03 • Tidak Terduga

63 8 0
                                    

***

Entah kenapa hari pertama Yuzu sekolah terasa begitu cepat. Mungkin karena Yuzu tidak pernah dibuat kesel dan selalu ingin segera pulang ke rumah.

Yuzu segera membereskan buku dan peralatan lalu pulang, meskipun banyak siswa yang lebih memilih kegiatan ekskul.

Yuzu sendiri seperti yang dijelaskan sebelumnya, ia itu introvert dan kurang suka bersosialisasi menjadikannya masuk ekskul langsung pulang. Belum lagi ia juga ingin segera ngecas batrenya di rumah yg pasti bukan batre HP maupun energi core kalau dia beneran terminator.

Tidak lama kemudian, Flo kini terlihat mengikutinya lagi.

"Ada apa lagi dengan dia."

Yuzu menghentikan langkahnya diikuti FLo yang melakukan hal yang sama.

"Kamu ini ingin hal yang lebih kejam dari pelecehan?"

Seolah terlihat heran dengan reaksi Yuzu, Flo kali ini terlihat santai dan tenang. Apa ia itu memang stalker handal atau apa?

"Kamu mau mengikutiku pulang?!"

"Nggak, aku memang pulangnya ke arah sini."

Yuzu masih mencurigainya. Tempat kompleks kediamannya cukup angker kalau dipikir-pikir. Dari kecil sampai sekarang banyak rumor beredar di kompleks rumah Yuzu ada urban legend dan beberapa misteri.

Dengan kata lain, Yuzu cukup tahu tetangga-tetangganya di sekitaran rumahnya dan mustahil tempat itu diminati atau para pemindah rumah karena reputasinya yg mengerikan.

Flo tampak berjalan di sebelah Yuzu. Menyimpulkan bahwa Flo benar-benar searah. Ini tidak mungkin. Tidak ada rumah lagi di depan mereka kecuali ...

Flo dan Yuzu berhenti.

"Ini rumahku." Keduanya berucap barengan.

"HAH!"

Yuzu baru sadar di hadapan rumahnya adalah rumah cukup besar tapi sudah tidak berpenghuni selama bertahun-tahun. Jadi Flo itu tetangganya?

"Kamu seriusan tinggal di sini? Sejak kapan?!"

"Sudah selama seminggu kurasa dan lagi, aku juga pernah berkunjung ke rumahmu."

Flo memberikan bukti dengan foto ibu Yuzu, Flo dan ibunya yang tengah berfoto ria. Sementara itu, samar-samar terlihat foto Yuzu yang tengah keluar dari kamar mandi.

"Kenapa aku baru sadar!"

Ia teringat waktu seminggu itu dia sedang melakukan ritual untuk persiapan masuk dunia luar. Bukan ritual pemanggilan raja iblis pastinya, gawat dong kalau sampai raja iblis masuk ke dunia ini. Yuzu harus ngenolep lagi seperti sebelumnya.

"Kenapa hal ini bisa terjadi ..."

"Kalau gitu aku pulang dulu bye-bye."

Flo pergi dengan tawa jahat seolah puas mengerjai Yuzu.

Masa bodoh. Yuzu langsung masuk rumah dengan keadaan lemas. Hari pertama dengan seribu kejutan. Dia pun merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga. Sementara itu ibu Yuzu tengah memasak di dapur. Lebih tepatnya di belakang meja ruang keluarga karena ruangannya dan dapur dijadikan satu.

"Pulangnya cepat sekali, kupikir kamu bakalan diculik."

Yuzu tidak mengerti dengan ibunya. Bisa-bisanya berpikiran begitu.

"Mana ada ibu yang mengharapkan anaknya diculik."

"Ah maaf ya, soalnya putri ibu cantik dan imut. Mungkin banyak orang yang menginginkannya di luar sana."

"Ibu bisa diam aja, aku capek."

Ibunya tertawa kecil sembari melanjutkan memotong sayuran dan memasukannya ke panci.

Suara bel rumah tidak lama berbunyi. Ibu Yuzu menuju pintu, entah kenapa Yuzu merasakan firasat tidak enak.

"Ara ... Flo, kamu mampir lagi ya."

"Iya Mama, ini mamaku membawakan ini."

Flo membawa sebuah bingkisan kecil dan ibu Yuzu pun menerimanya.

"Masuk aja kalau begitu."

Menyadari itu Yuzu sontak langsung terbangun dan melihat Flo melambai padanya sambil tersenyum manis nan polos seolah gadis SD berkunjung untuk main masak-masak atau main boneka rumah sambil minum teh.

"Dia ..."

"Yuzu! Kita ketemu lagi." Dia nyengir dengan tatapan nyebelin. Padahal belum beberapa menit berlalu tapi kondisi ini datang lagi.

"Bisa gak menjauh dariku sebentar saja."

Yuzu bertanya dengan nada lelah sementara itu Flo duduk di sebrang kursi dan hanya membalasnya dengan senyuman.

"Sebagai tetangga yang baik apa salahnya berkunjung?"

Ada benarnya juga, justru Yuzu lah yang jarang berinteraksi dengan tetangga dan lebih suka mengasingkan diri.

"Jangan melakukan hal yang merepotkan lagi."

Yuzu berbicara dengan penuh penekanan di setiap suku katanya seolah jika gadis itu mengacau di rumahnya, dia tidak akan segan-segan untuk tidak membiarkannya keluar hidup-hidup. Tidak, itu terlalu berlebihan mungkin hanya sekedar cubitan lagi di pipi lembutnya Flo.

Ibu Yuzu kembali ke dapur melihat ternyata Yuzu dan Flo sudah saling berkenalan.

"Wah kalian berdua teman ya?"

Flo mengangguk bersemangat, "Kami juga satu kelas, Ma. Yuzu orangnya baik, dia juga menolong dan menemaniku seharian ini."

Yuzu yang mendengar itu matanya langsung terbuka lebar, "Kamunya aja yang ngikutin aku!"

Ibu Yuzu terlihat senang. Dia lalu mulai bercerita tentang Yuzu kepada Flo. Yuzu sejak SMP selalu mengurung dirinya di kamar dia juga selalu terlihat kesepian. Melihatnya bisa berteman dengan Flo membuat Ibu Yuzu merasa lega.

"Ibu bisa tidak jangan ceritain masa lalu anakmu ke orang lain, malu tahu!"

"Yuzu tampaknya membenci ibu akhir-akhir ini. Apa ini yang dinamakan masa pemberontakan remaja?"

Wajah Ibu Yuzu terlihat terluka. Meski begitu, Yuzu sendiri tau itu cuman akting. Gadis itu juga tidak berniat untuk durhaka pada orang tua, tapi justru mama sendirinya lah yang sering mempermainkan anaknya dengan candaan tidak lucu.

Tipikal hubungan ibu dan anak pada umumnya, mungkin?

"Aku tidak membenci ibu aku hanya kesel aja." Tingkah laku Yuzu membuat Flo dan ibunya tertawa. "Hei apanya yang lucu?"

Dan hari itu menjadikan Flo sebagai teman pertama Yuzu sekarang ini.

***

GL, Gadis Abadi Yang ImutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang