20 • Drama Harian Yuzuriha

23 2 0
                                    

***

Yuzu tengah merebahkan dirinya di kolam pemandian air panas ini. Sudah tiga hari sejak liburan musim panas dimulai, sekarang dirinya mendapati masalah baru.

Saat ini di samping kiri dan kanannya terlihat dua orang gadis kecil yang tengah menggandengi masing-masing lengan Yuzu. Kedua tatapan gadis itu sama sekali tidak pernah berakhir sejak kemarin.

"Hei-hei jauhkan lenganmu dari Yuzu! Kau dulu menghinanya kan?! Mentang-mentang sekarang tau identitas aslinya, kau jadi main curi begini! Yuzu itu milikku!" tegas Flo sambil menarik Yuzu ke sebelahnya.

"Hei sejak kapan aku ini milikmu Flo!" protes Yuzu terkejut.

"Aku kan sudah minta maaf dan aku ini jauh lebih mengenal Ai-chan lebih dari siapa pun! Justru kamulah orang asing pengganggu!" Akasia menarik Yuzu ke arahnya.

Tidak mau kalah Flo menatap tajam Akasia penuh amarah. "Permintaan maaf saja tidak cukup! Kau ini sudah keterlaluan pada Yuzu! Bilang payah lah! Lemah lah! Sekarang giliran sudah tau begini ngemis-ngemis? Lagian nih Naisy! Akasiamu tidak masalah jadi begini?"

Naisy hanya mengambang sambil tengkurap di air seolah dua gunung kembarnya menjadi pelampung. "Ah selama Akasia bahagia itu tidak masalah."

Mendengar itu membuat Flo mengernyitkan dahinya.

"Tentu saja bukan hanya permintaan maaf! Aku akan menyerahkan hidupku padanya mulai dari sekarang! Karena dialah Ai-chan yang kudambakan!"

Akasia benar-benar memperkuat tekadnya untuk tidak melepaskan Yuzu.

Entah kenapa Yuzu merasa merinding mendengar hal itu.

"Tidak bisa! Aku duluan yang mendekatinya." Flo menarik Yuzu ke sisinya lagi.

"Aku sudah mengenalkan jauh lebih lama darimu!" Akasia melakukan hal sama.

Yuzu hanya bisa pasrah saat dunia kini bergeser ke kiri dan ke kanan tanpa henti. Ia menitikkan air matanya menangis tanpa suara. "Kapan ini akan berakhir ... tolong ..."

Selepas acara berendam itu berakhir. Yuzu hanya bisa berjalan lemas sambil dibantu oleh Naisy. Mereka berjalan menuju ruang makan penginapan.

"Maaf ya Naisy, aku jadi merepotin begini."

"Gak papa kok, justru aku senang melihat Akasia sekarang. Dia jauh lebih terbuka." Naisy menutupi mulutnya tertawa kecil.

Mereka tiba di ruang makan penginapan dan di sana terlihat meja makan dengan aneka jenis hidangan tradisional. Tentu Flo dan Akasia tengah menunggu di sana.

Selain itu dari kursi yang tersedia, Yuzu harus duduk lagi di antara mereka berdua.

"Ai-chan sini aku suapin, Aaaa ..."

Rasa pasrah Yuzu langsung berubah ketika mencicipi kuah soto yang disuapi oleh Akasia.

"Apa ini sudah lama aku tidak memakannya." Yuzu terasa tertarik.

Akasia lalu dengan senantiasa melanjutkan suapan itu sementara membuat pihak lain merasa tidak kepanasan.

"Yuzu! Coba juga klepon ini, kamu pasti suka!"

Yuzu pun merasa makanan ini juga enak. Dari asin kini manis, cukup membuat lidahnya terkejut.

Akasia juga tidak mau kalah dia terus menyuapi Yuzu dengan menu lainnya sedangkan Flo juga. Dia pun pingsan tidak bisa makan lagi.

Yuzu perlahan membuka matanya. Kepalanya terasa pusing tapi langsung terkejut di kala melihat dua gunung kebar di depan mukanya.

"Riha-chan sudah sadar rupanya."

Yuzu tersadar dirinya tidur di pangkuan Naisy. Dia hendak bangun tapi langsung dicegah oleh Naisy karena takut dimarahi Akasis.

"Gak papa, kamu lagi pusing kan?"

Yuzu pun menyerah dan menerima tawaran Naisy. Kapan lagi bisa tidur di pangkuan ketua kelas yang notabennya idaman banyak orang ini. Dia merasa bahagia.

"Maaf aku ngerepotin lagi ..."

Paha Naisy memang sangat nyaman dan empuk membuat Yuzu terlena.

Naisy seperti biasa hanya memasang wajah ramah tamah dan imutnya. "Aku tidak keberatan kok ..."

"Ngomong-ngomong, aku seperti tidak mendengarkan drama Flo dan Akasia, ke mana mereka?"

Naisy lalu menyentuhkan telunjuknya ke bibir dia sambil mengarahkan matanya ke suatu sisi ruangan. Terlihat Flo dan Akasia yang tidur terlentang.

"Mereka sibuk berdebat dengan siapa yang boleh tidur di sebelahmu tapi karena kelelahan mereka berdua malah tertidur."

Yuzu melepaskan napas lega. Untuk hari ini sepertinya selesai juga. Rasanya benar-benar capek dijadikan bahan rebutan oleh keduanya tapi karena dia tidur di pahanya Naisy, rasanya membuatnya merasa lebih baik.

"Terimakasih sudah membantuku selama ini, rasanya aku malah jadi beban buat kalian. Selain itu tempat ini cukup menakjubkan, tak kusangka keluargamu memiliki tempat wisata."

"Justru aku yang berterimakasih, Akasia kini punya teman baru kamu dan Flo. Sebelumnya dia benar-benar tertutup. Hal sekecil ini tidak sebanding dengan membuka identitasmu yang susah payah kamu lupakan. Ini juga sebagai permintaa maafku yang malah seenaknya."

Yuzu merasa hal itu tidak benar karena itu demi dirinya sendiri juga.

"Kurasa itu tidak masalah, aku tidak sepenuhnya bisa melupakan diriku sebelumnya."

Mata Yuzu tampak meredup kemudian Naisy mengusap pucuk kepalanya lembut.

"Riha-chan kamu ternyata imut juga kalau begini, aku jadi menyukaimu sama seperti Akasia haha ..."

Mendengar itu membuat kuping Yuzu memerah. "Ja-jangan bilang hal yang memalukan!"

***

GL, Gadis Abadi Yang ImutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang