10

13 0 0
                                    

Setelah selesai memakan bakso, mereka pun langsung melanjutkan aktivitas, lebih tepatnya hanya Kevin saja sih yang lainnya sibuk dengan urusan masing-masing.

"Susah gak Vin?" Tanya Farel.

"Gampang." Jawab Kevin yang sibuk mengutak-atik laptop disana.

"Ntar kalau ada yang susah bilang aja." Ucap Farel dan Kevin pun hanya membalas dengan acungan jempol.

10 menit berlalu dan Kevin pun selesai mengerjakan teks proposal tadi.

"Ahh akhirnya selesai juga." Ucap Kevin sembari melakukan peregangan karena otot ototnya terasa pegal.

"Wih keren, udah selesai aja." Sahut Fira menghampiri.

"Pak ketu, coba di cek dulu." Ucap Kevin sembari menyodorkan laptopnya.

"Mana." Ucap Farel sembari menerima laptop yang Kevin sodorkan.

"Keren nih, udah bagus gak ada yang perlu di revisi." Ucap Farel setelah selesai membaca proposal yang di buat Kevin.

"Alhamdulillah kalau gak ada yang perlu di revisi mah, jam berapa ini?" Tanya Kevin.

"Jam 10.01 WIB." Sahut Ken, "ini udahkan?" Sambungnya.

"Udah sih tinggal di cetak aja, ntar sama gue atau Fira." Ucap Farel.

"Yaudah gue mau ke kelas deh, ntar kalau ada apa apa chat aja." Ucap Ken sembari jalan keluar ruangan OSIS.

"Yaudah gue juga mau ke kelas Rel, Fi duluan ya." Ucap Kevin.

Sesampainya dikelas, ternyata tidak ada guru yang sedang mengajar.

"Assalamualaikum." Ucap Kevin.

"Wa'alaikum salam." Ucap teman teman Kevin.

"Gak belajar?" Tanya Kevin.

"Belajar Vin, cuman ibu Ike nya gak masuk, dia cuman ngasih tugas." Ucap Vinny.

"Oh gitu toh, tugas apa?" Tanya Kevin sembari mendekat ke bangku Vinny.

"Disuruh bikin puisi atau sajak." Ucap Vinny

"Ohh, puisi cinta?"

"Gak tau, bebas kali Bu Ike nya cuman nyuruh buat bikin puisi atau sajak aja."

"Ohh oke deh, makasih." Ucap Kevin sembari pergi ke tempat duduknya.

"Ki lu udah?" Tanya Kevin pada Riki.

"Udah, tinggal dikit lagi." Jawab Riki.

"Wihh keren." Ucap Kevin setelah melirik karya Riki yang berjudul 'Keluarga'. Kevin pun langsung mengeluarkan buku pelajaran bahasa Indonesia dan alat tulis lainnya, lalu dia menatap tajam pada lembaran kosong bukunya yang pertanda dia sedang berfikir keras untuk mencari judul sajak yang pas untuk dia buat.

Setelah beberapa detik dia berfikir, akhirnya dia memutuskan untuk menulis judul 'Jangan Menyerah'.
Setelah selesai dengan judul, dia pun mulai berfikir lagi untuk isi dari sajak itu.

15 menit berlalu, akhirnya karya Kevin telah selesai, dia membaca ulang sajaknya lalu tersenyum.
"Sempurna." Gumamnya.

"Bagi yang sudah silahkan di kumpulkan di meja guru." Ucap Vinny.

"Siapp." Ucap teman teman yang lainnya.

Lalu Kevin dan Riki pun mengumpulkannya dimeja guru.

"Lu udah Vin?" Tanya Aurora.

"Eumm." Gumam Kevin sembari menganggukkan kepalanya.

"Gue aja yang dari tadi belum, masa lu udah, lu liat google ya." Selidik Aurora.

"Dih mana ada, gue mikir sendiri Ra. Gak percaya? Tanya sama Riki sonoh." Ucap Kevin sembari nunjuk Riki.

"Dia mikir sendiri." Ucap Riki.

"Nah kan, gue mikir sendiri." Ucap Kevin.

"Nyenyenye." Ledek Aurora.

"Ck, kebiasaan." Ucap Kevin sembari jalan kembali ke bangku dia.

2 jam berlalu, dan pelajaran kedua telah selesai saatnya istirahat dan shalat Dzuhur bagus orang yang beragama Islam. Dan Kevin pun sedang jalan menuju masjid yang ada di sekolahnya.

"Vin, mau kekantin?" Tanya Gevan.

"Ntar, shalat dulu." Jawab Kevin.

"Iya nanti maksudnya, gue juga mau shalat dulu." Ujar Gevan.

"Kirain mau kabur lagi lu." Ucap Kevin.

"Kagaklah, kemarin tuh bukan kabur, cuman sakit perut aja makanya gak kesini hehe." Ucap Gevan cengengesan sedangkan Kevin cuman nepuk punggung Gevan.

"Xero mana?" Tanya Kevin.

"Belum beres dia." Ucap Gevan.

"Kasian." Ucap Kevin.

"Tumben lu gak sama dekeng lu." Ucap Gevan.

"Si Aurora udah duluan sama Lulu, kalau si Darren gak tau, mungkin udah di masjid." Ucap Kevin, "Nah itu dia." Sambung Kevin sembari menunjuk ke arah halaman masjid yang terdapat Darren sedang melepas alas kakinya.

"Kayak bocah SD dia." Kekeh Gevan.

"Bukan SD, tapi TK." Ucap Kevin dan setelahnya pun mereka berdua tertawa.

TBC...

Sajak yang di buat sama Kevin

Jangan menyerah

Bagi sebagian orang, kematian adalah suatu hal yang di takutkan.
Tapi bagi orang yang sedang depresi itulah yang mereka inginkan.

Fakta bahwa tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama.
Bahkan tidak semua orang mempunyai kemampuan yang sama.

Ada orang yang mampu menanggung masalahnya sendiri dan tidak di ceritakan nya pada orang lain.
Dan ada pula orang yang selalu membagi ceritanya pada orang lain.

Bukan, bukan karena haus akan perhatian, tapi ia hanya ingin menguapkan sedikit kesedihannya.

Kau tidak perlu merangkai kata kata panjang cukup ucapkan, "semangat jalanin harinya, aku ada disini." Atau simpelnya kau cukup dengarkan, itu saja sudah cukup dan akan membuatnya sedikit lega.

Bagian kalian yang sedang berada di posisi down, semangat aku yakin dimasa yang akan datang kau adalah orang yang paling ceria yang bahkan tidak akan pernah setetes pun air mata akan turun.

Kalian hebat bisa bertahan sampai sekarang, ayo kita kejar kebahagiaan kita yang sedang menunggu di depan sana.

By: Kevin Adrian A.

Untuk teks proposal yang di bikin Kevin
https://docs.google.com/document/d/17SITvYTZqWQT8ZqCYBlWT0nAnvJT0BOIvy_On-TXpuw/edit?usp=drivesdk


Karena linknya gak bisa dibuka disini, jadi gue simpan aja di room percakapan. Siapa tau ada yang penasaran sama proposal kegiatan mereka.

Kevin Adrian ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang