13 • Waktunya Nge-Gym

33 2 0
                                    

***

"Ai semangat dong, katanya kamu mau ke gym." Ibu Yuzu dari tadi hanya melihat putrinya yang letoy.

"Iya, Bu, ini juga udah gerak kok."

Di hari sabtu ini. Yuzu dan ibunya memutuskan untuk berkunjung ke salah satu fasilitas olahraga di Foxglove Distrik Utara. Hari libur pertama Yuzu saat kembali ke dunia luar.

Ia menatap rumah Flo yang kelihatan sepi. Berdasarkan sonar dan radar kewaspadaan miliknya. Tidak ada tanda-tanda anak itu tengah membuntutinya.

"Apa dia ke luar ya? Bodo amatlah. Ayo, Bu, cepat pergi!"

"Kenapa tiba-tiba?"

Beberapa menit berjalan. Yuzu merasa lelah. Jarak fasilitas olahraga ternyata lebih jauh dari dugaannya bahkan lebih jauh dari jarak ke sekolah.

"Bu, kenapa tidak naik bis aja kan lebih cepet."

"Kamu ini ngawur. Sekali-sekali jalan kan sambil olahraga dan bisa sekalian pemanasan." Ibu Yuzu berkomentar sedangkan hanya direspon malas oleh Yuzu.

Hingga akhirnya mereka sampai di gedung fasilitas olahraga tersebut. Mata Yuzu berbinar-binar meski kakinya capek harus jalan terus. Saat mereka mencoba masuk ternyata tidak ada om-om atau laki-laki bertubuh kekar di sini.

"Kok nggak ada ya, Bu? Itu roti sobek kayak di TV." Yuzu berkata konyol membuat ibunya tertawa.

"Ah itu di gedung sebelahnya lagi, tempat ini khusus kaum perempuan kok." Tatapan ibu Yuzu tesenyum lebar membuat Yuzu salah tingkah.

"Kamu suka yang begituan ya, ibu juga sama kok seperti saat ketemu ayah kamu."

Sontak wajah Yuzu merona malu. "Bu-bukan itu maksudku! Kan nggak nyaman kalau sampai olahraga diliatin gitu!"

"Tinggal jujur aja kok susah." Ibu Yuzu memegang tanganya di pipinya seolah menyadari Yuzu sudah mulai tertarik.

"Sekarang bukan saatnya mikirin begituan!"

Sambil marah-marah Yuzu langsung masuk ke fasilitas tersebut diikuti ibunya hanya senyam-senyum.

Saat masuk atmosfer tempat ini terasa  berbeda. Beberapa fasilitas seperti treadmill, angkat besi, dll. Pertama kali melihat ini benar-benar membuat matanya berbinar-binar.

"Wah Riha-chan, kamu datang ke sini juga ya."

Suara nan lebut dan nyaman saat didengar langsung membuat Yuzu mencari sumber suara.

"Aku seperti mendengar suara Naisy di sini? Kok ngga ada?"

"Aku di belakangmu."

Yuzu berbalik dengan muka terkejut. Pakaian yang dikenakan Naisy sangat imut yaitu blus berwarna biru dengan rok selutut berwarna putih. Namun, wajah Yuzu langsung pudar saat melihat sosok di belakang Naisy.

"Oh Sider kah, boleh juga nyalimu datang ke sini."

Yuzu bertanya-tanya kenapa Akasia selalu dekat-dekat dengan Naisy. Sebelumnya semenjak kejadian saat olahraga itu, drama antara Akasia dan Flo benar-benar membuat seisi kelas menjadi ricuh. Mau tidak mau demi ketenangan batin dan kehidupan damai, Yuzu sering kali harus memisahkan Flo sedangkan Naisy yang memisahkan Akasia.

Ibu Yuzu terlihat senang melihat Naisy si calon mantu yang ternyata ada sini selain itu ibu Yuzu melihat gadis imut baru itu bersamanya.

"Wah kamu teman Ai juga ya, sepertinya Ai sudah berubah sekarang. "

"Hah? Aku bukan te---"

Naisy langsung membekam mulut Akasia sambil memberikan senyuman. "Iya tante, meski baru kenal, Akasia itu temannya Riha-chan kok."

"Kalau begitu tante serahkan Ai ke kalian ya, tante mau angkat besi dulu." Ibu Yuzu langsung pergi dengan gerakan berlari seperti anak kecil.

"Ibu! Sadar umur dong! Jangan malu-maluin." Yuzu berkata tanpa direspon berarti oleh ibunya. "Orang tua itu ..."

Bekaman itu dilepaskan membuat Akasia batuk-batuk. "Apaan sih Nai! Aku ini bukan temannya."

"Siapa juga yang mau berteman sama kamu." Tatap sinis Yuzu.

"Tidak boleh begitu Sia-chan, kamu harus hormat ke orang yang lebih tua." Naisy memberikan pukulan halus ke kepala Akasia yang membuatnya langsung menunduk.

"Ba-baiklah ..."

Yuzu langsung terbeliak melihat si Loli Queen Foxglove Akasia yang langsung jadi jinak. "Langsung nurut! Malaikat Kelas memang luar biasa."

"Ngomong-ngomong Rida-chan tidak bersamamu ya?"

Menyadari itu membuat Akasia melihat sekeliling sambil mengendusnya. "Benar dia tidak ada di sini."

"Aku juga nggak tahu, tapi setidaknya dia tidak akan mengacau di sini. Lagipula aku sudah lelah ..."

"Ah ngga papa kalau gitu. Bagaimana kita latihan bareng aja ya, kamu kayaknya baru ke sini."

Naisy menawari Yuzu yang langsung diangguki manis gadis itu.

Mereka kini mulai mengganti pakaianya di ruang ganti. Kini mereka mulai mengenakan pakaian tanktop dengan celana traning seukuran mata kaki. Yuzu samar-samar melihat punggung Naisy yang mulus dan juga gunung kembarnya yang terlihat jelas dan ...

"DEKAI!" teriak Yuzu dalam hati.

Yuzu kemudian melihat punyanya sendiri yang kira-kira berukuran medium. "Aku ini lagi ngapain sih," rutukinya dalam hati.

"Ada apa Riha-chan?"

"Nggak kok haha ..." Yuzu tertawa menyedihkan.

Mereka bertiga mulai berjalan di treadmill sebagai langkah awal. Yuzu lumayan belum terbiasa tapi Naisy perlahan-lahan mulai mengajari Yuzu cara menggunakannya.

Yuzu seringkali salah tekan tombol membuatnya berjalan ke kecepatan maksimal. Membuatnya harus berlari dan langsung terjatuh. Hal itu langsung membuat Akasia geleng-geleng kepala.

"Ternyata tidak semudah yang kubayangkan." Yuzu bangkit kembali dengan Naisy yang terus menyemangatinya untuk tidak menyerah. Sementara itu Akasia tampak santai sambil mengenakan earphone.

Yuzu menguatkan kembali niatnya dan kembali berjalan ke treadmill. Dia menekan tombol dengan gemetaran berharap tidak salah tekan lagi. Hingga akhirnya, treadmill itu mulai berjalan dengan kecepatan normal.

Beberapa menit kemudian mereka menyudahi kegiatan itu untuk istirahat sebentar. Mata Yuzu berbinar-binar di kala dia berhasil menyelesaikan salah satu kegiatan olahraga gini.

"Kau ini baru segitu aja sudah bangga." Akasia mengejek sambil meminum air mineral.

"Jangan begitu Sia-chan, kamu juga dulu malah berjalan mundur dengan kecepatan tinggi dan langsung pingsan karena menabrak lantai." Naisy berucap membuat Akasia langsung terkejut.

"Jangan diceritain dong Nai!"

Yuzu pun ikut tertawa, ternyata Akasia sama aja rupanya.

Saat hendak berdiri dari duduknya, batre earphone Akasia mendadak habis dan secara otomatis musik di ponsel langsung masuk mode speaker. Sebuah lagu yang langsung membuat Yuzu melebarkan matanya seketika dengan detak jantung yang seolah berhenti.

"BU-BUKANNYA INI LAGUKU!" teriak Yuzu dalam hati.

***

GL, Gadis Abadi Yang ImutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang