SWEET MEDUSA [On Going]

Sekolah Baru

"Hai..perkenalan nama ku Nesha, aku harap kita semua bisa berteman baik kedepannya."

Nesha adalah anak tunggal dari pasangan Abie dan Maya, hari ini adalah hari pertamanya masuk sekolah setelah memutuskan pindah dari New York.

"Baik lah, Nesha silahkan duduk di sebelah sana," ujar ibu guru sambil menunjuk meja di barisan belakang.

Sembari berjalan menuju meja, semua mata tertuju pada Nesha yang saat itu menggunakan seragam dengan ukuran yang pas di tubuhnya, terkesan sedikit vulgar tapi ini hal yang biasa bagi Nesha.

"Hai..salken aku Juan."
Terlihat seorang remaja pria berparas tampan, dengan ramah memperkenalkan diri pada nesha, dia menjulurkan tangan nya.

Tanpa ragu Nesha pun juga menyambut nya dengan baik, berhubung Juan orang yang duduk tepat di sebelahnya.

Setelah beberapa jam bertempur dengan pelajaran, jam istirahat akhirnya tiba. Semua murid dengan girang bergegas menuju kantin namun tidak dengan Nesha, seperti tidak ada gairah untuk pergi ke kantin dia memilih tidur untuk menghilangkan penatnya beberapa menit.

Hampir saja tertidur, seseorang menepuk pundaknya pelan.

"Nesha!" panggilnya lirih.

Spontan Nesha bangun untuk merespon, ternyata Juan.
"Oh iya, apa?"

"Buku kamu jatuh," Tegur Juan kemudian menyerahkan buku itu.

"Eh..makasih Juan."

"By the way, boleh minta WA ga?"

"Boleh," jawab Nesha kemudian menulis nomor telepon nya di sobekan kertas kecil. "Ini," ujarnya sembari memberikan kertas itu kepada juan yang sudah menunggu dari tadi.

"Wah, makasih ya."

Setelah melewati semua mata pelajaran hari ini, akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu telah tiba. Nesha segera mengemasi barang-barangnya dan bersiap untuk pulang.

Sesampainya di rumah, Nesha memutuskan untuk segera mandi dan bergegas tidur, tubuhnya terasa begitu lesu sampai-sampai dia rela melewatkan makan malamnya.

***

Di sisi lain....

"Bawa kemari semua data yang sudah di temukan, aku perlu sekarang."

"Baik bos!!"

"Huhh...kenapa jadi rumit begini," keluh nya sambil menghela nafas panjang.

Seorang pria berusia empat puluh tahun sedang duduk dengan raut wajah yang gelisah. Sorot matanya terfokus pada gambaran peta yang tertempel rapi di mading nya.

Andai saja waktu itu aku tidak ceroboh, batinnya.

"Apa aku langsung bertindak saja? akan buang buang waktu jika terus seperti ini, lebih baik aku mencari si tua itu terlebih dahulu."

Setelah memikirkan rencana, pria itu segera mengerahkan seluruh bodyguard nya untuk mencari seseorang di penjuru kota yang luas ini.

"Kalian semua cari orang ini sampai dapat," jelasnya sembari menunjukkan selembar foto.

"Siap bos!"