Bab 6. Siren III

110K 1K 36
                                    

Happy reading...
Sekali lagi untuk anak-anak yang masih bau minyak telon, Harap menjauh dan Jangan mampir ya!!
Ini cerita untuk orang dewasa, terimakasih kembali.
.
.
.
.
.
Seorang ksatria itu menghadap pada Sang Raja.
"Ksatria ini menghadap pada Matahari Kerajaan ini." Ucap sang Ksatria sopan.

Sang Raja menatap lekat pemuda di hadapannya itu, penampilan pemuda itu terlihat berantakan dengan mata yang berkantung. Tapi walaupun begitu wajahnya terlihat berkilau dan segar.

"Jadi bagaimana kau berhasil?" Tanya sang Raja.

"Ya, saya berhasil menaklukkan nya. Saya telah mengempurnya tanpa ampun Yang Mulia" ucap tersirat sang Ksatria.

"Kau memang Ksatria andalan kerajaan ini. Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" Tanya penasaran Sang Raja.

"Setelah saya menghajarnya 3 hari berturut-turut, dia menjadi lemas tak berdaya. Kini pasti ia tengah kesakitan di ranjangnya." Ucap Argus sambil menunduk, ia menyembunyikan wajahnya yang tersenyum puas. Ia terkekeh pelan bila mengingat wanitanya yang lemas akibat gempuran miliknya yang ganas.

"Jadi dia belum mati?" Tanya Sang Raja.

"Belum Yang Mulia, tapi saya menjaminnya bahwa ia tidak akan berulah, bila ia berulah maka saya akan menghajarnya kembali hingga ia tak berdaya. Karena sekarang dia berada di bawah kendali saya." Ucap Argus.

"Baguslah, memang makhluk sepertinya susah untuk dibunuh. Kau cukup membatasi pergerakan nya agar tak mengusik rakyat ku." Perintah sang Raja.

"Baik Yang Mulia, saya yakin kini ia tidak akan berulah dan bergerak untuk kedepannya" jawab Argus sambil tersenyum misterius. Dia menatap miliknya yang telah terpuaskan.
.
.
.
.
.
Disisi lain
Siren terbaring di ranjangnya, keadaannya jauh dari kata baik-baik saja.

Leher dan tubuhnya penuh bercak kemerahan dan cairan kental, lalu payudaranya terasa nyeri apalagi di area putingnya.
Belum lagi pantatnya yang merah dan banyak bekas telapak tangan, Argus selalu meremas dan menampar pantatnya ketika bercinta.

Crett
"Shhh ahhh Argus sialan" desahnya, ia memejamkan matanya saat Sperma Argus itu mengalir keluar dari lubang vagina nya. Begitu banyak nya benih-benih Argus yang ditanam di dalamnya.

Siren mengigit bibirnya, menatap Vaginanya yang terlihat merah dan nyeri dengan penuh sperma ksatria nya.
Liar sekali pria itu ketika bercinta dengan nya, hingga selalu meminta tambah.

"Sialan kau Argus, sepertinya aku akan kesulitan berjalan sepanjang hari." Umpat Siren. Ia membiarkan tubuhnya penuh jejak-jejak Argus, prianya.
Ia juga tak berniat membersihkan sperma pria itu di tubuhnya.

***
Seminggu kemudian.

Wanita cantik berambut hitam dengan mata hitam keunguan itu tengah berbaring di tempat pijatnya, ia sedang memanjakan tubuhnya dengan pijatan dan luluran minyak zaitun

Ia hanya mengenakan bra dan celana dalamnya, tubuhnya tengah di pijat oleh pelayannya.
"Bagaimana bentuk tubuh ku? Masih bagus bukan?" Tanya Siren, ia tengah mengenakan penutup matanya agar lebih rileks.

"Sangat indah Nona, pria manapun pasti akan bertekuk lutut" jawab pelayan sambil memijat punggung Siren.
Hal itu membuat Siren tersenyum bangga.

"Emm jangan lupa paha ku juga" perintah nya.

Sek sek sek
Pelayan itu segera melumuri paha Siren dengan minyak zaitun lalu segera mengurutnya.

Tanpa mereka sadari ada seorang pria yang masuk ke dalam ruangan itu, ia membekap pelayan Siren dan memberi isyarat padanya agar keluar diam-diam.

The dark of MatureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang