"Jangan simpan sendiri, lu ada gue yang siap dengerin semua cerita lu"
. . .
Malam hari yang sunyi kembali, sudah sejak lama Andra tidak merasakan kedamaian seperti saat ini.
Apa mungkin karena ayahnya yang pergi bekerja yang jauh untuk kurun waktu yang cukup lama?Tapi, dengan demikian. Suasana rumah menjadi tentram.
Ibu nya bisa beristirahat dan tidak perlu terluka karena perkataan ayahnya.Andra berencana untuk keluar malam ini, sesuai dengan janjinya bersama teman-teman yang lain.
"Ibu, Andra pergi dulu. Mau main." pamit Andra ke ibunya.
"Mau main kemana?"
"Main keluar bentar, nanti pulang ngga larut." ujar Andra sambil mencium tangan ibu nya.
Ia mengeluarkan motornya dan pergi untuk membelah jalanan kota Yogyakarta.
Indra penglihatannya tak sengaja melihat ke pinggir jalan, dan menangkap siluet orang yang seperti di kenali.
Andra memutuskan untuk mendekat dan melihat apakah orang tersebut seperti yang ia duga.“Belva?”
Ternyata benar, itu Belva yang berjongkok di tepi jalan dan seperti ingin menangis.
“Kenapa?”Salah satu jari Belva menunjuk sisi disebelahnya. Ada kucing yang sepertinya sudah tidak berdaya.
“Malih, kucingnya kasian. Tadi, ke tendang sama aku waktu jalan disini”Andra bingung bersikap seperti apa, di satu sisi kasian sama kucing itu, di satu sisi ingin menertawakan Belva.
Belva bangkit kemudian menggoyangkan lengan Andra.
“Malih! Selamatin kucing itu, tadi lagi makan aku tendang, kalau makanan nya nyangkut gimana?”
“Udah, gendong kucingnya, ayo bawa ke dokter hewan dekat alun-alun”
Belva menurut dan membawa kucing tersebut, dan menaiki motor Andra.
“Bisa ngga?” Belva mengangguk.
“BISA!”Andra menjalankan motor nya dengan kecepatan sedang.
“Polisi ada yang jaga ngga? Gue lupa pakai helm”Belva mendengar perkataan Andra. Kemudian ia menyahut. “Ngga ada lih! Jam segini di dekat alun-alun ngga ada polisi jaga”
Andra keheranan. “Darimana lu tau?”
“Aku? Aku tau aja!” seru Belva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loss of Atlantis - [Story about Him]
Fiksi RemajaHujan. . Menggambar tentang perasaan ku terhadap mu. Walaupun membuat kesal disamping itu membuat nyaman. Rintikan nya silih berganti dan kehangatan diantara kita, membuat kedinginan hilang. Tapi, disaat kehilangan salah satu? "Berakhir seperti ini...