Pertemuan dengan Ayah menjadi hari yang terburuk. Aku tidak memberitahu Mama soal pertemuan tidak disengaja itu, aku takut Mama menjadi khawatir padaku.
Karina menatap bosan pemandangan perumahan disore hari, aku sedang kesal karena mie buatan nya di makan bang Jeffry. Padahal sudah ku buat dengan sepenuh hati, seperti malika.
"bakso. . bakso. . "
"neng Karin, bakso neng!?" teriak mang Garda si tukang penjual bakso keliling
"engga mang, Karina lagi ga mau bakso!" balas ku, sehabis itu mang Garda kembali berkeliling
karena bosan aku memilih untuk masuk ke dalam, saat di dalam aku melihat papa Devan sedang duduk di sofa panjang sambil membaca majalah dengan televisi yang terus menampilkan berita.
"Papa" yang dipanggil menoleh kearah orang yang memanggil nya.
kalau dilihat lihat, Papa Deva ini termasuk sangat tampan. selain itu wajah nya sangat awet muda. Pantas saja almarhum Bunda sangat menyukai Papa Devan.
tapi kata Papa, Mama juga ga kalah cantik.
"kenapa anak papa yang cantik?" Deva mengelus rambut Karina sedangkan anak itu malah memeluk Deva dengan erat.
"gapapa pa, papa ganteng banget tau, Karina ajah sampe terpesona" Karina menatap sang Papa dengan binar mata nya
Deva tertawa mendengar ucapan anak perempuan satu satunya itu, baru kali ini dia mendengar ucapan itu. Apa seperti ini rasanya punya anak perempuan? Deva tidak tahu bahwa memiliki anak perempuan anak selucu ini.
"hey itu suami Mama ya Karin" Mama datang dengan membawa 2 teh serta beberapa kue sebagai cemilan dan duduk di sofa tak jauh dari Deva.
"Mama pelit! papa ajah ga masalah kok, ya kan papa?"
"iya sayang, papa kan sayang sama kamu" Deva ikut memeluk Karina
"WAH APA NIH! KARINA DOANG?" Helmas datang dengan tas milik nya, seperti nya pria itu baru saja pulang dari kampus
"Papa berkhianat! huh" Juna yang ikut menebeng bersama Helmas kini tengah memasang wajah menyedihkan miliknya sambil memegang dada nya seolah olah terasa sakit.
"lebay kalian, cepet ganti baju terus makan, Mama udah bikin masakan tuh" baik Juna maupun Helmas langsung bersemangat, dengan secepat kilat mereka masuk kedalam untuk berganti baju.
"bang Helmas gajelas deh pa" Karina memajukan bibir nya saat melihat kedua abangnya
"biasa, dulu kelebihan gizi. jadinya kaya gitu" Karina tertawa mendengar jawaban sang Papa sedangkan Mama nya hanya memerhatikan keduanya yang tengah bermanja manja.
Deva benar benar sangat menginginkan anak perempuan. Bukan berarti dirinya tak bersyukur dengan anak anak lelaki nya. dia sangat bangga kepada anak anak nya yang kini sudah tumbuh dewasa.
walaupun sangat sulit membesarkan mereka, namun pada akhirnya terbalaskan. Deva yang memutuskan menikah kembali tentu tidak menyesal.
wanita yang ia cintai sekarang akan ia jaga dengan hati hati. Terutama anak perempuan mereka.
°°°
"apa? jadi kakek mau malem ini kita semua dateng ke rumah utama Dewangga?" Tama bertanya kembali agar memastikan bahwa pendengaran nya tidak salah.
baru pertama kali kakek memanggil seluruh anggota keluarganya untuk datang berkumpul.
"iya tam, tolong sekarang kamu chat adek adek kamu buat segera pulang, kita berangkat bareng nanti" Tama mengangguk, dirinya cepat cepat pulang dari kantor karena sang Papa yang memintanya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rich Girl - Karina and Family
Humor[Rich Girl - Karina and his Family by Ziaazkazerlina] happyreading🦋 Kalau cipung punya Rafatar. Kalau Karina punya abang abangnya. Karina Electrica hanya menginginkan hidup tenang aman damai tanpa menjadi sorot publik. tapi tuhan berkata lain. . d...