10 - The Reason

2.6K 263 16
                                    

"Bukannya istirahat, malah maen game

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukannya istirahat, malah maen game. Nanti-nanti lagi kalo kumat tuh penyakit, gue kagak bakal ngurusin lo."

Mendengar suara yang berasal dari pintu kamar, Riki lantas menoleh dan menemukan sang kakak, Haris, ada disana. Berdiri dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana.

Riki mendengus pelan, "Marah-marah mulu heran deh."

"Gimana gue kagak marah-marah kalo punya adek modelan kek lo, hah?"

"Emang ya di dunia ini tuh cuma kak Yesa sama kak Natha doang yang baik hati sama gue, sisanya kek setan," ucap Riki masih dengan fokus yang mengarah pada monitor didepannya.

"Dih, pas lagi sakit doang pake aku-kamu, lemah lembut kek anak polos. Nyatanya lo lebih setan," balas Haris tidak mau kalah.

Kedua kakak beradik itu saling me-roasting satu sama lain dan baru berhenti sekitar 20 menit setelahnya.

Sudah bukan hal aneh bagi Haris dan Riki berada dalam perdebatan receh seperti ini. Riki yang senang menggoda kakaknya dan Haris yang mudah tersulut emosi, memang perpaduan yang cocok.

Berbicara tentang Yesa, perempuan itu merupakan kakak kedua Rikiㅡsekaligus kembaran Haris. Sama seperti Juna dan Leon, mereka fraternal tapi berbeda jenis kelamin. Yesa adalah kakak favoritnya Riki, lebih lemah lembut dan tidak emosian. Tapi, perempuan itu sibuk sekali belajar akhir-akhir ini, jadinya Riki lebih banyak menghabiskan waktu dengan Haris.

Padahal kedua kakaknya itu sama-sama berada di kelas 3 SMA, tapi sepertinya hanya Yesa yang berjuang mati-matian untuk dapat masuk ke perguruan tinggi. Haris dilihat-lihat santainya kebangetan.

"Rik, nanti lulus SMP, lo mau lanjut dimana?" Tanya Haris yang entah sejak kapan sudah duduk diatas ranjang milik Riki, matanya ikut memperhatikan game yang sedang dimainkan Riki pada komputer.

"Gak tau, gak lanjut paling. Gue mau jadi gamer aja," jawab Riki seenaknya.

"Gue serius, bocah!"

"Gue juga serius."

Haris menghela napas kasar. Dia kemudian membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar adiknya.

"Kalo bisa lo lanjut di SMA gue aja, Rik."

Riki melirik sekilas kearah Haris, "Kenapa harus SMA lo? Banyak cewek cakepnya?"

"Heh, masih bocah lo!" Haris sedikit mengubah posisinya agar bisa melihat dengan jelas sang adik yang tengah duduk di meja belajar itu. "Gue cuma nawarin, kali aja lo mau satu sekolah sama Natha," lanjut Haris.

"Hah?! Kak Natha satu sekolahan sama lo?!"

"Gue pikir lo udah tau."

Riki menggelengkan kepalanya, dia malah baru tau hari ini. Pantas saja saat di mall tempo hari, Haris seperti sudah kenal lama dengan Natha, padahal Riki baru memperkenalkan mereka hari itu.

Broken Piece of Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang