Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Maaf teman 🙏 apa kabar kalian semua? Masih ada yang nunggu cerita ini? Sekarang aku bisa update lagi untuk mengobati rasa rindu kalian.
Follow dulu yah sebelum dibaca, vote komennya juga jangan lupa biar makin semangat saat lihat antusias kalian disini.
<<<Happy reading>>>
"Jika menjadi seperti sosok Sayyidatina Fatimah Az-Zahra yang mencintai Ali dalam diam sebuah kegagalan, maka ia memilih menjadi seperti sosok Sayyidatina Khadijah Alkubra yang mengungkapkan perasaannya kepada Baginda Rasulullah, namun mengapa membuat luka kian membesar?"
Feny Al Hadad
Hari ini adalah hari bahagia seluruh keluarga dari pesantren Al Husna. Gus dari pesantren Al Husna akan melangsungkan zuad pada hari ini.
Didalam kamar, pengantin wanita tengah dirias oleh MUA. Satu jam lagi akad nikah akan dimulai, detik itu juga setatus dari seorang gadis berubah menjadi seorang istri, gadis itu sangat gugup dengan hati yang resah.
Setetes cairan bening berhasil menetes, detik itu juga dirinya sadar dengan apa yang terjadi sekarang. Gadis itu sungguh merasa insecyur dan tidak pantas bersanding dengan calon suaminya nanti.
Dia hanya orang biasa yang tidak punya keluarga, ayah ibunya sudah tiada dan hidup sebatang kara disebuah pesantren dengan beasiswa. Belum lama dirinya mengabdikan diri namun ada seorang pemuda yang melamarnya, seorang pemuda yang tidak sembarang pemuda pada umumnya. Gadis itu pun terpaksa menerima karena satu alasan.
Menikah dengan dihadirnya wali adalah impian setiap anak, namun semuanya hanyalah angan bagi gadis itu. Boleh sedih, marah? Saat mengingat kenyataan pahit dalam hidupnya.
Begitu pilu nasibnya, hidupnya pun juga ia korbankan. Apakah dunia tidak mengizinkannya untuk bahagia? Semua yang dicintainya pergi satu persatu. Kemudian datanglah seorang laki-laki yang memintanya menerima lamarannya, takdir pun memaksa hati kecilnya ikhlas dan belajar untuk mencintai calon suaminya nanti.
"Kakak."
Suara gadis cantik tak lain adik dari calon suaminya itu mampu membuyarkan lamunannya. "Kakak nangis? Kakak sedih?" tanyanya berturut-turut gadis itu.
"Eh Ning Haura," gadis itu menetralkan raut wajahnya kemudian melengkungkan bibirnya tipis. "Nggak ko," jawabnya kembali menutupi setiap luka yang ada sembari menghapus sisa air matanya.
Gadis bernama Haura paling tidak bisa dibohongi. Remaja berumur tiga belas tahun itu sangat pintar menebak ekspresi seseorang.
"Ka Zia bohong yah? Kakak nggak sendirian lagi sekarang, kami semua keluarga kakak," ucap Haura menenangakan. Sazia Sashi Alnaya, keluarga barunya terbiasa memanggil Sazia/Zia setelah khitbah waktu itu, lebih tepatnya Haura si paling mengubah nama orang karena dirinya menyukai panggilan itu. Katanya waktu itu namanya Sashi cantik, dan Haura ingin memanggilnya Kak Zia saja. Sashi pun tidak mempermasalahkannya. Mungkin dirinya harus membiasakan diri dengan panggilan itu dari adik iparnya.
Dilain sisi, Sashi juga bersyukur karena kehadirannya sangat diterima keluarga barunya, mereka sangat baik kepadanya.
"Terima kasih, Ning Ra"
"Sama-sama, Kakak. Kak Zia cantik banget tau," puji Haura kepada Kakak iparnya.
"Aaaaa serasa nyaksikan pernikahan di novel-novel, aku harus mengabadikannya. Kakak, Haura mau ambil foto Kakak yang estetik boleh, ikutin pose dari Haura yah," pinta gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Sashi
Ficção GeralKisah ini menceritakan tentang seorang laki-laki Dzuriah dan gadis Ahwal. Syauqi Al Hadad, laki-laki dzuriah yang memiliki prinsip kuat sehingga membuatnya bertekad menikahi seorang Gadis Ahwal. Seorang gadis yang pertama kali dirinya sentuh selain...