08 • Menyesal

41 3 0
                                    

***

Suasana kelas langsung dilanda kepanikan. Para NPC segera menyelamatkan diri keluar setelah melihat semua adegan yang terjadi di tengah lapangan tadi. Kelas sekarang hanya menyisakan Flo dan Yuzu.

Yuzu tidak hentinya menatap geram ke arah Flo, sedangkan Flo hanya bersiul-siul tanpa suara dan hanya menirukan orang bersiul.

"Apa-apaan ini, Flo! Kau bilang buat refreshing! Kalau gini malah makin stress! Lagian aku paling benci game genre begini! Udah gitu grafiknya hentai lagi!"

Flo malah cengengesan dan tertawa jahat.

"Ayolah, Yuzu. Rating game ini adalah 9.9 selama lima tahun lebih. Adrenaline-nya cukup berasa, ada fanservice-nya juga lho!"

"Masa bodoh dengan rating dan fanservice! Aku mau keluar dari game ini sekarang juga!"

Yuzu lalu membuka main menu dan mencari tombol logout tapi dia tidak menemukan tombol itu di menu mana pun.

"Lho, kok nggak ada? Biasanya di sini."

Flo langsung tersenyum smirk. Dia kemudian melangkah menuju pojok kelas dan mengambil sebuah pel-an. Mematahkan bagian pelnya menjadikan sebuah tongkat.

"Sayangnya tombol logout akan terbuka setelah kita menamatkan game ini."

Yuzu langsung jatuh terduduk. Menamatkan game ini? Sudah seperti di anime sw*ord art online aja.

"Kalau gitu tinggal mati aja udah beres ya kan! Toh aku nggak bakalan mati di dunia nyata karena ini bukan nerva gaer."

"Semua realitas dunia ini sudah berada di tingkat sebelas dua belas! Ada fitur rasa sakitnya juga lho. Kalau mati, bakalan respawn di posisi awal dan harus mengulanginya lagi, fufufufufu ..."

Yuzu bersumpah dia akan menghajar Flo saat sudah keluar dari game ini. Amarahnya menggebu-gebu tapi langsung ciut di kala melihat zombie yang mengarah padanya dari pintu masuk.

Flo langsung berlari dan menusuk kepala zombie itu dengan tongkat pelnya. Kemudian melakukan pose yang pemberani yang penuh percaya diri.

"Tenang aja Yuzu, aku pasti akan melindungimu. Aku sudah menamatkan game ini sehingga menjadi top record global."

Flo berkata dengan bangga.

Yuzu tidak yakin tapi dia tidak punya pilihan lain. Sejak awal berkunjung ke rumahnya adalah kesalahan besar! Yuzu merutuki dirinya sendiri karena sudah berkali-kali dibodohi oleh gadis laknat itu.

Namun, daripada meratapi kemalangannya, sekarang Yuzu harus segera menyelesaikan game ini sekarang juga. Dia lalu mengambil sampu dan membuat tongkat yang sama dengan Flo.

"Sialan kamu, Flo! Setelah game ini berakhir aku akan menjadikanmu makanan serigala peliharaanmu sendiri!"

"Heh ... akhirnya kamu mau juga, sepertinya ini akan jadi seru."

Flo memberikan jempolnya kepada Yuzu.

"Sudah, jangan banyak omong! Buruan kita ke mana sekarang?"

Flo lalu membuka map melihat denah sekolah ini. Beberapa zombie terlihat sudah menguasai sekolah.

Yuzu dengan sigap langsung memukul kepala zombie yang mendekat hingga terjungkir balik. Darah virtual itu langsung terciprat ke tangannya.

"Ini real banget gila, lama-lama bisa jadi psikopat kalau terus berada di tempat ini."

Flo terlihat masing memikirkan rute pelarian. Yuzu sendiri mulai sebal karena Flo kelamaan sedangkan dirinya kini menahan pintu masuk yang sudah didobrak para zombie.

"Flo, cepetan! Mereka udah pada ngumpul lagi haduh ..."

Flo menutup map dan langsung memecahkan kaca jendela. Gadis itu lalu memandangi Yuzu yang terlihat bersusah payah menahan pintu. "Sedang apa Yuzu? Nggak mau pergi dari tempat ini?"

"Salah siapa mikirnya kelamaan!"

"Hehe maaf-maaf aku lupa, soalnya aku baru main lagi sekitar satu tahun. Ternyata banyak update sehingga mungkin alur cerita game ini banyak diubah."

"Yang benar saja ..."

Yuzu langsung melepaskan pintu yang diganjal meja kursi dan segera menuju jendela. Para zombie yang jumlahnya banyak itu dengan mudah mendobrak pintu lalu berlari untuk menyerang Yuzu.

Untungnya keduanya sudah berada di luar jendela dengan mengandalkan pijakan tipis dinding sekolah ini. Mereka kemudian melangkah perlahan-lahan menuju tangga yang besi yang tersambung dengan dinding menuju rooftop.

"Mereka banyak banget!"

Yuzu melihat ke bawah dengan ratusan zombie sudah siap menangkap mereka jika jatuh.

Mereka langsung memegang tepian besi tangga dan memanjatnya. Langsung pergi ke rooftop dengan tangga lau mengunci pintunya.

Yuzu menghela napas lega. Rasanya baru awal-awal saja sudah capek.

"Hei, mau sampai kapan kita memainkan game ini, nanti ibuku mencari-cari aku karena pulang malam!"

"Game ini sudah ditingkatkan dengan perbedaan waktu yang cukup efisien. Satu menit di nyata sama dengan satu hari di dunia ini! Jadi kamu tidak perlu khawatir pulang kemaleman."

Mulut Yuzu menganga.

"Lalu berapa jumlah misi atau chapter yang harus dikerjakan hingga tamat?!"

"Aku lupa haha, yang pasti saat aku memainkannya di hari sabtu malam, aku terbangun di senin pagi dengan total waktu lebih dari setahun."

Yuzu langsung lemas seketika, dia sudah tidak ada niat untuk bermain lagi. Akan tetapi, Flo tetap menyemangatinya hingga mereka pun mau tidak mau menjalankan misi yang entah sudah berapa banyak.

***

GL, Gadis Abadi Yang ImutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang