Ditempat yang merupakan sebutan rumah untuk banyak orang, tempat berpulang.
Tapi, rumah untuk sebagian orang adalah tempat mengerikan untuk kembali.Dibalik pintu kamar kakak nya. Belva mendengar pujian Ayah dan Bunda nya tentang prestasi kakaknya yang berhasil pulang membawa piala serta piagam penghargaan.
Belva memegang erat piala serta sertifikat nya tersebut.
Ketika mendengar pintu kamar akan dibuka, piala serta sertifikat miliknya disembunyikan dibalik punggungnya.“Darimana aja?” tanya Ayahnya.
Belva menggeleng dan melenggang pergi dari sana.“Anak tidak berguna, kenapa dulu punya anak perempuan juga”
Bunda mengelus punggung Ayah. “Biarkan saja, yang penting ada Dimas yang pulang membawa piala olimpiade MTK juara kedua”
“Benar, anak itu tidak dianggap juga bukan sebuah masalah”
Di kamarnya Belva meringkuk sambil memeluk piala nya tersebut. Tertera juara pertama dibilang sains.
Ia menghapus air mata nya, dan mengeluarkan kardus berisi segala penghargaan dibidang akademik. Bahkan rata-rata hampir berdebu semua.
Di SMA tingkat kedua ini, Belva lebih memilih belajar dan belajar.
Ia ingin menunjukkan prestasi nya kepada Ayah dan Bunda.Namun naas, belum sempat menunjukkan segudang prestasi nya. Di SMA ia harus melihat orang tuanya berpisah karena dirinya.
-o0o-
“Belva!”
Belva melonjak terkejut, Bibi Yun yang menegurnya.
Sudah tiga kali Belva seperti ini.“Kalau lelah istirahat aja, Bibi yang kerjakan semuanya”.
Belva menggeleng dan kembali mengaduk adonan.
Campuran tepung serta mentega dan telur yang diaduk menjadi satu kemudian diuleni oleh Bibi Yun.
Belva mengaduk krim yang akan digunakan untuk isian kue yang di buat.
Ini pekerjaan yang selalu dikerjakan oleh Belva semenjak lulus SMP.
Belva tersenyum getir kemudian kembali mengaduk krim nya.
Lonceng di pintu depan berbunyi tanda ada pelanggan datang.
"Belva, tolong layani. Bibi akan menyelesaikan ini".
Belva berjalan kedepan dan melihat seorang lelaki dengan jaket denim.
Tanpa diberitahu, Belva sudah mengenali orang tersebut.
"Andra?"
Andra memutar kedua bola mata malas. "Bukan, ini Malih".
Belva tertawa mendengar candaan tersebut.
"Mau apa?"
Andra tersenyum hangat kemudian berjalan kearah tempat duduk.
"Teh sama kue cinnamon aja Bel"
Belva mengangguk kemudian berlari ke dapur seraya berteriak. "TUNGGU SEBENTAR YAA"
-o0o-
Suara kepulan uap di teko tua terdengar sangat jelas.
Belva mengambil teko tersebut berhati-hati dan menuangkan air panas ke dua cangkir yang telah berisi teh dan gula.Nampan berisi dua buah kue cinnamon berukuran sedang beserta dua cangkir teh panas ia bawa menuju ke hadapan Andra yang tengah menunggu.
"Malam dingin, akan hangat saat bersama seseorang dan sajian hangat"
Andra tersenyum dan mengangguk sebagai tanda menyetujui perkataan Belva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loss of Atlantis - [Story about Him]
Teen FictionHujan. . Menggambar tentang perasaan ku terhadap mu. Walaupun membuat kesal disamping itu membuat nyaman. Rintikan nya silih berganti dan kehangatan diantara kita, membuat kedinginan hilang. Tapi, disaat kehilangan salah satu? "Berakhir seperti ini...