergi ke kantin.

"Permisi," ucap Arta sambil mengetuk pintu.

"Masuk," terdengar sahutan dari dalam.

"Silahkan duduk," ucap kepala sekolah yang bernama Rama.

"Jendra, saya mau menanyakan tentang video itu, kalau kamu punya pembelaan, saya akan dengarkan terlebih dulu," ucap Rama kepada Jendra.

"Pak, boleh saya yang jelaskan?" Tanya Arta yang dibalas anggukan oleh Rama.

Arta mulai menceritakan semuanya.

"Saya nggak nyangka, kamu bisa kirim video itu kesaya, nanti akan saya panggil dia," ucap Rama.

"Kita izin pulang aja ya pak, kasian Jendra dari tadi nangis terus," ucap Arta yang di iya kan kepala sekolah.

Mereka keluar dari ruang kepala sekolah.

Sudah tidak ada lagi yang memandang Jendra rendah, pasalnya video asli tadi sudah Argya kirim ke grup angkatan, dan menyebar begitu saja.


TBC.

Bye

See you

Dadaaaaaaa

Papay👋



18.09.2024

𝐑𝐀𝐉𝐄𝐍𝐃𝐑𝐀 𝐅𝐀𝐇𝐋𝐄𝐕𝐈-[𝐎𝐍-𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang