Bel pulang berbunyi sangat kencang, semua siswa berhamburan keluar kelas dan bersemangat untuk menuju ke rumah masing-masing.
Terkecuali, Belva.
Ia masih diam di bangku dan menunggu seluruh siswa pulang dan tanpa sisa.Setelah dirasa sepi, ia mengambil tas lusuh nya dan keluar dari ruangan kelas.
Tubuh yang seperti mencari kesana-kemari sesuatu di parkiran, akhirnya menemukan nya.
Sepeda tua yang menjadi salah satu alat transportasi menuju ke sekolah.Diambilnya sepeda itu dan dikayuh pedal besi yang sudah hampir berkarat.
Ia mengayuh pedal sepeda tersebut dan membawa nya menyusuri trotoar tepi jalan.
Sesekali bersenandung dan merasakan kesenangan tersendiri.Membelokkan arah sepeda ke persimpangan kanan, dan tujuannya adalah toko kue kecil di ujung jalan.
Selepas sampai, ia turun dari sepeda dan menuntun sepeda itu untuk memasuki area toko.
Meletakkannya di sebuah pohon rindang dan melangkahkan kaki untuk mengetuk pintu, kemudian pintu depan pun di ketuk nya.'tok. . tok. . tok'
"Sebentar!" seru orang dari dalam.
Keluarlah seorang bibi tua dengan sarung tangan oven masih di kedua tangannya. Ia melebarkan senyum ketika melihat Belva yang berada di depan pintu tersebut.
"Eh? Belva! Cepat banget kesini?"
Belva tertawa renyah, padahal tidak ada yang lucu.
"Ini sudah jam empat bibi, biasanya aku kesini jam tiga bukan? Cepat darimana nya?"
"Haha kamu benar Belva. Bibi hanya senang melihat mu kemari lagi"Bibi Yun ia adalah pemilik toko kue kecil tersebut.
Ia sangat ramah kepada banyak orang sekitarnya."Bibi, Belva mau langsung kerja aja yaa! Nanti malam soalnya Belva mau belajar"
Bibi Yun menggelengkan kepalanya. "Tak habis pikir Bibi sama Belva. Istirahat dulu ya, baru nanti kerja" pintu dibuka lebih lebar guna mempersilahkan Belva masuk kedalam.
Suasana hangat terasa waktu memasuki toko. Aroma kue yang bervariasi dan desain klasik tersedia di toko ini.
Jika seorang Belva menggambarkan ini adalah 'rumahnya'.Dapur, ruangan yang menjadi tempat pembuatan kue-kue yang ada pada etalase toko. Berantakan dipenuhi bahan dan alat untuk membuat kue tersebut.
Inisiatif sendiri, Belva mengambil gagang sapu, dan menyapu tepung yang berhamburan di lantai.
“Belva, kamu jaga bagian depan saja ya, layani pelanggan yang datang” saat Bibi Yun mendekat, tercium aroma cinnamon dipanggang. Itu adalah kue cinnamon roll yang dibawanya.
“Bibi, Belva boleh minta kue cinnamon roll untuk dibawa pulang?”
Senyuman lembut diberikan oleh Bibi Yun. Tanpa ragu ia mengangguk dan langsung membungkus kue yang baru siap dipanggang tersebut untuk Belva.—o0o—
Andra tengah memikirkan tentang seorang perempuan bernama Belva.
Bukan tanpa alasan, ia memikirkan Belva dikarenakan keadaan waktu kembali ke kelas usai istirahat tersebut.Tepukan kencang di bagian pundak didapatkan nya, pelakunya adalah Leo. Tanpa merasa bersalah Leo justru tertawa.
“Ngelamun terus, ngopi ngopi”Andra sangat tidak berminat dengan percakapan mereka. Ia lebih memilih untuk diam.
“Oh ya Andra, katanya tadi lu ngga ke kantin, kenapa bisa ada di area depan kantin?” tanya Leo.“Gue cuma lewat itu” selepas itu, tidak ada yang berani menjawab. Nada bicara seorang Andra Jericho Arshavin sungguh berbeda seketika.
![](https://img.wattpad.com/cover/335619266-288-k472643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Loss of Atlantis - [Story about Him]
Roman pour AdolescentsHujan. . Menggambar tentang perasaan ku terhadap mu. Walaupun membuat kesal disamping itu membuat nyaman. Rintikan nya silih berganti dan kehangatan diantara kita, membuat kedinginan hilang. Tapi, disaat kehilangan salah satu? "Berakhir seperti ini...