"Kenapa, sih, Kak, lo nggak pernah ngebolehin gue nyetirin mobil lo?!" gerutu Sora, membuatku menghela napasku agak kasar. "Lo nggak pengin, apa, diantarin pulang sama Kak Rasi?! Lo nggak kangen sama dia, apa?!" Ia berdecak, sebal. "Udah pas ada kesempatan bagus kayak tadi, tetap aja gagal lagi, gue pulang bareng Rinai!"
Aku memutar setir, mengarahkan mobil keluar dari gerbang kampus, menuju jalan raya. "Makanya, jangan suka cari masalah sama Mama, kalau nggak mau kunci mobil lo terus-terusan disita," sindirku. "Silakan banget, kalau lo mau ngantar-jemput Rinai setiap hari, nyetir mobil lo sendiri... Tapi, kalau mobil gue? Sorry, it's a big no."
Tatapan tajam Sora dari kursi sebelah, mengusik sudut mata kiriku.
Aku meliriknya sekilas, lalu menghela napasku, sekali lagi. "Sora Whirada..."
"Apa, Kaira Whirada..?!" balasnya, cepat, membuatku lumayan terkejut.
"'Kaira Whirada'?" tanyaku, mengulangi ucapan Sora.
Ia memalingkan wajahnya dariku. "Kakak," sahutnya, akhirnya.
"Gini, ya, Sora Whirada, Adik gue yang ganteng...," ujarku, sembari tetap fokus menyetir. "Gue bakal bantu lo dapatin balik, kunci mobil lo yang masih Mama sita."
Sora seketika sumringah. "Benaran, ya, Kak?!" teriaknya, histeris. "Thank you so much, Kakakku yang super-duper cantik!" gombalnya. "Ini demi perasaan gue buat Rinai, jadi gue doain juga, lo bisa sukses sama perasaan lo buat Kak Rasi, ya, Kak!"
Aku cukup terkejut dengan ucapan Sora, dan akhirnya memilih untuk tidak membalasnya lagi. Tanpa perlu ditanya, aku sudah yakin, bahwa Sora mengetahui bagaimana perasaanku kepada Rasi. Kami tumbuh bersama, jadi tidak mungkin ia tidak menyadari hal yang sudah sangat jelas ia saksikan selama bertahun-tahun.
Aku sungguh amat berterima kasih untuk kepekaan Sora dalam banyak hal, terlebih kalau sudah menyangkut perasaanku. Tampaknya, ia mengerti, bahwa aku membutuhkan waktu tenang sejenak, untuk mencerna apa yang baru saja terjadi di kantin kampus tadi. Ia memutar playlist favoritnya, dan mulai bersenandung, sembari memperhatikan suasana jalan raya Kota Bogor di sore hari, dari balik kaca jendela.
Ya, aku memang membutuhkan ketenangan saat ini. Karena itulah, aku sengaja membuat Sora berhenti mengoceh, dengan menjanjikan kunci mobilnya kembali dari sitaan Ibu kami. Sembari menyetir, pikiranku tenggelam, dan akhirnya melayang jauh, kembali ke musim panas di Barcelona, beberapa tahun yang lalu.
Saat itu, aku sekeluarga, Rasi sekeluarga, dan Om Danes sekeluarga bersama Aunty Iren dan anak mereka, Liel, diajak berlibur ke Barcelona, oleh Uncle Baruna, Aunty Zara, dan Zelan, yang merupakan daerah asal Aunty Zara. Kami 4 keluarga, 14 kepala. Liel dan Zelan berbagi tahun lahir yang sama dengan Sora dan Rinai, yang artinya mereka juga adalah adik-adikku dan Rasi. Kalau tadi aku sempat mengatakan bahwa aku, Rasi, Sora, dan Rinai berteman berempat sejak kecil, maka akan aku ralat. Kami berteman sejak kecil berenam, dengan Liel dan Zelan juga, karena para orangtua kami yang juga sudah lebih dulu berteman sejak mereka masih muda.
Dalam liburan yang lumayan panjang tersebut, pada suatu hari, kami pergi makan di sebuah restoran pinggir pantai bersama orangtua kami. Orangtua kami memesankan dua meja, sehingga kami duduk terpisah dari orangtua kami. Para orangtua duduk berdelapan di meja yang lumayan besar, sementara kami berenam duduk di meja yang berukuran agak lebih kecil. Pada saat itulah semuanya bermula.
Rasi tiba-tiba memberitahukan kepada aku, Sora, Liel, dan Zelan, bahwa ia akan melanjutkan sekolahnya di Madrid. Rinai tampak tidak terkejut, tetapi jelas sekali, ia tidak begitu gembira dengan keputusan kakaknya. Sora, Liel, dan Zelan sangat terkejut, dan aku adalah yang paling hancur, ketika mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Rasi. Aku dan Rasi baru saja lulus dari Sekolah Menengah Pertama, dan sudah sama-sama mengurus keperluan pendaftaran di Sekolah Menengah Atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL ABOUT YOU
Fanfiction"It's all about you... Dear, Kaira Serunai Whirada.." NCT Lee Haechan x ITZY Shin Ryujin fanfiction. Bahasa Indonesia.