Bab 10: Good bye, Bandung.

2 0 0
                                    

Say hi too me!

So, jangan lupa vote.

"Meski Bandung bukan kota tempatku lahir, tapi Bandung adalah kota dimana aku tumbuh besar. Good bye, Bandung,"
MesyaMarolinesa.

-M E S Y A-
|
|
|

[HAPPY READING(◠‿◕)]

BAB 10: GOOD BYE, BANDUNG.

MESYA menatap dua koper dihadapannya. Sudah terisi penuh oleh pakaian dan buku-buku Mesya. Mesya menghela nafas pelan, dia menatap setiap sudut kamarnya. Banyak kenangan ditempat ini. Mesya akan sangat merindukan kamarnya. Tatapannya teralih pada sebuah bingkai yang diposisikan tidur terbalik dimeja belajar.

Dia melangkah ke sana, duduk di kursi dan mengambil bingkai foto tersebut. Ada Dirga dan Mesya yang tengah tersenyum sangat lebar, foto ini diambil 1 hari setelah keduanya berpacaran. Dirga mengajak Mesya jalan-jalan, keduanya menghabiskan waktu hingga malam. Di foto tersebut, Dirga merangkul Mesya dan tersenyum hingga matanya menyipit, Mesya pun juga tersenyum dengan kepala menyender pada Dirga. Senyuman Mesya lebih kalem daripada Dirga. Difoto itu Dirga sangat bahagia. Mesya bisa merasakannya hanya dari melihat fotonya saja.

Mesya memasukan bingkainya ke dalam koper. Dia melihat satu bingkai yang terdapat fotonya bersama Freya saat mereka SD. Lalu menuju bingkai lain dimana mereka berpose dengan gaya Jamet—Ralat hanya Freya, Mesya hanya tersenyum kalem—memakai seragam SMP. Lalu menuju satu foto mereka saat hari pertama memasuki bangku SMA. Freya memanyunkan bibirnya dengan mata dijulingkan, sementara Mesya tertawa lepas disampingnya, tertawa akan ekspresi konyol Freya. Ada juga foto mereka saling menatap, sambil menahan tawa.

Tanpa terasa Mesya sudah menangis mengingat memorinya. Dia menarik ingus, dan mengambil semua bingkai foto tersebut dan memasukan ke dalam koper.

"Gue akan sangat merindukan Lo, Freya."

CEKLEK!

Michel membuka pintu kamar Mesya. Dia sudah lelah menunggu Mesya berkemas lebih dari 3 jam.

"Kita sudah harus berangkat sekarang."

Mesya mengusap pipinya, dia mengangguk dan menyeret kedua kopernya. Mesya mengangkat tiga kardus berisi Novel miliknya. Mesya berhenti di depan pintu, dia menolehkan kepalanya melihat sekali lagi. Sebelum menarik nafas dan pergi, Mesya melihat lagi rumahnya untuk terakhir kali, sebelum masuk ke dalam mobil bersama Michel.

MesyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang