Say hi too me!
So, jangan lupa vote.
"Jangan pernah membuat janji saat bahagia karena saat kebahagiaanmu surut, kamu akan melupakan janjimu."
MesyaMarolinesa.-M E S Y A-
|
|
|
↓[HAPPY READING(◠‿◕)]
BAB 8: SORRY, FREY.
MESYA bangun ketika langit masih gelap. Kepalanya pusing karena ikut menangis bersama Freya semalam. Butuh waktu 5 menit bagi Mesya untuk sadar sepenuhnya, dia berada ditengah-tengah antara Freya dan Celine.
Ketiganya tidur dibawah dan membiarkan kasur Mesya menganggur. Sebelum bangkit Mesya menyempatkan mengecek jam dari handphonenya.
Freya bangun dalam keadaan mata yang bengkak dan wajah yang sangat kusut lebih dari Mesya sendiri. Tapi tidak mengurangi kecantikannya.
"Gausah dibangunin. Dia lagi dateng bulan tuh," Freya memberitahu saat Mesya berancang-ancang akan membangunkan Celine.
Mesya mengangguk, dia memilih mencepol rambut pirangnya. "Gue luan ya," tanpa menunggu respon Freya, Mesya lebih dulu masuk ke kamar mandi setelah menyambar handuknya.
Freya hanya mengangguk santai. Dia duduk didepan meja rias Mesya. Tidak seheboh miliknya. Hanya ada bedak tabur bayi, dua liptin dengan warna yang berbeda dan kutek berwarna biru.
Iseng, Freya membuka lacinya. Tapi naas isinya bukan apa yang ada didalam pikiran Freya. Freya cemberut, harusnya dia gak usah berharap bahwa Mesya akan menyimpan alat make up. Alih-alih make up gadis itu malah menaruh buku pelajaran disini.
Freya melihat meja belajar Mesya yang rapi, berbeda dengan meja belajarnya yang bukunya berserakan dan Freya tak berminat untuk menyentuhnya.
Ada satu bingkai dimeja belajar itu, Mesya dan pacarnya. Lama Freya mengamati sampai dia terkejut saat tangannya terkena pinggiran laci yang tajam.
Freya mengaduh.
Dia menarik lacinya keluar, melihat apakah ada plester. Ya, tangan Freya tidak terluka kok. Dia saja yang lebay.
Sementara Mesya yang baru selesai mandi sekaligus Wudhu keheranan melihat Freya.
"Sarapan apa kita pagi ini?" Freya menutup kembali lacinya.
"Paling nasi goreng," Mesya mengusap rambutnya yang basah. "Mandi, Frey. Ntar lagi mau adzan."
Freya mengangguk, dia menyambar handuk Mesya dan pergi ke kamar mandi. Setelahnya mereka menunaikan shalat subuh bersama-sama.
"Jadi sekarang lo udah mau cerita belum ke gue?" Mesya melipat mukena yang sudah dia lepaskan. Matanya Melirik Freya sebentar, sebelum menyimpan mukena ke dalam lemari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mesya
Fiksi Remaja#School Hanbashri Series 2 Jarak memisahkan kita. Tapi ketika jarak sudah terhapuskan. Perasaan lah yang memisahkan kita. -MesyaMarolinesa. ••• ListaChoco