***
"Ai, pakai pakaian yang bener, kamu tidak malu?"
Ibu Yuzu langsung memakaikan piyama pada putrinya. Seperti anak kecil Yuzu masih setengah sadar dengan mukanya yang merah.
Yuzu perlahan melihat sekitar dan merasa ada yang aneh. "Ibu, kenapa ibu ada tiga?"
Sontak Flo dan Naisy yang tengah duduk di sana tertawa kecil. Tingkah Yuzu terlihat lucu kalau lagi sakit.
"Baiklah sudah, jangan begitu lagi ya nanti kedinginan."
Setelah memakaikan piyama kepada Yuzu, mama Yuzu langsung pergi ke dapur untuk membawakan cemilan.
Melihat Yuzu yang malah tidur kembali membuat Flo tidak bisa mengucapkan sesuatu.
"Yuzu kayaknya tidak bisa diganggu ya, rasanya percuma sudah datang ke sini."
"Tidak juga, tujuan kita ke sini untuk melihat keadaannya. Kurasa itu sudah cukup."
Naisy kembali mengusap pucuk kepala Flo menghiburnya.
Yuzu menggeliat dengan kesadaran sepenuhnya seperti habis bangun tidur. Dia melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul empat sore. "Apa-apaan ini, tidur sampai jam segini?"
Yuzu langsung bangun tapi ia terdiam di kala melihat Flo dan seseorang asing di sana.
"FLO!" teriak Yuzu membuat Flo langsung menatap Yuzu.
"Yu-Yuzu ..."
"Ara ... Ai akhirnya sadar juga."
Ibu Yuzu membawakan nampan dengan bubur dan beberapa kue kering.
Yuzu sendiri menyadari pakaiannya jadi aneh. "Ibu, apa maksudnya piyama berbentuk dino ini?! Memalukan tau!"
Ibu Yuzu hanya tertawa kecil sembari ikut duduk bersama Flo dan Naisy di karpet lesehan dan meletakkan nampan pada meja bundar di sana.
"Ibu rasa pakaian itu jauh lebih baik dari pakaianmu sebelumnya."
"Sebelumnya? Memangnya aku pakai apa?"
"Melihatmu sepertinya sudah sangat lebih baik ya, Yuzuriha-chan."
Naisy berkomentar dengan suara lembut dan tenang.
"Ka-kamu siapa?"
Yuzu menatap asing gadis dengan senyuman ramah dan teduh itu.
Naisy lalu memberikan bingkisan yang ia beli tadi. "Naisy, ketua kelas. Kamu cepat sembuh ya."
Deg! Yuzu merasakan aura yang tidak biasa di kala menerima keranjang kecil berisi buah-buahan ini. Kilauan cahaya bertaburan ketika gadis bernama Naisy ini tersenyum padanya, belum lagi sinar matahari tenggelam langsung menyoroti Naisy dari kaca jendela membuat penampilannya begitu memukau.
"A-apa ini?! Di-dia malaikat kah?"
Seolah diberkati oleh dewa atau penyucian diri, demam Yuzu rasanya sudah sembuh.
Ibu Yuzu terlihat senyum-senyum sendiri di kala melihat reaksi Yuzu itu.
Sementara itu, Flo malah menghabiskan kue kering itu di meja tanpa sadar.
"Yuzu, kamu kok bisa demam?"
Flo membuyarkan lamunan Yuzu yang tengah memandangi Naisy yang kembali duduk di sebelah ibunya. Yuzu langsung menatap kesal pada Flo.
"Memang ini salah siapa?" Tatapan Yuzu dipenuhi rasa murka dan penuh dendam.
Sementara Flo sendiri malah pura-pura tidak mengerti maksud yang terjadi sambil memalingkan pandangannya ke segala arah.
"Melihat Yuzu sekarang, rasanya membuat ibu senang. Terimakasih ya sudah mau berteman dengannya. Sejak SMP Yuzu itu pemalu dan lebih suka mengurung diri di kamar."
"Ibu! Jangan bicara sembarangan!"
"Justru bagus supaya mereka tahu kondisimu." Ibu Yuzu hanya tersenyum jahil.
"Kalau boleh tahu, apa ya Bu penyebabnya? Mungkin bisa saya bantu ke depannya."
Naisy mengajukan pertanyaan yang langsung membuat Ibu Yuzu bersemangat.
"Sebenarnya waktu SD, Ai itu masih seperti anak-anak biasa lainnya. Hanya saja waktu SMP dan tahu soal VR, hal itu membuatnya kecanduan."
VR adalah sebuah perangkat dunia maya yang terintegrasi dengan pikiran penggunanya. Seperti halnya game zombie kemarin. Membuat pemain seolah masuk ke dunia virtual tersebut.
"Kalau boleh tahu game apa yang disukai Yuzu?"
Flo kini angkat bicara bersemangat seolah ia bisa memainkan game bersama Flo lagi.
Ibu Yuzu mengingat-ingat sejenak, "Ibu lupa tapi itu bukan game, lebih mirip ke program idol."
"Idol?"
"Ai dulunya idol di dunia virtual itu, dia bisa bernyanyi dan menari lho. Ibu saja sampai merasa dia anak orang lain saat melihat konsernya, meski di dunia nyata Ai tidak bisa bernyanyi."
Tiba-tiba Flo dan Naisy langsung terkagum-kagum sementara Yuzu menahan malu dengan muka sudah memerah seperti tomat yang baru saja dikukus.
"Ibu jangan cerita hal memalukan itu lagi!"
Naisy seketika teringat sesuatu. "Kalau tidak salah dulu aku pernah mendengar idol virtual serupa. Dia begitu populer di TV maupun sosial media tapi sekarang langsung menghilang tanpa jejak. Kalau tidak salah, namanya ... ah, Ai-chan!"
Yuzu langsung membeku mendengar nama itu. Nama yang membuatnya ogah memakai nama depan sendiri.
"AH TOLONG JANGAN SEBUT NAMA ITU, ITU TERDENGAR MEMALUKAN!" Yuzu memohon sambil menangis.
"Eh itu kan nama depanmu, ibu sedih mendengar nama itu memalukan."
"Ai-chan ..."
Flo kini malah mengulanginya.
"He-hentikan ..."
Karena tubuh Yuzu masih lemah, Yuzu tidak bisa bergerak-gerak leluasa dan berakhir pasrah. Suhu tubuhnya sepertinya kembali panas di kala mengingat kembali masa lalunya itu.
"Kenapa memutuskan untuk berhenti Yuzuriha-chan? Kurasa menjadi idol itu menyenangkan ..."
Pertanyaan Naisy kini membuat Yuzu terdiam.
"..."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
GL, Gadis Abadi Yang Imut
Teen FictionID 🇮🇩 • [END] • Yuzuriha Ai, seorang gadis yang sudah tiga tahun menghabiskan waktunya di dunia virtual sebagai seorang solo idol dan menyia-nyiakan masa sekolah SMP-nya begitu saja. Oleh karena itu, Yuzuriha Ai ingin berhenti berkecimpung di duni...